![]() |
alur Bireuen-Takengon di Aceh putus diterjang longsor. (Foto: Ist) |
StatusAceh.Net - Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan bencana tanah longsor akibat hujan deras telah memutuskan Jalan Lintas Nasional Bireuen-Takengon, tepatnya di Kilometer 85 Desa Jamur Ujung, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
"Bencana tanah longsor Jamur Ujung ini terjadi kemarin (Minggu 20 Januari) siang sekitar pukul 14.33 WIB, karena intensitas hujan yang tinggi," ujar Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, seperti dikutip dari Antaranews, Senin (21/1/2019).
Ia mengatakan, hingga kini jalur tersebut belum bisa dilewati oleh kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat atau lebih, karena telah ditutup oleh petugas setempat.
Arus lalu lintas telah dialihkan ke beberapa jalur alternatif di wilayah setempat, dan ditandai pemasangan alat bagi pelintas jalan raya yang dilakukan oleh polisi lalu lintas dan petugas dari Dinas Perhubungan Bener Meriah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bener Meriah telah terjun ke lokasi untuk memeriksa kontur tanah yang longsor memiliki kedalaman lebih dari 10 meter ke bawah.
"Untuk korban jiwa tidak ada. Yang jelas akses jalan masih belum bisa dilalui. Petugas sejak pagi kemarin telah berada di lokasi untuk melakukan penanganan," kata Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mencatat terdapat 14 daerah dari total 23 kabupaten/kota di Aceh masuk kategori rawan bencana alam, yakni banjir dan tanah longsor akibat tingginya curah hujan dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang Aceh, Zakaria Ahmad, menjelaskan ke-14 daerah tersebut yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Jaya.
"Belasan daerah ini rawan banjir dan tanah longsor karena berada di wilayah perbukitan, dan kawasan daerah aliran sungai. Jadi perlu diwaspadai hujan lebat, petir, dan banjir khususnya di daerah-daerah dataran rendah. Begitu juga untuk daerah-daerah lereng gunung, perbukitan atau pegunungan," katanya. | Antaranews
"Bencana tanah longsor Jamur Ujung ini terjadi kemarin (Minggu 20 Januari) siang sekitar pukul 14.33 WIB, karena intensitas hujan yang tinggi," ujar Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, seperti dikutip dari Antaranews, Senin (21/1/2019).
Ia mengatakan, hingga kini jalur tersebut belum bisa dilewati oleh kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat atau lebih, karena telah ditutup oleh petugas setempat.
Arus lalu lintas telah dialihkan ke beberapa jalur alternatif di wilayah setempat, dan ditandai pemasangan alat bagi pelintas jalan raya yang dilakukan oleh polisi lalu lintas dan petugas dari Dinas Perhubungan Bener Meriah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bener Meriah telah terjun ke lokasi untuk memeriksa kontur tanah yang longsor memiliki kedalaman lebih dari 10 meter ke bawah.
"Untuk korban jiwa tidak ada. Yang jelas akses jalan masih belum bisa dilalui. Petugas sejak pagi kemarin telah berada di lokasi untuk melakukan penanganan," kata Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mencatat terdapat 14 daerah dari total 23 kabupaten/kota di Aceh masuk kategori rawan bencana alam, yakni banjir dan tanah longsor akibat tingginya curah hujan dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang Aceh, Zakaria Ahmad, menjelaskan ke-14 daerah tersebut yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Jaya.
"Belasan daerah ini rawan banjir dan tanah longsor karena berada di wilayah perbukitan, dan kawasan daerah aliran sungai. Jadi perlu diwaspadai hujan lebat, petir, dan banjir khususnya di daerah-daerah dataran rendah. Begitu juga untuk daerah-daerah lereng gunung, perbukitan atau pegunungan," katanya. | Antaranews
loading...
Post a Comment