Aryos Nivada |
StatusAceh.Net - Perilaku kader atau elit Partai Aceh yang berkomentar syarat intimidasi secara verbal (kata-kata), seperti Abon Thalib dan Juragan. Menurut saya bagian dari strategi politik Partai Aceh untuk menggiring masyarakat Aceh agar memilih Muzakir Manaf menjadi gubernur Aceh.
"Kata-kata itu muatan teror lebih terasa di publik, sehingga membuat resah. Cara intimidasi dari hasil survey “Jaringan Survey Inisiatif” tidak efektif lagi dijadikan strategi politik, karena masyarakat Aceh merespon negatif." Ujar Aryos Nivada, Kamis, 8 September 2016.
Pesan lain adalah tindakan beberapa kader dan elit Partai Aceh mengeluarkan pernyataan itu membuka luka lama masa kelam konflik kembali. Jika begitu kapan Aceh menatap masa depan lebih baik jika selalu terjadi pola tindakan intimidasi. Sekaligus pernyataan itu merusak semangat Pilkada damai. Ini harus menjadi keprihatian banyak pihak.
Catatan perlu ditindaklanjuti pada institusi Bawaslu Aceh dan Panwasli Aceh agar menegur kepada para kontestan siapa pun untuk tidak mengeluarkan pernyataan provokatif bernuansa intimidasi.
"Saya berharap agar Muzakir Manaf selaku Ketua Partai Aceh menindak tegas kadernya yang membuat pernyataan yang provokatif, jangan sampai gara-gara kader berdampak rusaknya citra partai di mata konstituennya." tutur Aryos Nivada.
Dampak lainnya akan merugikan Muzakir Manaf dan Partai Acehnya sendiri, karena akan menurunkan suara dan dukungan dirinya di Pilkada 2017 nantinya.
Saya yakin Muzakir Manaf akan mendukung jalannya Pilkada damai yang berkualitas. Karena beliau politikus yang menjunjung tinggi nilai-nilai berdemokratis secara santun dan beretika.(Red)
loading...
Post a Comment