![]() |
Kampanye Leuser (Dok. Usaid Lestari) |
Banda Aceh - Muda mudi Aceh yang peduli warisan Leuser melakukan
kampanye. Sebagai situs warisan dunia, eksosistem Leuser tak boleh pudar
begitu saja.
Sebanyak 250 pelajar di Banda Aceh melakukan tarian Saman massal di Taman Sari, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (5/8/2017). Kegiatan ini bagian dari pergelaran akbar Tari Saman oleh 10.001 penari yang akan digelar pada 13 Agustus 2017 mendatang di Gayo Lues.
Kegiatan tari Saman massal ini digelar untuk mengajak generasi muda Aceh untuk mengekspresikan kepeduliannya terhadap kawasan Ekosistem Leuser. Kampanye ini mengangkat tema "Saman Pengawal Leuser: Mengawal Tradisi Melalui Konservasi". Semua penari yang akan menunjukkan kemampuan besok merupakan pelajar dari 12 sekolah di Banda Aceh.
Communication & Advocacy Specialist USAID LESTARI Aceh, Cut Meurah Intan, mengatakan, rangkaian kegiatan yang digelar pihaknya ini untuk menyediakan wadah bagi berbagai pihak untuk bertukar informasi dan inspirasi tentang upaya konservasi sekaligus membangun kesadaran publik yang lebih baik tentang Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
"Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan Gayo Lues, salah satu kabupaten di dalam KEL yang memiliki potensi ekowisata," kata Intan saat menggelar konferensi pers di warung Sekber Jurnalis Banda Aceh, Jumat (4/8).
Selain tarian Saman, ada sejumlah kegiatan lain yang digelar. Di antaranya yaitu lomba blog, foto dan video bertemakan konservasi, pemutaran video, pameran foto, lomba melukis satwa. Tak hanya itu, mereka juga menggelar dialog interaktif, flashmob Tari Saman, minum kopi gratis, stand-up comedy bertema konservasi,penampilan musik dan lelang lukisan.
"USAID Lestari telah mengadakan kegiatan serupa pada tahun 2016 melalui kampanye di media sosial Twitter dengan tagar #careleuser yang pada saat itu menduduki trending topik di Indonesia," ungkapnya.
Kampanye #careleuser, kata Intan, merupakan strategi untuk menarik perhatian pengguna media sosial terhadap hutan Leuser yang pada tahun 2004 ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kegiatan kampanye yang dilakukan pihaknya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran publik tentang Leuser.
"Sehingga dengan informasi yang tepat, anak muda dapat berperan aktif menjaga, melestarikan dan mengadvokasi tata kelola Hutan Leuser sebagai hutan tropis terbaik yang tersisa di dunia," jelas Intan.
Menurutnya, proyek USAID Lestari mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), melestarikan keanekaragaman hayati di ekosistem hutan dan mangrove yang bernilai secara biologis serta kaya akan simpanan karbon. Selain itu, dibangun di atas pondasi proyek USAID IFACS, Lestari menerapkan pendekatan lanskap untuk menurunkan emisi GRK.
"Dengan mengintegrasikan aksi konservasi hutan dan lahan gambut dan strategi pembangunan rendah emisi (LEDS) di lahan lain yang sudah terdegradasi," kata Intan.
"Upaya ini bisa dicapai melalui perbaikan tata guna lahan, tata kelola hutan lindung, perlindungan spesies kunci, praktik sektor swasta dan industri yang berkelanjutan, serta peningkatan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam kegiatan konservasi," lanjutnya. | Detik.com
Sebanyak 250 pelajar di Banda Aceh melakukan tarian Saman massal di Taman Sari, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (5/8/2017). Kegiatan ini bagian dari pergelaran akbar Tari Saman oleh 10.001 penari yang akan digelar pada 13 Agustus 2017 mendatang di Gayo Lues.
Kegiatan tari Saman massal ini digelar untuk mengajak generasi muda Aceh untuk mengekspresikan kepeduliannya terhadap kawasan Ekosistem Leuser. Kampanye ini mengangkat tema "Saman Pengawal Leuser: Mengawal Tradisi Melalui Konservasi". Semua penari yang akan menunjukkan kemampuan besok merupakan pelajar dari 12 sekolah di Banda Aceh.
Communication & Advocacy Specialist USAID LESTARI Aceh, Cut Meurah Intan, mengatakan, rangkaian kegiatan yang digelar pihaknya ini untuk menyediakan wadah bagi berbagai pihak untuk bertukar informasi dan inspirasi tentang upaya konservasi sekaligus membangun kesadaran publik yang lebih baik tentang Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
"Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan Gayo Lues, salah satu kabupaten di dalam KEL yang memiliki potensi ekowisata," kata Intan saat menggelar konferensi pers di warung Sekber Jurnalis Banda Aceh, Jumat (4/8).
Selain tarian Saman, ada sejumlah kegiatan lain yang digelar. Di antaranya yaitu lomba blog, foto dan video bertemakan konservasi, pemutaran video, pameran foto, lomba melukis satwa. Tak hanya itu, mereka juga menggelar dialog interaktif, flashmob Tari Saman, minum kopi gratis, stand-up comedy bertema konservasi,penampilan musik dan lelang lukisan.
"USAID Lestari telah mengadakan kegiatan serupa pada tahun 2016 melalui kampanye di media sosial Twitter dengan tagar #careleuser yang pada saat itu menduduki trending topik di Indonesia," ungkapnya.
Kampanye #careleuser, kata Intan, merupakan strategi untuk menarik perhatian pengguna media sosial terhadap hutan Leuser yang pada tahun 2004 ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kegiatan kampanye yang dilakukan pihaknya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran publik tentang Leuser.
"Sehingga dengan informasi yang tepat, anak muda dapat berperan aktif menjaga, melestarikan dan mengadvokasi tata kelola Hutan Leuser sebagai hutan tropis terbaik yang tersisa di dunia," jelas Intan.
Menurutnya, proyek USAID Lestari mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), melestarikan keanekaragaman hayati di ekosistem hutan dan mangrove yang bernilai secara biologis serta kaya akan simpanan karbon. Selain itu, dibangun di atas pondasi proyek USAID IFACS, Lestari menerapkan pendekatan lanskap untuk menurunkan emisi GRK.
"Dengan mengintegrasikan aksi konservasi hutan dan lahan gambut dan strategi pembangunan rendah emisi (LEDS) di lahan lain yang sudah terdegradasi," kata Intan.
"Upaya ini bisa dicapai melalui perbaikan tata guna lahan, tata kelola hutan lindung, perlindungan spesies kunci, praktik sektor swasta dan industri yang berkelanjutan, serta peningkatan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam kegiatan konservasi," lanjutnya. | Detik.com
loading...
Post a Comment