![]() |
Jet tempur Rusia tinggalkan Suriah. ©REUTERS/Russian Ministry of Defence |
StatusAceh.Net - Rusia mengejutkan dunia internasional dalam 24 jam terakhir dengan mengumumkan penarikan mundur pasukan mereka dari Suriah.
Sejumlah kalangan masih kebingungan apa alasan Presiden Vladimir Putin memulangkan pasukan mereka dan menunjukkan sikap mau bekerja sama dengan negara Barat.
September lalu Rusia menyatakan ikut terjun dalam konflik Suriah dengan mengatakan akan menyerang kelompok pemberontak dan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun negara Barat menilai keterlibatan Rusia di Suriah adalah untuk mendukung pasukan pemerintah rezim Basyar al-Assad yang selama ini adalah sekutu Negeri Beruang Merah itu dan Iran. Serangan udara militer Rusia juga dilaporkan menghantam basis pasukan pemberontak yang selama ini didukung negara Barat, seperti Amerika Serikat yang menginginkan Assad lengser.
Pengamat militer dari Eurasia Group, Cliff Kupchan, Ayham Kamel, dan ALexander Klimetnt menilai, Putin punya sejumlah alasan buat menarik mundur pasukannya. Tapi yang terutama alasannya adalah untuk memperbaiki citra buruk Rusia di panggung internasional.
"Pertama, Putin telah mencapai tujuan dengan memperkuat kedudukan Presiden Basyar al-Assad dan mengakhiri wacana penggulingan rezim itu lewat tindakan militer. Kedua, tentu bukan kebetulan Putin menyampaikan keputusan ini tepat di hari ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar pembicaraan damai antara pihak-pihak yang bertikai di Suriah," kata mereka, seperti dilansir stasiun televisi CNBC, Selasa (15/3).
Meski begitu, sejumlah kalangan masih meragukan komitmen Rusia dalam menarik mundur pasukannya di Suriah.
Putin mengumumkan penarikan mundur itu dimulai kemarin tapi dia tidak menyampaikan kapan batas akhir operasi itu. Dengan demikian, pangkalan udara Hmeymim di luar Latakia, lokasi yang selama ini dipakai Rusia untuk melancarkan serangan udara masih akan digunakan.
"Tak seorang pun ingin berurusan dengan Rusia setelah apa yang terjadai di Ukraina. Tujuan dari campur tangan mereka di Suriah adalah supaya negara Barat mau kembali mengadakan kesepakatan dengan Rusia," ujar pengamat militer independent Alexanderr Golts.
"Penarikan mundur ini sudah dimulai dan mereka keluar dari konflik dengan kerugian minimal. Ini merupakan taktik yang cukup brilian."(MDK)
Sejumlah kalangan masih kebingungan apa alasan Presiden Vladimir Putin memulangkan pasukan mereka dan menunjukkan sikap mau bekerja sama dengan negara Barat.
September lalu Rusia menyatakan ikut terjun dalam konflik Suriah dengan mengatakan akan menyerang kelompok pemberontak dan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun negara Barat menilai keterlibatan Rusia di Suriah adalah untuk mendukung pasukan pemerintah rezim Basyar al-Assad yang selama ini adalah sekutu Negeri Beruang Merah itu dan Iran. Serangan udara militer Rusia juga dilaporkan menghantam basis pasukan pemberontak yang selama ini didukung negara Barat, seperti Amerika Serikat yang menginginkan Assad lengser.
Pengamat militer dari Eurasia Group, Cliff Kupchan, Ayham Kamel, dan ALexander Klimetnt menilai, Putin punya sejumlah alasan buat menarik mundur pasukannya. Tapi yang terutama alasannya adalah untuk memperbaiki citra buruk Rusia di panggung internasional.
"Pertama, Putin telah mencapai tujuan dengan memperkuat kedudukan Presiden Basyar al-Assad dan mengakhiri wacana penggulingan rezim itu lewat tindakan militer. Kedua, tentu bukan kebetulan Putin menyampaikan keputusan ini tepat di hari ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar pembicaraan damai antara pihak-pihak yang bertikai di Suriah," kata mereka, seperti dilansir stasiun televisi CNBC, Selasa (15/3).
Meski begitu, sejumlah kalangan masih meragukan komitmen Rusia dalam menarik mundur pasukannya di Suriah.
Putin mengumumkan penarikan mundur itu dimulai kemarin tapi dia tidak menyampaikan kapan batas akhir operasi itu. Dengan demikian, pangkalan udara Hmeymim di luar Latakia, lokasi yang selama ini dipakai Rusia untuk melancarkan serangan udara masih akan digunakan.
"Tak seorang pun ingin berurusan dengan Rusia setelah apa yang terjadai di Ukraina. Tujuan dari campur tangan mereka di Suriah adalah supaya negara Barat mau kembali mengadakan kesepakatan dengan Rusia," ujar pengamat militer independent Alexanderr Golts.
"Penarikan mundur ini sudah dimulai dan mereka keluar dari konflik dengan kerugian minimal. Ini merupakan taktik yang cukup brilian."(MDK)
loading...
Post a Comment