Ilustrasi |
StatusAceh.Net - Baku tembak antara personel TNI dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Banti Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua pada Minggu kemarin menewaskan dua orang dari KKB dan puluhan lainnya terluka. Sedangkan dari pihak TNI, satu prajurit Pratu Vicky Rumpaisum gugur.
Situasi terakhir hingga Selasa (3/4) siang, 50 personel TNI masih melakukan pengejaran terhadap 200-an anggota KKB yang disinyalir gabungan dari sejumlah kelompok pengacau di sana. Daerah Banti yang menjadi lokasi baku tembak, akhirnya berhasil dikuasai TNI.
"Saat kontak tembak, dari hasil pantauan drone dari kelompok mereka dua orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Kemudian sambil mundur melarikan diri, mereka membakar rumah warga," terang Kepala Penerangan Kodam (kapendam) XVII Cenderawasih, Kolonel Inf. Muhammad Aidi kepada merdeka.com, Selasa (3/4).
Pembakaran rumah warga oleh anggota KKB ini diduga merupakan realisasi ultimatum yang disiarkan sebelumnya melalui media, bahwa mereka menyatakan perang terhadap TNI dan Polri, serta menuntut penutupan operasional tambang asing termasuk Freeport.
Selain menebar ancaman terhadap keamanan, mereka juga menyerukan kepada kelompok KKB lainnya untuk bersatu.
Rumah yang dibakar milik warga yang sebelumnya juga turut menjadi sandera KKB di tahun 2017 lalu. Usai insiden penyanderaan 1.300 warga di sejumlah desa tersebut selesai, tidak kurang dari 400 warga asli setempat tidak mengungsi.
"Kita bersyukur seluruh warga itu dalam keadaan aman," terang Aidi.
TNI memprediksi jumlah anggota gabungan KKB sekira 200 orang. Sebagian besar memakai senjata tradisional seperti parang, panah dan tombak. Sedangkan 40 sampai 50 menggunakan senjata laras panjang standar militer.
Sedangkan dalam pengejaran KKB, TNI menerjunkan 50 personel terdiri dari Yonif 751/R 20 orang, Yonif 754/ENK 20 orang dan Brigif 20/IJK 10 orang.
"Karena kita tidak bisa mengerahkan pasukan besar, karena medan terjal dan berbahaya. Sehingga bergerak kelompok kecil," pungkas Aidi. [MDK]
Situasi terakhir hingga Selasa (3/4) siang, 50 personel TNI masih melakukan pengejaran terhadap 200-an anggota KKB yang disinyalir gabungan dari sejumlah kelompok pengacau di sana. Daerah Banti yang menjadi lokasi baku tembak, akhirnya berhasil dikuasai TNI.
"Saat kontak tembak, dari hasil pantauan drone dari kelompok mereka dua orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Kemudian sambil mundur melarikan diri, mereka membakar rumah warga," terang Kepala Penerangan Kodam (kapendam) XVII Cenderawasih, Kolonel Inf. Muhammad Aidi kepada merdeka.com, Selasa (3/4).
Pembakaran rumah warga oleh anggota KKB ini diduga merupakan realisasi ultimatum yang disiarkan sebelumnya melalui media, bahwa mereka menyatakan perang terhadap TNI dan Polri, serta menuntut penutupan operasional tambang asing termasuk Freeport.
Selain menebar ancaman terhadap keamanan, mereka juga menyerukan kepada kelompok KKB lainnya untuk bersatu.
Rumah yang dibakar milik warga yang sebelumnya juga turut menjadi sandera KKB di tahun 2017 lalu. Usai insiden penyanderaan 1.300 warga di sejumlah desa tersebut selesai, tidak kurang dari 400 warga asli setempat tidak mengungsi.
"Kita bersyukur seluruh warga itu dalam keadaan aman," terang Aidi.
TNI memprediksi jumlah anggota gabungan KKB sekira 200 orang. Sebagian besar memakai senjata tradisional seperti parang, panah dan tombak. Sedangkan 40 sampai 50 menggunakan senjata laras panjang standar militer.
Sedangkan dalam pengejaran KKB, TNI menerjunkan 50 personel terdiri dari Yonif 751/R 20 orang, Yonif 754/ENK 20 orang dan Brigif 20/IJK 10 orang.
"Karena kita tidak bisa mengerahkan pasukan besar, karena medan terjal dan berbahaya. Sehingga bergerak kelompok kecil," pungkas Aidi. [MDK]
loading...
Post a Comment