HAJJAH Hasnidar Sulaiman adalah ibu kandung Muzammil Hasballah (23), sang imam bersuara merdu yang kini tinggal di Bandung, Jawa Barat.
Pemuda bersahaja ini dilahirkan di Sigli, Pidie, 21 September 1993. Dia bungsu dari tiga bersaudara, buah kasih pasangan Drs H Hasballah Usman (alm) dan Dra Hj Hasnidar Sulaiman.
Lulus dari jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2015, Muzammil kini bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Pada Rabu (14/6) pukul 11.00 WIB, Serambi menyambangi kediaman orang tua Muzammil di Desa Paya Tijue, Kemukiman Gampong Lhang, Kecamatan Pidie. Di rumah berkonstruksi rumoh Aceh itu kini tinggal ibunya, kakak, dan neneknya.
Kedua orang tuanya adalah pendidik. Ayahnya terakhir menjabat Kepala SMA di Pidie. Sedangkan ibunya guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang kini sudah pensiun.
Muzammil punya dua saudara kandung. Yang paling tua, Anna Sofya, lahir 17 Oktober 1987 dan kini sudah bekerja. Sedangkan abangnya, Muhammad Hanif, kini sedang menempuh program magister di Tiongkok.
Ibunda Muzammil menuturkan bahwa anak bungsunya itu sangat disiplin waktu. Muzammil direncanakan akan pulang ke Sigli pada 21 Juni 2017 atau pada puasa ke-26.
Namun, selama di Sigli Muzammil sudah ditunggu sejumlah aktivitas, terutama mengimami shalat Isya, Tarawih, dan Witir. (Lihat jadwalnya).
Muzammil juga dijadwalkan memimpin shalat Id di Masjid Agung Al-Falah Kota Sigli pada 1 Syawal 1438 Hijriah nanti.
Ibu Muzammil sudah sangat memaklumi kesibukan anaknya itu. Meskipun pulang kampung untuk Lebaran dan sedianya lebih banyak berkumpul di tengah keluarga, tapi faktanya Muzammil harus mengisi beberapa kegiatan di luar rumah atas undangan sejumlah pihak.
Ibu Muzammil selalu berpesan agar anaknya itu teruslah bergiat mensyiarkan Islam.
Ibunya mengaku bahwa anak bungsunya itu selalu berkonsultasi padanya jika ada sesuatu hal yang mengganjal perasaannya. Ia tetap minta didoakan dan memohon doa. “Saya selalu berpesan, teruslah berdakwah demi syiar Islam,” kata Hasnidar.
Sebagaimana diketahui, saat ini Muzammil sedang berkeliling antarkota di Indonesia. Namun, belum ada kisah menarik yang ia bagikan kepada ibunya seputar perjalanan dakwahnya itu.
Akan menikah
Di sisi lain, ibu Muzammil membenarkan bahwa Muzammil akan menikah pada 7-7-2017 di Masjid Oman (Almakmur) Banda Aceh. Direncanakan, pernikahan itu berlangsung pukul 05.30 WIB atau bakda Subuh. Ini waktu yang jarang bagi pasangan untuk menikah. Mengapa dipilih waktu bakda Subuh?
Ini ada kaitannya dengan padatnya jadwal di Masjid Oman Banda Aceh. Sebelumnya, rencana pernikahan ini akan digelar di Masjid Kampus Unsyiah. Tapi kemudian beralih ke Masjid Oman karena beberapa pertimbangan.
Hj Hasnidar memohon tidak ditulis mendalam perihal pernikahan anak bungsunya itu. “Kita berencana, Allah yang menentukan. Mohon doa dulu agar semua lancar,” pesannya.
Gadis yang akan dipersunting Muzammil disebut-sebut berasal dari Aceh Utara. Adik leting dua tahun di bawah Muzzamil saat SMA di Banda Aceh. Namanya Sonia Ristanti ST, lulusan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Calon dara baro-nya itu juga penghafal (hafizah) Quran. “Ya kami mohon doa agar semua berjalan lancar,” pinta Hasnidar.
Ibunda Muzammil mengharapkan anaknya tetap berdakwah dari masjid ke masjid. “Saya harapkan anak saya berguna untuk nusa dan bangsa,” kata Hasnidar mendoakan Muzammil.
Itulah sekilas kisah tentang Muzammil yang sohor setelah menjadi imam di Masjid Salman, Kompleks Institut Teknologi Bandung (ITB). Padahal saat itu ia masih kuliah semester I.
