Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah berfoto bersama mahasiswa usai pelantikan BEM, DPM dan UKM Unsyiah di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Jumat 12 Februari 2016. |
Banda Aceh – Gubernur Aceh,
dr. Zaini Abdullah menghadiri pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan pelantikan
23 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), di
Gedung AAC Dayan Dawood, Kampus Unsyiah, Darussalam, Jumat (12/2). Pelantikan
tersebut juga dihadiri semua petinggi kampus Unsyiah, perwakilan Polda,
perwakilan Kodam, serta Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh.
Dalam sambutan di depan
mahasiswa, Gubernur Zaini mengatakan, bahwa mereka para mahasiswa adalah tokoh
yang berperan besar perdamaian Aceh. “Pantas jika julukan ‘agent
of change’ diberikan kepada mahasiswa Aceh,” kata gubernur dalam
pelantikan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), pengurus Badan Eksekutif
Mahasiwa (BEM) dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unsyiah, di Gedung
AAC Dayan Dawood, Jumat (12/2).
Gubernur menyebutkan, banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat dan sistem pemerintahan karena dorongan dan peran aktif dari gerakan
mahasiswa. Ketiga
lembaga tersebut (DPM, UKM dan
BEM), kata gubernur, tidak hanya mampu menghadirkan perubahan di lingkungan
kampus, tapi menjadi kekuatan inti dalam mendorong hadirnya perubahan kebijakan
yang berpihak kepada masyarakat.
Sebagai pimpinan tertinggi dalam pemerintahan di Aceh, gubernur
telah memerintahkan semua lembaga peiahmerintah untuk membangun komunikasi
dengan mahasiswa. “Dalam hal ini Biro Humas siap memfasilitasi
mahasiswa dalam membangun komunikasi jika ada hal-hal yang
perlu diluruskan,” ujar Gubernur.
Pemerintah Aceh, kata Gubernur Zaini, telah menyediakan
beasiswa bagi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan, baik di
dalam dan luar negeri. “Ini kesempatan emas,” kata gubernur. “Harus ada perbaikan dalam
semua bidang, khususnya pendidikan. Biaya pendidikan kita 20% dari APBA. Ini
untuk anda-anda semua,” ujarnya.
Sementara Rektor Unsyiah. Prof. Dr. Samsul Rizal menyebutkan,
kegiatan itu hendaknya tidak hanya menjadi rutinitas tahunan semata. “Harus ada
warna bary bagi kampus ini. Anda harus bekerja untuk mahasiswa dan untuk Aceh.
Jangan bekerja untuk satu golongan saja,” tegas rektor.
Secara khusus, rektor menyinggung dinamika yang terjadi di Aceh.
Saat ini, kata rektor, para tamu yang datang
ke Aceh melihat warung-warung kopi yang penuh hingga malam hari.
Kebanyakan dari mereka adalah pemuda yang kemungkinan adalah mahasiswa. “Anda
sebagai mahasiswa harus mengawasi. Jangan lagi di atas jam 10 kalian di warung
kopi,” kata Samsul. “Silakan anda ke pustaka Unsyiah. Jika perlu, saya akan
sediakan kopi. Pustaka kita terbuka 24 jam,” ujarnya disambut tepuk tangan
mahasiswa.
Kepada mahasiswa, Guberbur Zaini dan
Rektor Unsyiah meminta untuk tidak terlena. Apalagi, pemuda Indonesia harus
punya kapasitas dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) “ Jangan sampai buaya krueng teudeng-deng, buaya tamong
meuraseki – melihat orang luar
sukses di negeri kita,” ujar Samsul Rizal mengkiaskan.
Untuk
menyongsong pendidikan yang lebih baik, Samsul Rizal meminta kepada pemerintah
Aceh untuk membuat program pendidikan, yaitu, satu keluarga, satu sarjana.
(Rill)
loading...
Post a Comment