 |
| Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach |
Sport - Dicibir di awal gelaran Piala Eropa, Portugal malah melenggang ke babak final. Sang pelatih, Fernando Santos, malah merasa diuntungkan dengan kritikan atas penampilan kurang meyakinkan itu.
Perjalanan Portugal ke final memang tertatih-tatih. Cristiano Ronaldo dkk, lolos ke babak knock-out sebagai pemilik jatah salah satu urutan ketiga terbaik. Mereka cuma meraih tiga hasil imbang dari tiga laga yang dilakoni sepanjang fase grup.
Dalam laga-laga di babak gugur, dari perdelapanfinal hingga perempatfinal, tidak sekali pun Portugal menang dalam pertandingan 90 menit. Kemenangan dalam waktu normal baru didapatkan saat Portugal menghadapi Wales di semifinal.
Tim berjuluk Selecção das Quinas itu akan menghadapi Prancis di babak puncak yang akan dihelat Senin (11/7/2016) pukul 02.00 WIB. Santos tak gusar kendati anak asuhnya tak diunggulkan ketimbang tuan rumah.
"Biarkan mereka melanjutkan penilaian itu, penilaian kalau Portugal menang tanpa layak mendapatkannya. Saya akan pulang dengan suka cita," kata Santos seperti dikutip Reuters.
"Kami akan menghadapi Prancis di final dan mereka akan bermain di kandang sendiri. Prancis lebih difavoritkan. Menjadi favorit adalah satu hal dan menjadi juara adalah hal lainnya. Saya yakin Portugal yang akan menjadi juara," tutur dia.
Di atas kertas Prancis lebih diunggulkan ketimbang Portugal untuk menjadi juara Piala Eropa kali ini. Prancis memenangkan 10 pertemuan terakhir dengan Portugal sejak 1975, termasuk duel di semifinal Piala Eropa di tahun 1984 dan 2000, serta semifinal Piala Dunia 2006.
Namun, fakta itu tak membuat Santos ciut. Dia tetap optimistis kali ini Portugal yang bakal keluar sebagai pemenang.
"Sebelumnya tak pernah ada final antara Portugal dengan Prancis. Sejarah cuma mengatakan pertemuan ada di semifinal dan saya yakin Portugal akan membuat sejarah di babak final kali ini," tutur Santos.
"Semua angka dan statistik tak akan ada artinya pada pertandingan besok," imbuh dia.[detik.com]
Perjalanan Portugal ke final memang tertatih-tatih. Cristiano Ronaldo dkk, lolos ke babak knock-out sebagai pemilik jatah salah satu urutan ketiga terbaik. Mereka cuma meraih tiga hasil imbang dari tiga laga yang dilakoni sepanjang fase grup.
Dalam laga-laga di babak gugur, dari perdelapanfinal hingga perempatfinal, tidak sekali pun Portugal menang dalam pertandingan 90 menit. Kemenangan dalam waktu normal baru didapatkan saat Portugal menghadapi Wales di semifinal.
Tim berjuluk Selecção das Quinas itu akan menghadapi Prancis di babak puncak yang akan dihelat Senin (11/7/2016) pukul 02.00 WIB. Santos tak gusar kendati anak asuhnya tak diunggulkan ketimbang tuan rumah.
"Biarkan mereka melanjutkan penilaian itu, penilaian kalau Portugal menang tanpa layak mendapatkannya. Saya akan pulang dengan suka cita," kata Santos seperti dikutip Reuters.
"Kami akan menghadapi Prancis di final dan mereka akan bermain di kandang sendiri. Prancis lebih difavoritkan. Menjadi favorit adalah satu hal dan menjadi juara adalah hal lainnya. Saya yakin Portugal yang akan menjadi juara," tutur dia.
Di atas kertas Prancis lebih diunggulkan ketimbang Portugal untuk menjadi juara Piala Eropa kali ini. Prancis memenangkan 10 pertemuan terakhir dengan Portugal sejak 1975, termasuk duel di semifinal Piala Eropa di tahun 1984 dan 2000, serta semifinal Piala Dunia 2006.
Namun, fakta itu tak membuat Santos ciut. Dia tetap optimistis kali ini Portugal yang bakal keluar sebagai pemenang.
"Sebelumnya tak pernah ada final antara Portugal dengan Prancis. Sejarah cuma mengatakan pertemuan ada di semifinal dan saya yakin Portugal akan membuat sejarah di babak final kali ini," tutur Santos.
"Semua angka dan statistik tak akan ada artinya pada pertandingan besok," imbuh dia.[detik.com]
loading...
Post a Comment