Pidie Jaya – Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, menyebutkan,
peristiwa perdamaian Aceh sebagai salah satu peristiwa pentng yang diakui oleh
dunia internasional. “Martti Ahtisaari, mediator damai Aceh mendapat hadiah
Nobel Perdamaian berkat peran dan keterlibatannya dalam proses perundingan
perjanjian damai MoU Helsinki,” ujar gubernur Zaini saat meresmikan gedung
Lembaga Pendidikan Islam Nurul Rahmah, Buket Teungoh, Kecamatan Jangka Buya,
Pidie Jaya, Minggu (20/3).
Karena itu, gubernur berharap masyarakat khususnya anak usia
sekolah dapat mempelajari sejarah perdamaian Aceh mulai dari bangku sekolah. Gubernur
juga memastikan, proses perdamaian mulai dari MoU Helsinski hingga
lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pemerintah Aceh (UUPA) dipastikan
akan masuk dalam kurikulum pendidikan Aceh.
Gubernur Zaini mengatakan bahwa sejarah tentang konflik yang
puluhan tahun melanda Aceh dan akhirnya selesai dengan semangat perdamaian
perlu diceritakan kepada generasi akan dating. Hal tersebut guna
membangkitkan kesadaran mereka akan pentingnya memelihara perdamaian bagi keberlansungan
pembangunan Aceh.
Menurut Zaini, sejarah Aceh yang akan dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan nanti bukan saja berkaitan dengan konflik dan perdamaian,
tapi juga termasuk peran Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan pada awal
pendirian Republik Indonesia. Gubernur memberi contoh tempat di mana Radio Rimba
Raya di Mener Meriah, yang kondisinya sangat sederhana. Radio tersebut adalah
radio yang menyiarkan status kedaulatan Indonesia dari penjajahan Belanda. “Tapi
masih sedikit dari generasi muda sekarang yang tahu," katanya.
Di hadapan para pengurus pesantren dan santri yang turut
hadir pada acara peresmian tersebut, Gubernur Zaini menegaskan bahwa pendidikan
dayah terpadu akan tetap mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh baik
melalui Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) serta
SKPA lainnya yang terkait.
Penguatan
pendidikan Islam, kata Zaini, akan menjadi fokus perhatian Pemerintah
Aceh. Sampai dengan sekarang, jumlah santri yang belajar di dayah dan
pesantren terus meningkat. “Kami yakin, hal ini tidak terlepas dari perbaikan
fasilitas dan peningkatan manajemen yang lebih baik dari dayah itu sendiri,
yang telah kita upayakan bersama sejak beberapa tahun belakangan ini,"
ujar Zaini Abdullah.
Gubernur
Zaini menambahkan bahwa selain aspek pendidikan islam, Pemerintah Aceh saat ini
juga fokus pada penguatan dan penerapan syariat Islam secara menyeluruh di
Aceh. "Saat ini kita sedang merampungkan grand desain penerapan syariat Islam, yang Insya Allah akan selesai
tahun ini,” Ujar Zaini. Di dalam grand
desain tersebut termasuk aspek ekonomi syariah dan tahapan Konversi
Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah yang oleh gubernur diprediksi akan
terealisasi pada Agustus nanti.
Gubernur Hadiri Maulid
Selain peresmian
gedung, Gubernur Zaini juga turut menghadiri acara Maulid Akbar dan
silaturrahmi masayarakat Pidie Jaya di Dayah Babul Khairat, Kecamatan
Trienggadeng, Pidie Jaya.
Dalam acara tersebut Gubernur Zaini didampingi
oleh lima Pejabat Eselon II Pemerintah Aceh asal Pidie Jaya, yaitu Kepala Biro
Organisasi Setda Aceh Ramli Daud, Kepala BPPD, Bustami,
Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, Drs. Mustafa,
Kepala Badan ketahanan pangan dan penyuluhan (BKPLUH), Lukman Yusuf,
dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Kadisnakermobduk)
Aceh, Kamaruddin Andalah. Turut hadir Asisten Pemerintahan Sekda
Aceh Dr. Muzakar A Gani, SH, M.Si, Kepala Dinas Syariat Islam, Prof.
Syahrizal Abbas dan beberapa Kepala SKPA lainnya serta ribuan masyarakat Pidie
Jaya. (Rillis)
loading...
Post a Comment