![]() |
Ilustrasi penemuan jenazah terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki) |
Poso - Satuan Tugas Tinombala menembak mati Andika, seorang terduga teroris yang tergabung pada Mujahidin Indonesia Timur. Peristiwa itu terjadi sebelum penangkapan terhadap Basri, petinggi kelompok teror tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, jenazah Andika ditemukan usai baku tembak, Rabu (14/9), sekitar pukul 9.00 WITA.
Kurang lebih satu jam setelah penemuan jenazah itu, personel Satgas Tinombala menangkap Basri.
"Ketika pasukan sedang patroli ada yang tertembak dan tertangkap, salah satunya Basri," kata Rudy di Jakarta.
Andika adalah buron yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Daerah tersebut berhubungan kuat dengan Santoso alias Abu Wardah, yang sebelumnya memimpin Mujahidin Indonesia Timur.
Catatan CNNIndonesia.com, hubungan Santoso dengan Bima terkait salah satu istrinya yang berasal dari daerah itu. Menurut data dari seorang sumber, kelompok teroris Bima kerap mengikuti pelatihan militer teroris beralias Pak Bos itu di Poso.
Sementara Basri yang merupakan orang kedua di Mujahidin Indonesia Timur, menurut Rudy, rencananya akan menjadi pengganti Santoso yang tewas ditembak aparat.
"Basri ini, menurut keluarga dan teman-temannya, akan memimpin menggantikan Santoso," ujarnya.
Rudy yakin, penangkapan Basri dapat melemahkan kelompok teror yang kini beranggotakan 13 orang itu.
"Dia (Basri) selama ini dekat sama Santoso. Karena Santoso bawa istri dan dia juga bawa istri. Yang di atas (jabatannya) itu boleh bawa istri," kata Rudy.
Saat ini, polisi masih mencari keberadaan istri Basri. Selain itu, orang ketiga di kelompok tersebut, Ali Kalora, juga masih buron.(CNN)
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, jenazah Andika ditemukan usai baku tembak, Rabu (14/9), sekitar pukul 9.00 WITA.
Kurang lebih satu jam setelah penemuan jenazah itu, personel Satgas Tinombala menangkap Basri.
"Ketika pasukan sedang patroli ada yang tertembak dan tertangkap, salah satunya Basri," kata Rudy di Jakarta.
Andika adalah buron yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Daerah tersebut berhubungan kuat dengan Santoso alias Abu Wardah, yang sebelumnya memimpin Mujahidin Indonesia Timur.
Catatan CNNIndonesia.com, hubungan Santoso dengan Bima terkait salah satu istrinya yang berasal dari daerah itu. Menurut data dari seorang sumber, kelompok teroris Bima kerap mengikuti pelatihan militer teroris beralias Pak Bos itu di Poso.
Sementara Basri yang merupakan orang kedua di Mujahidin Indonesia Timur, menurut Rudy, rencananya akan menjadi pengganti Santoso yang tewas ditembak aparat.
"Basri ini, menurut keluarga dan teman-temannya, akan memimpin menggantikan Santoso," ujarnya.
Rudy yakin, penangkapan Basri dapat melemahkan kelompok teror yang kini beranggotakan 13 orang itu.
"Dia (Basri) selama ini dekat sama Santoso. Karena Santoso bawa istri dan dia juga bawa istri. Yang di atas (jabatannya) itu boleh bawa istri," kata Rudy.
Saat ini, polisi masih mencari keberadaan istri Basri. Selain itu, orang ketiga di kelompok tersebut, Ali Kalora, juga masih buron.(CNN)
loading...
Post a Comment