![]() |
Puluhan pengungsi etnik Rohingya segera dipindahkan dari berbagai tempat di Aceh ke Medan, Sumatera Utara. |
Aceh Utara - Setelah lebih dari setahun ditampung di Provinsi Aceh, para pengungsi etnis Rohingya akan dibawa ke Medan, Sumatera Utara. Di sana mereka akan mengikuti proses persiapan untuk menetap di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.
Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Langsa, Fauzi Yusuf, mengatakan terdapat 35 orang etnis Rohingya yang menempati rumah penampungan di Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.
Sebanyak 25 orang etnis Rohingya lainnya ditampung di Blang Adoe, Kabupaten Aceh Utara.
Total sebanyak 60 orang akan dipindahkan ke Medan, menyusul 77 pengungsi Rohingya yang telah lebih dulu dibawa ke Medan dari Kota Langsa pada Juli 2016 lalu oleh Organisasi Migran Internasional (IOM) dan badan PBB yang mengurus pengungsi (UNHCR).
"Mereka akan menjalani verifikasi dan persyaratan lainnya sebelum mereka diterbangkan ke negara ketiga," sebut Usman A Rahman, Asisten II Pemerintah Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Salah satu tujuan: AS
Ada sejumlah negara ketiga yang bersedia menampung para pengungsi Rohingya, namun Usman hanya bisa menyebut Amerika Serikat sebagai salah satu tujuan.
"Karena itu wewenang IOM dan UNHCR yang memfasilitasi pemindahan manusia perahu tersebut," ujar Usman kepada Junha, wartawan di Aceh.
Lantaran para pengungsi Rohingya dipindahkan ke Medan, Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Langsa, Fauzi Yusuf, mengatakan semua tempat penampungan mereka di Aceh akan dikosongkan.
"Sebelum berakhir tahun 2016, semua tempat penampungan Rohingya di Aceh akan dikosongkan, baik itu di Aceh Utara, Aceh Timur, maupun Kota Langsa," ujar Fauzi.
Proses pemindahan, menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan (Wasdakim) Imigrasi Kelas IIA Lhokseumawe, Alberts Djalius, akan dilakukan secara bertahap.
"Pemindahan etnis Rohingya ke Sumatera Utara bisa dilakukan setelah Pemerintah Kota Medan bersedia menampung pengungsi Rohingya tersebut selama enam bulan hingga proses verifikasi selesai dilakukan oleh perwakilan pemerintah masing-masing negara yang bersedia menerima manusia perahu tersebut," ungkap Albert.
Menolak kembali ke Myanmar
Umar (22 tahun), salah seorang etnis Rohingya yang masih ditampung di Bayeun, Kabupaten Aceh Timur mengaku bersedia dibawa ke negara manapun, asalkan tidak dikembalikan ke Myanmar.
"Saya tidak mau dikembalikan ke Myanmar, karena kalau saya dikembalikan kesana, sama saja dengan membunuh saya. Kami tidak diakui sebagai warga negara dan sering mendapat perlakuan tidak adil," sebut Umar.
Umar mengatakan, informasi yang diterima dari keluarganya yang masih tinggal di Myanmar, saat ini etnis Rohingya sedang dikejar oleh tentara Myanmar.
"Kami sangat menderita tinggal di Myanmar, sehingga kami lari dengan menggunakan perahu dan terdampar ke Aceh," ujar Umar.
Umar juga mengatakan, sebagian besar orang Rohingya yang ditampung di Bayeun, Kabupaten Aceh Timur melarikan diri dari tempat penampungan dan lari ke negara lain karena takut d pulangkan ke Myanmar.
"Kalau dipulangkan ke Myanmar, mereka akan mati, sehingga mereka memilih melarikan diri ke Malaysia," sambung Umar.
Pada Mei 2015, ratusan pengungsi etnik Rohingya dari Myanmar terdampar di daratan Aceh. Mereka ditampung di beberapa kabupaten di Aceh dengan sokongan pemerintah Indonesia, IOM, dan UNHCR.
