Jakarta - Gabungan
beberapa organisasi kemasyarakatan berkumpul di kantor LBH Jakarta guna
menyatakan sikap menolak dan meminta aparat menghentikan aksi kekerasan
yang menimpa masyarakat Papua, baik yang terjadi di Jakarta dan di
Papua pada 1 Desember lalu.
Menurut Bernard Agapa, aktifis dari 'Papua Itu Kita' aksi unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta kemarin bukan bentuk gerakan separatis yang mengganggu kedaulatan. "Tanggal 1 Desember merupakan hari bagi orang Papua dalam merayakan ekspresi identitas," katanya di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Bernard menambahkan setiap perayaan tanggal 1 Desember sejak 1961 terus menelan korban. Menurutnya 1 Desember merupakan saat pertama kali masyarakat menyebut diri mereka sebagai Papua, dan di tanggal itu pula nama Papua diresmikan.
Selasa kemarin 1 Desember 2015, Aliansi Mahasiswa Papua melangsungkan demonstrasi di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Namun demonstrasi tersebut berujung rusuh. Mahasiswa melempari polisi dengan batu, sementara 300 polisi menyemprotkan gas air mata.
Selain di Jakarta, sebanyak 32 orang ditangkap karena diduga hendak memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka. Sedangkan warga mengklaim bahwa mereka ditangkap saat akan melakukan ibadah.
Aliansi ini juga menuntut dua mahasiswa yang masih ditahan kepolisian yakni Enos Suhun dan Eliakimitlay untuk dibebaskan. Selain itu juga meminta aparat menghentikan aksi represif terhadap orang Papua serta kelompok masyarakat sipil lainnya seperti buruh.
Gabungan Aliansi Masyarakat ini terdiri dari Papua Itu Kita, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Front Mahasiswa Nasional, Federasi Buruh Lintas Pabrik, Perempuan Mahardhika, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan dan 18 organisasi lainnya.
Menurut Bernard Agapa, aktifis dari 'Papua Itu Kita' aksi unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta kemarin bukan bentuk gerakan separatis yang mengganggu kedaulatan. "Tanggal 1 Desember merupakan hari bagi orang Papua dalam merayakan ekspresi identitas," katanya di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Bernard menambahkan setiap perayaan tanggal 1 Desember sejak 1961 terus menelan korban. Menurutnya 1 Desember merupakan saat pertama kali masyarakat menyebut diri mereka sebagai Papua, dan di tanggal itu pula nama Papua diresmikan.
Selasa kemarin 1 Desember 2015, Aliansi Mahasiswa Papua melangsungkan demonstrasi di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Namun demonstrasi tersebut berujung rusuh. Mahasiswa melempari polisi dengan batu, sementara 300 polisi menyemprotkan gas air mata.
Selain di Jakarta, sebanyak 32 orang ditangkap karena diduga hendak memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka. Sedangkan warga mengklaim bahwa mereka ditangkap saat akan melakukan ibadah.
Aliansi ini juga menuntut dua mahasiswa yang masih ditahan kepolisian yakni Enos Suhun dan Eliakimitlay untuk dibebaskan. Selain itu juga meminta aparat menghentikan aksi represif terhadap orang Papua serta kelompok masyarakat sipil lainnya seperti buruh.
Gabungan Aliansi Masyarakat ini terdiri dari Papua Itu Kita, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Front Mahasiswa Nasional, Federasi Buruh Lintas Pabrik, Perempuan Mahardhika, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan dan 18 organisasi lainnya.
TEMPO
loading...
Post a Comment