Selanjutnya, setelah pertama kali menjadi imam di masjid kampus, ia terus dikenal sampai pengurus masjid di tempat tinggalnya pun melabeli nama Muzammil sebagai imam shalat Tarawih favorit. (nurnihayati)
Pemuda bersahaja ini dilahirkan di Sigli, Pidie, 21 September 1993. Dia bungsu dari tiga bersaudara, buah kasih pasangan Drs H Hasballah Usman (alm) dan Dra Hj Hasnidar Sulaiman.
Lulus dari jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2015, Muzammil kini bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Pada Rabu (14/6) pukul 11.00 WIB, Serambi menyambangi kediaman orang tua Muzammil di Desa Paya Tijue, Kemukiman Gampong Lhang, Kecamatan Pidie. Di rumah berkonstruksi rumoh Aceh itu kini tinggal ibunya, kakak, dan neneknya.
Kedua orang tuanya adalah pendidik. Ayahnya terakhir menjabat Kepala SMA di Pidie. Sedangkan ibunya guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang kini sudah pensiun.
Muzammil punya dua saudara kandung. Yang paling tua, Anna Sofya, lahir 17 Oktober 1987 dan kini sudah bekerja. Sedangkan abangnya, Muhammad Hanif, kini sedang menempuh program magister di Tiongkok.
Ibunda Muzammil menuturkan bahwa anak bungsunya itu sangat disiplin waktu. Muzammil direncanakan akan pulang ke Sigli pada 21 Juni 2017 atau pada puasa ke-26.
Namun, selama di Sigli Muzammil sudah ditunggu sejumlah aktivitas, terutama mengimami shalat Isya, Tarawih, dan Witir. (Lihat jadwalnya).
Muzammil juga dijadwalkan memimpin shalat Id di Masjid Agung Al-Falah Kota Sigli pada 1 Syawal 1438 Hijriah nanti.
Ibu Muzammil sudah sangat memaklumi kesibukan anaknya itu. Meskipun pulang kampung untuk Lebaran dan sedianya lebih banyak berkumpul di tengah keluarga, tapi faktanya Muzammil harus mengisi beberapa kegiatan di luar rumah atas undangan sejumlah pihak.
Ibu Muzammil selalu berpesan agar anaknya itu teruslah bergiat mensyiarkan Islam.
Ibunya mengaku bahwa anak bungsunya itu selalu berkonsultasi padanya jika ada sesuatu hal yang mengganjal perasaannya. Ia tetap minta didoakan dan memohon doa. “Saya selalu berpesan, teruslah berdakwah demi syiar Islam,” kata Hasnidar.
Sebagaimana diketahui, saat ini Muzammil sedang berkeliling antarkota di Indonesia. Namun, belum ada kisah menarik yang ia bagikan kepada ibunya seputar perjalanan dakwahnya itu.
Akan menikah
Di sisi lain, ibu Muzammil membenarkan bahwa Muzammil akan menikah pada 7-7-2017 di Masjid Oman (Almakmur) Banda Aceh. Direncanakan, pernikahan itu berlangsung pukul 05.30 WIB atau bakda Subuh. Ini waktu yang jarang bagi pasangan untuk menikah. Mengapa dipilih waktu bakda Subuh?
Ini ada kaitannya dengan padatnya jadwal di Masjid Oman Banda Aceh. Sebelumnya, rencana pernikahan ini akan digelar di Masjid Kampus Unsyiah. Tapi kemudian beralih ke Masjid Oman karena beberapa pertimbangan.
Hj Hasnidar memohon tidak ditulis mendalam perihal pernikahan anak bungsunya itu. “Kita berencana, Allah yang menentukan. Mohon doa dulu agar semua lancar,” pesannya.
Gadis yang akan dipersunting Muzammil disebut-sebut berasal dari Aceh Utara. Adik leting dua tahun di bawah Muzzamil saat SMA di Banda Aceh. Namanya Sonia Ristanti ST, lulusan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Calon dara baro-nya itu juga penghafal (hafizah) Quran. “Ya kami mohon doa agar semua berjalan lancar,” pinta Hasnidar.
Ibunda Muzammil mengharapkan anaknya tetap berdakwah dari masjid ke masjid. “Saya harapkan anak saya berguna untuk nusa dan bangsa,” kata Hasnidar mendoakan Muzammil.
Itulah sekilas kisah tentang Muzammil yang sohor setelah menjadi imam di Masjid Salman, Kompleks Institut Teknologi Bandung (ITB). Padahal saat itu ia masih kuliah semester I.
Selanjutnya, setelah pertama kali menjadi imam di masjid kampus, ia terus dikenal sampai pengurus masjid di tempat tinggalnya pun melabeli nama Muzammil sebagai imam shalat Tarawih favorit. (nurnihayati)
Dikutip dari Serambinews.com
loading...
Post a Comment