![]() |
Tim Polres Aceh Timur mengamankan Sayuti, tersangka pembunuh Nek Fatimah. |
Aceh Timur - Polisi akhirnya berhasil menangkap tersangka pembunuh Nek Fatimah. Tersangka Sayuti alias Grandong, 23 tahun, warga Pante Panah, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, diringkus oleh polisi di Medan, Sabtu, 2 April 2016, sekitar pukul 15.00 WIB.
Penangkapan dilakukan tim Resmob Polres Aceh Timur dipimpin Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha Waruwu. Tersangka Sayuti kemudian dibawa ke Aceh Timur untuk proses penyidikan lebih lanjut.
"Penangkapan ini berawal dari laporan pengaduan terkait kasus pembunuhan itu kemarin. Pelaku melakukan pembunuhan dengan cara masuk ke dalam rumah korban dari pintu belakang. Pelaku mencekik korban sampai meninggal dunia, kemudian diikat tali di bagian leher korban. Pelaku juga menjarah harta korban seperti cincin dan kerabu," ujar Kapolres Aceh Timur melalui Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha Waruwu kepada portalsatu.com via telpon seluler.
AKP Budi menyebut semua harta korban yang diambi oleh tersangka—dan kini menjadi barang bukti—masih utuh atau belum sempat dijual. "Barang bukti berupa dua cincin seberat lebih kurang 3 mayam," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Fatimah atau Nek Faimah, 65 tahun, ditemukan meninggal dunia dalam kamar rumahnya di Gampong Pante Panah, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, Jumat, 1 April 2016 sekitar pukul 08.30 WIB. Keluarga menduga korban tewas karena tindak kekerasan.
"Saya dapat informasi dari salah satu tetangga, bahwa tadi pagi wawak dibilang sudah meninggal. Secara pribadi saya tidak yakin karena kondisi wawak kemarin sore masih sehat saat bertemu dengan saya sekitar pukul 18.00 sore," ujar Jamaliyah, salah satu kerabat korban ketika diwawancarai portalsatu.com di ruang UGD RSU Zubir Mahmud
Jamaliyah mengaku terpukul dengan musibah tersebut. Dia menduga korban meninggal karena dibunuh. Pasalnya saat ditemukan, di leher Fatimah terdapat seutas tali. "Seperti tali jemuran. Kemudian seluruh isi kamar sudah berantakan, setelah itu cincin yang wawak pakai sudah hilang di jarinya, kemudian juga pintu belakang rumah terbuka," kata Jamaliyah.
Korban selama ini hidup sebatang kara di rumah tersebut. Suaminya sudah lama meninggal dunia. Fatimah memang memiliki anak, tetapi jarang sekali pulang menjenguk ibunya. "Anaknya itu jualan di Keude Karona dan sudah berkeluarga," kata Jamaliyah.(Sumber: portalsatu.com)
Penangkapan dilakukan tim Resmob Polres Aceh Timur dipimpin Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha Waruwu. Tersangka Sayuti kemudian dibawa ke Aceh Timur untuk proses penyidikan lebih lanjut.
"Penangkapan ini berawal dari laporan pengaduan terkait kasus pembunuhan itu kemarin. Pelaku melakukan pembunuhan dengan cara masuk ke dalam rumah korban dari pintu belakang. Pelaku mencekik korban sampai meninggal dunia, kemudian diikat tali di bagian leher korban. Pelaku juga menjarah harta korban seperti cincin dan kerabu," ujar Kapolres Aceh Timur melalui Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha Waruwu kepada portalsatu.com via telpon seluler.
AKP Budi menyebut semua harta korban yang diambi oleh tersangka—dan kini menjadi barang bukti—masih utuh atau belum sempat dijual. "Barang bukti berupa dua cincin seberat lebih kurang 3 mayam," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Fatimah atau Nek Faimah, 65 tahun, ditemukan meninggal dunia dalam kamar rumahnya di Gampong Pante Panah, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, Jumat, 1 April 2016 sekitar pukul 08.30 WIB. Keluarga menduga korban tewas karena tindak kekerasan.
"Saya dapat informasi dari salah satu tetangga, bahwa tadi pagi wawak dibilang sudah meninggal. Secara pribadi saya tidak yakin karena kondisi wawak kemarin sore masih sehat saat bertemu dengan saya sekitar pukul 18.00 sore," ujar Jamaliyah, salah satu kerabat korban ketika diwawancarai portalsatu.com di ruang UGD RSU Zubir Mahmud
Jamaliyah mengaku terpukul dengan musibah tersebut. Dia menduga korban meninggal karena dibunuh. Pasalnya saat ditemukan, di leher Fatimah terdapat seutas tali. "Seperti tali jemuran. Kemudian seluruh isi kamar sudah berantakan, setelah itu cincin yang wawak pakai sudah hilang di jarinya, kemudian juga pintu belakang rumah terbuka," kata Jamaliyah.
Korban selama ini hidup sebatang kara di rumah tersebut. Suaminya sudah lama meninggal dunia. Fatimah memang memiliki anak, tetapi jarang sekali pulang menjenguk ibunya. "Anaknya itu jualan di Keude Karona dan sudah berkeluarga," kata Jamaliyah.(Sumber: portalsatu.com)
loading...
Post a Comment