Kepala BIN Sutiyoso foto bersama Din Minimi dan anggota Din Minimi |
Banda Aceh - Penyerahan diri Nurdin Ismail alias Din Minimi bersama 120 anggotanya, Senin (28/12/2015) kepada Badan Intelejen Negara (BIN) berlangsung dramatis. Rombongan BIN turun ke Lhokseumawe secara diam-diam. Din Minimi menyerah karena ingin meminta KPK turun ke Aceh. BIN mengaku sering berkomunikasi dengan Din Minimi melalui perantara.
Kepala BIN, Sutiyoso, Selasa (29/12/2015) mengatakan kelompok Din Minimi bukan gerombolan separatis dan tidak menyusahkan rakyat. “anggota Din Minimi harus diberikan kompensasi,” kata Sutiyoso dikutip dari wawancaranya dengan Metro TV, Selasa tadi.
“Saya sebenarnya sudah berhubungan dengan anggota Din Minimi dari jarak jauh lewat telpon itupun dengan perantara,” akui Sutiyoso.
“Pada Senin (28/12/2015) kita bicara, akhirnya 120 anggota Din Minimi menyerah bersama 15 pucuk senjata dan satu katung amunisi,” terang Kepala BIN.
Masih dikatakan Sutiyoso, kelompok Din Minimi kecewa dengan elite GAM yang sedang berkuasa di Aceh. “tuntutan Din Minimi masuk akal dan rasional,” ujarnya.
Apa saja tuntutan Din Minimi, Kepala BIN menjelaskan, kelompok Din Minimi minta re-integrasi dilanjutkan sesuai dengan MoU Helsinki. Para janda atau inong bale GAM diberikan kesejahteraan, anak yatim piatu dari GAM dipelihara.
Kemudian Sutiyoso mengataka, Din Minimi minta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun ke Aceh. “Ini saran yang baik, dia melihat ketidakberesan pengelolaan ABPD di Aceh,” ujar Sutiyoso.
Tuntutan lain, Din Minimi meminta agar melibatkan peninjau independen pada pelaksanaan Pilkada Aceh tahun 2017 mendatang.
Diantara tuntutan tersebut, Din Minimi meminta amnesti karena menurut Sutiyoso, kelompok itu tidak berbuat apa-apa justru ada kelompok lain yang membuat kriminal di Aceh. (Acehterkini)
Kepala BIN, Sutiyoso, Selasa (29/12/2015) mengatakan kelompok Din Minimi bukan gerombolan separatis dan tidak menyusahkan rakyat. “anggota Din Minimi harus diberikan kompensasi,” kata Sutiyoso dikutip dari wawancaranya dengan Metro TV, Selasa tadi.
“Saya sebenarnya sudah berhubungan dengan anggota Din Minimi dari jarak jauh lewat telpon itupun dengan perantara,” akui Sutiyoso.
“Pada Senin (28/12/2015) kita bicara, akhirnya 120 anggota Din Minimi menyerah bersama 15 pucuk senjata dan satu katung amunisi,” terang Kepala BIN.
Masih dikatakan Sutiyoso, kelompok Din Minimi kecewa dengan elite GAM yang sedang berkuasa di Aceh. “tuntutan Din Minimi masuk akal dan rasional,” ujarnya.
Apa saja tuntutan Din Minimi, Kepala BIN menjelaskan, kelompok Din Minimi minta re-integrasi dilanjutkan sesuai dengan MoU Helsinki. Para janda atau inong bale GAM diberikan kesejahteraan, anak yatim piatu dari GAM dipelihara.
Kemudian Sutiyoso mengataka, Din Minimi minta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun ke Aceh. “Ini saran yang baik, dia melihat ketidakberesan pengelolaan ABPD di Aceh,” ujar Sutiyoso.
Tuntutan lain, Din Minimi meminta agar melibatkan peninjau independen pada pelaksanaan Pilkada Aceh tahun 2017 mendatang.
Diantara tuntutan tersebut, Din Minimi meminta amnesti karena menurut Sutiyoso, kelompok itu tidak berbuat apa-apa justru ada kelompok lain yang membuat kriminal di Aceh. (Acehterkini)
loading...
Post a Comment