Namun, belum genap setahun ditampung di Aceh, sebagian dari mereka melarikan diri dari tempat penampungan menuju Malaysia.(BBC)
Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Langsa, Fauzi Yusuf, mengatakan terdapat 35 orang etnis Rohingya yang menempati rumah penampungan di Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.
Sebanyak 25 orang etnis Rohingya lainnya ditampung di Blang Adoe, Kabupaten Aceh Utara.
Total sebanyak 60 orang akan dipindahkan ke Medan, menyusul 77 pengungsi Rohingya yang telah lebih dulu dibawa ke Medan dari Kota Langsa pada Juli 2016 lalu oleh Organisasi Migran Internasional (IOM) dan badan PBB yang mengurus pengungsi (UNHCR).
"Mereka akan menjalani verifikasi dan persyaratan lainnya sebelum mereka diterbangkan ke negara ketiga," sebut Usman A Rahman, Asisten II Pemerintah Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Salah satu tujuan: AS
Ada sejumlah negara ketiga yang bersedia menampung para pengungsi Rohingya, namun Usman hanya bisa menyebut Amerika Serikat sebagai salah satu tujuan.
"Karena itu wewenang IOM dan UNHCR yang memfasilitasi pemindahan manusia perahu tersebut," ujar Usman kepada Junha, wartawan di Aceh.
Lantaran para pengungsi Rohingya dipindahkan ke Medan, Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Langsa, Fauzi Yusuf, mengatakan semua tempat penampungan mereka di Aceh akan dikosongkan.
"Sebelum berakhir tahun 2016, semua tempat penampungan Rohingya di Aceh akan dikosongkan, baik itu di Aceh Utara, Aceh Timur, maupun Kota Langsa," ujar Fauzi.
Proses pemindahan, menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan (Wasdakim) Imigrasi Kelas IIA Lhokseumawe, Alberts Djalius, akan dilakukan secara bertahap.
"Pemindahan etnis Rohingya ke Sumatera Utara bisa dilakukan setelah Pemerintah Kota Medan bersedia menampung pengungsi Rohingya tersebut selama enam bulan hingga proses verifikasi selesai dilakukan oleh perwakilan pemerintah masing-masing negara yang bersedia menerima manusia perahu tersebut," ungkap Albert.
Menolak kembali ke Myanmar
Umar (22 tahun), salah seorang etnis Rohingya yang masih ditampung di Bayeun, Kabupaten Aceh Timur mengaku bersedia dibawa ke negara manapun, asalkan tidak dikembalikan ke Myanmar.
"Saya tidak mau dikembalikan ke Myanmar, karena kalau saya dikembalikan kesana, sama saja dengan membunuh saya. Kami tidak diakui sebagai warga negara dan sering mendapat perlakuan tidak adil," sebut Umar.
Umar mengatakan, informasi yang diterima dari keluarganya yang masih tinggal di Myanmar, saat ini etnis Rohingya sedang dikejar oleh tentara Myanmar.
"Kami sangat menderita tinggal di Myanmar, sehingga kami lari dengan menggunakan perahu dan terdampar ke Aceh," ujar Umar.
Umar juga mengatakan, sebagian besar orang Rohingya yang ditampung di Bayeun, Kabupaten Aceh Timur melarikan diri dari tempat penampungan dan lari ke negara lain karena takut d pulangkan ke Myanmar.
"Kalau dipulangkan ke Myanmar, mereka akan mati, sehingga mereka memilih melarikan diri ke Malaysia," sambung Umar.
Pada Mei 2015, ratusan pengungsi etnik Rohingya dari Myanmar terdampar di daratan Aceh. Mereka ditampung di beberapa kabupaten di Aceh dengan sokongan pemerintah Indonesia, IOM, dan UNHCR.
Namun, belum genap setahun ditampung di Aceh, sebagian dari mereka melarikan diri dari tempat penampungan menuju Malaysia.(BBC)
loading...
Post a Comment