![]() |
Presiden Turki Tayyip Erdogan. Reuters |
StatusAceh.Net - Jurur bicara Presiden Turki Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin mengatakan krisis yang disebabkan oleh pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar oleh beberapa negara Arab merusak dunia Islam dan Turki berusaha memebantu meneyelesaikan isu tersebut melalui diplomasi.
Dilansir Reuters, Rabu (14/6), Ibrahim Kalin mengatakan Turki mengirim bantuan makanan ke Qatar setelah negara-negara Teluk Arab memutuskan hubungan dengan Qatar dan memberlakukan sanksi-sanksi karena dituduh mendukung terorisme dan rivalnya di kawasan Iran.
Selain itu, Kalin juga mengatakan sebuah pangkalan militer Turki di Qatar, dibangun untuk menjamin keamanan di seluruh kawasan dan tidak mempunyai tujuan untuk aksi militer terhadap negara manapun.
Sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan dilaporkan mengecam pengucilan terhadapa Qatar. Erdogan mengatakan hala pengucical yang dilakukakan Arab Saudi dan negara negara Teluk tidak manusiawi. Dia menyebutkan tindakan itu tidak manusiawi dan melanggar nilai-nilai Isalam dan sama halnya dengan hukum mati terhadap Qatar.
Pembelaan Erdogan terhadap Qatar itu, dia sampaikan dalam pidato parlemen kepada anggota Partai AK-nya, yang berkuasa.
"Kesalahan sangat besar dilakukan atas Qatar, mengucilkan negara di semua bidang tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai Islam. Keputusan itu seperti hukuman mati untuk Qatar," kata Erdogan.
"Qatar menunjukkan sikap paling menentukan terhadap kelompok teroris IS bersama Turki. Menghukum Qatar melalui gerakan kotor tidak berguna," katanya.
Erdogan juga menyatakan akan mengadakan pembicaraan melalui via telepon dengan presiden Perancis Emmanuel Macron dan Amir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani untuk membahas perkembangan terkini.
Ia menyatakan Raja Saudi, sebagai negarawan tertua di kawasan Teluk, harus memimpin upaya mengatasi kemelut tersebut.
Presiden Turki berjanji tetap mendukung Qatar dan menyatakan perselisihan itu harus diselesaikan sebelum bulan suci Ramadhan berakhir.
Menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Erdogan juga akan membahas perselisihan itu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam beberapa hari mendatang.[akurat.co]
Dilansir Reuters, Rabu (14/6), Ibrahim Kalin mengatakan Turki mengirim bantuan makanan ke Qatar setelah negara-negara Teluk Arab memutuskan hubungan dengan Qatar dan memberlakukan sanksi-sanksi karena dituduh mendukung terorisme dan rivalnya di kawasan Iran.
Selain itu, Kalin juga mengatakan sebuah pangkalan militer Turki di Qatar, dibangun untuk menjamin keamanan di seluruh kawasan dan tidak mempunyai tujuan untuk aksi militer terhadap negara manapun.
Sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan dilaporkan mengecam pengucilan terhadapa Qatar. Erdogan mengatakan hala pengucical yang dilakukakan Arab Saudi dan negara negara Teluk tidak manusiawi. Dia menyebutkan tindakan itu tidak manusiawi dan melanggar nilai-nilai Isalam dan sama halnya dengan hukum mati terhadap Qatar.
Pembelaan Erdogan terhadap Qatar itu, dia sampaikan dalam pidato parlemen kepada anggota Partai AK-nya, yang berkuasa.
"Kesalahan sangat besar dilakukan atas Qatar, mengucilkan negara di semua bidang tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai Islam. Keputusan itu seperti hukuman mati untuk Qatar," kata Erdogan.
"Qatar menunjukkan sikap paling menentukan terhadap kelompok teroris IS bersama Turki. Menghukum Qatar melalui gerakan kotor tidak berguna," katanya.
Erdogan juga menyatakan akan mengadakan pembicaraan melalui via telepon dengan presiden Perancis Emmanuel Macron dan Amir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani untuk membahas perkembangan terkini.
Ia menyatakan Raja Saudi, sebagai negarawan tertua di kawasan Teluk, harus memimpin upaya mengatasi kemelut tersebut.
Presiden Turki berjanji tetap mendukung Qatar dan menyatakan perselisihan itu harus diselesaikan sebelum bulan suci Ramadhan berakhir.
Menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Erdogan juga akan membahas perselisihan itu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam beberapa hari mendatang.[akurat.co]
loading...
Post a Comment