![]() |
Ilustrasi |
Medan - Penodongan terhadap penumpang bus tujuan Aceh kembali terjadi di Terminal Terpadu Pinangbaris, Medan, Kamis (7/1/2016).
Beruntung polisi bergerak cepat sehingga pelaku berhasil ditangkap sebelum menghabiskan harta korbannya.
Aksi kriminalitas ini dilakukan Yasir Arafat Nasution (39), dengan mengeluarkan ancaman memiliki senjata tajam. Pelaku yang berdomisili tidak jauh dari terminal ini kemudian memaksa korban, Ibnu Hajar menyerahkan barang bawaannya.
Korban yang tengah menunggu keberangkatan bus yang ditumpanginya ke Aceh itu tidak berdaya, sehingga menuruti permintaan pelaku.
Sebuah tas berisi uang dan barang berharga lainnya dengan cepat berpindah ke tangan pelaku. Namun ternyata korban tidak menyerah sepenuhnya, karena setelah pelaku berlalu ia langsung melapor ke polisi.
Polisi merespon laporan ini dengan menyisir areal terminal. Hasilnya, pelaku diringkus bersama tas hasil jarahannya.
"Kami langsung menyisir terminal. Kebetulan pelaku masih di situ," kata Kanit Reskrim Polsek Medan Sunggal Iptu Nur Istiono.
Nur mengakui aksi pemerasan penumpang di Pinangbaris cukup tinggi. Dalam kasus ini ia mengapresiasi tindakan korban yang langsung melapor.
Karena dari beberapa kasus, korban tidak melapor sehingga pelaku semakin leluasa beraksi.
Menurutnya, para pelaku tidak melakukan diskriminasi dalam beraksi. "Kebetulan saja warga Aceh. Karena kebetulan Pinangbaris kan pintu gerbang Medan ke Aceh," ujarnya.
Dari kasus terdahulu, para pelaku hanya menargetkan kejahatannya kepada penumpang yang berpenampilan mencolok.
Dalam hal ini tidak hanya menggunakan perhiasan berhiasan, tapi juga barang bawaan yang mengundang perhatian.
"Mereka sudah amati mana penumpang yang diduga membawa barang berharga. Jadi bukan karena dia suku tertentu," tandasnya. (serambinews.com)
Beruntung polisi bergerak cepat sehingga pelaku berhasil ditangkap sebelum menghabiskan harta korbannya.
Aksi kriminalitas ini dilakukan Yasir Arafat Nasution (39), dengan mengeluarkan ancaman memiliki senjata tajam. Pelaku yang berdomisili tidak jauh dari terminal ini kemudian memaksa korban, Ibnu Hajar menyerahkan barang bawaannya.
Korban yang tengah menunggu keberangkatan bus yang ditumpanginya ke Aceh itu tidak berdaya, sehingga menuruti permintaan pelaku.
Sebuah tas berisi uang dan barang berharga lainnya dengan cepat berpindah ke tangan pelaku. Namun ternyata korban tidak menyerah sepenuhnya, karena setelah pelaku berlalu ia langsung melapor ke polisi.
Polisi merespon laporan ini dengan menyisir areal terminal. Hasilnya, pelaku diringkus bersama tas hasil jarahannya.
"Kami langsung menyisir terminal. Kebetulan pelaku masih di situ," kata Kanit Reskrim Polsek Medan Sunggal Iptu Nur Istiono.
Nur mengakui aksi pemerasan penumpang di Pinangbaris cukup tinggi. Dalam kasus ini ia mengapresiasi tindakan korban yang langsung melapor.
Karena dari beberapa kasus, korban tidak melapor sehingga pelaku semakin leluasa beraksi.
Menurutnya, para pelaku tidak melakukan diskriminasi dalam beraksi. "Kebetulan saja warga Aceh. Karena kebetulan Pinangbaris kan pintu gerbang Medan ke Aceh," ujarnya.
Dari kasus terdahulu, para pelaku hanya menargetkan kejahatannya kepada penumpang yang berpenampilan mencolok.
Dalam hal ini tidak hanya menggunakan perhiasan berhiasan, tapi juga barang bawaan yang mengundang perhatian.
"Mereka sudah amati mana penumpang yang diduga membawa barang berharga. Jadi bukan karena dia suku tertentu," tandasnya. (serambinews.com)
loading...
Post a Comment