![]() |
Fajar Maulana (4) mengidap bocor jantung (Foto: Agus Setyadi) |
Banda Aceh - Fajar Maulana (4) terbaring lemas di atas ranjang Ruang NICU (Neonatus Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh, Aceh. Tubuhnya ditutup dengan kain batik. Di hidung dan mulut bocah asal Nagan Raya itu menempel alat bantu pernapasan.
Anak bungsu pasangan Julisaidi (42 tahun) dan almarhumah Ummi Salamah ini mengidap bocor jantung, kurang gizi dan kurang hemoglobin (Hb). Ia kerap mengalami kejang-kejang. Tim dokter berjumlah empat orang kini menanganinya.
"Fajar saat ini ditangani oleh empat dokter konsultan anak. Saat ini yang kita concern adalah infeksinya ini kita tangani dulu sehingga jangan terjadi kejang-kejang berulang," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUZA, DR.dr.Azharuddin saat ditemui di ruangannya, Senin (5/6/2017).
Fajar dirujuk ke RSUZA Banda Aceh sejak Sabtu 3 Juni 2017 lalu. Sebelumnya, dia dirawat di RSUD Nagan Raya selama 21 hari. Bocah asal Gampong Masjid, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh menderita bocor jantung sejak lahir.
Kondisi Fajar sempat terpuruk beberapa waktu lalu. Ketika itu, ibunya juga menderita sakit. Pihak keluarga terlebih dulu mengobati penyakit sang ibu. Namun kemudian Salamah menghadap sang khalik. Keluarga pun mulai membawa Fajar ke rumah sakit.
Ia diketahui mengalami bocor jantung tujuh bulan lalu saat dirawat di RSUZA. Pihak rumah sakit tidak dapat melakukan operasi karena kondisi Fajar juga mengalami gizi buruk dan kurang Hb.
Setelah beberapa hari dirawat di sana, ia dibawa pulang ke kampung halaman. Pihak keluarga membawa pulang Fajar karena mereka tidak punya biaya untuk bertahan di rumah sakit. Terlebih, ayahnya yang bekerja serabutan tidak punya penghasilan tetap.
Menurut Azharuddin, tim dokter saat ini akan konsen untuk mengatasi kejang-kejang yang kerap dialami Fajar. Infeksi serius yang menyerang selaput otaknya, jelas Azhar lebih mengancam dibandingkan masalah jantung.
Empat orang tim dokter saat ini menangani Fajar untuk menormalkan gizi dan berat badannya. Tindakan operasi dapat dilakukan jika gizi, Hb sudah mencukupi.
"Perkembangan saat ini kondisi jangka pendek teratasi dulu tidak kejang-kejang lagi dan perbaikan gizi. Empat orang dokter yang tanganinya bukan dokter biasa tapi konsultan anak," ungkap Azharuddin.
Untuk biaya pengobatan Fajar, kata Azharuddin, semuanya gratis karena ditanggung pemerintah melalui BPJS. Meski demikian, pihak keluarga juga butuh biaya untuk mendampingi Fajar selama dirawat.
"Kalau ada sumbangan bantulah ke keluarganya yang mengurus dia (di Rumah Sakit)," jelas Azharuddin.(detik.com)
Anak bungsu pasangan Julisaidi (42 tahun) dan almarhumah Ummi Salamah ini mengidap bocor jantung, kurang gizi dan kurang hemoglobin (Hb). Ia kerap mengalami kejang-kejang. Tim dokter berjumlah empat orang kini menanganinya.
"Fajar saat ini ditangani oleh empat dokter konsultan anak. Saat ini yang kita concern adalah infeksinya ini kita tangani dulu sehingga jangan terjadi kejang-kejang berulang," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUZA, DR.dr.Azharuddin saat ditemui di ruangannya, Senin (5/6/2017).
Fajar dirujuk ke RSUZA Banda Aceh sejak Sabtu 3 Juni 2017 lalu. Sebelumnya, dia dirawat di RSUD Nagan Raya selama 21 hari. Bocah asal Gampong Masjid, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh menderita bocor jantung sejak lahir.
Kondisi Fajar sempat terpuruk beberapa waktu lalu. Ketika itu, ibunya juga menderita sakit. Pihak keluarga terlebih dulu mengobati penyakit sang ibu. Namun kemudian Salamah menghadap sang khalik. Keluarga pun mulai membawa Fajar ke rumah sakit.
Ia diketahui mengalami bocor jantung tujuh bulan lalu saat dirawat di RSUZA. Pihak rumah sakit tidak dapat melakukan operasi karena kondisi Fajar juga mengalami gizi buruk dan kurang Hb.
Setelah beberapa hari dirawat di sana, ia dibawa pulang ke kampung halaman. Pihak keluarga membawa pulang Fajar karena mereka tidak punya biaya untuk bertahan di rumah sakit. Terlebih, ayahnya yang bekerja serabutan tidak punya penghasilan tetap.
Menurut Azharuddin, tim dokter saat ini akan konsen untuk mengatasi kejang-kejang yang kerap dialami Fajar. Infeksi serius yang menyerang selaput otaknya, jelas Azhar lebih mengancam dibandingkan masalah jantung.
Empat orang tim dokter saat ini menangani Fajar untuk menormalkan gizi dan berat badannya. Tindakan operasi dapat dilakukan jika gizi, Hb sudah mencukupi.
"Perkembangan saat ini kondisi jangka pendek teratasi dulu tidak kejang-kejang lagi dan perbaikan gizi. Empat orang dokter yang tanganinya bukan dokter biasa tapi konsultan anak," ungkap Azharuddin.
Untuk biaya pengobatan Fajar, kata Azharuddin, semuanya gratis karena ditanggung pemerintah melalui BPJS. Meski demikian, pihak keluarga juga butuh biaya untuk mendampingi Fajar selama dirawat.
"Kalau ada sumbangan bantulah ke keluarganya yang mengurus dia (di Rumah Sakit)," jelas Azharuddin.(detik.com)
loading...
Post a Comment