Krueng Mane - FPI bantah bahwa pihaknya telah melakukan kericuhan terkait peristiwa yang terjadi, di Masjid Al-Azzah, Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, sehingga harus melakukan shalat jum'at kedua kali karena tidak sesuai dengan ajaran Ahlu sunnah wal jamaah.
Hal tersebut disampaikan Tgk Muslim A Thahiry selaku ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh, Jumat, (20/5) dalam pesan singkatnya kepada reporter StatusAceh.Net.
"Perlu saya jelaskan terhadap berita yang beredar di media sosial bahwa FPI yang bikin ricuh di mesjid Baitul Izzah Krueng Mane Aceh Utara dan FPI yang membuarkan shalat Jumat itu berita bohong, karna kejadian yang sebenarnya adalah FPI hadir ke mesjid Baitul Izzah cuma memenuhi undangan dari para ulama dan tokoh kecamatan Muara Batu yang telah lama memperjuangkan agar mesjid Baitul Izzah kembali ke tangan Ahlussunah Waljamaah," tuturnya.
Menurutnya, mesjid tersebut sudah lama dikuasai wahabi, dan akhirnya kembali ditetapkan status masjid tersbut milik Ahlu sunnah wal jamaah, dan FPI datang ke masjid tersebut sebagai undangan untuk memperjelas status Masjid yang di ikuti oleh para ulama di Aceh.
Dan pihak FPI pun datang ke masjid sekitar pukul 11:00 WIB, seraya masuk kedalam dengan tertib.
"Alhamdulilah mesjid Baitul Izzah telah resmi kembali ketangan para ulama Aswaja dengan adanya surat keputusan bupati tentang pemberhentian imam masjid dari kalangan wahabi," jelas Tgk Muslim.
Tgk Muslim juga menambahkan, setiba di Masjid, tiba tiba setelah mengambil wudhuk, Tgk Muslim mendengar suara azan hanya sekali dan khatip telah berada di atas mimbar, karena hal tersebut dirinya keluar dari komplek masjid dan melanjutkan ibadah shalat jumatnya di masjid Geureugok kecamatan Gandapura, Bireuen.
Selesai Ibadah Shalat Jumat, dirinya tiba-tiba dapat informasi bahwa ada keributan di masjid Baitul Izzah Krueng Mane akibat
ada salah masyarakat dari gerakan aswaja yang ingin menyerahkan tongkat
untk khatib agar sesuai dengan keputusan dalam muzakarah ulama Aceh, tapi pihak
pro wahabi dari pemuda menghalangi pihak aswaja yang ingin meyerahkan
tongkat, akhirnya terjadilah bentrok antara pendukung wahabi dan
masyarakat aswaja dari kalangan santri.
"Setelah saya selesai Shalat Jumat di Geurugok, tiba-tiba ada warga yang memberi tau kalau di masjid Krueng Mane ada keributan, sehingga Laskar FPI turut meleraikan agar tidak terjadi rusuh yang smpai mengorbankan darah " tuturnya.
Redaksi
loading...
kerusuhan tongkat lom
ReplyDelete