PENYIDIK POM TNI AL (Pomal) terus melakukan pemeriksaan intensif terhadap Kopda Tri Setyoko, 40, pelaku pembunuhan Luluk Diana, istri Kades Sidojangkung, Kecamatan Menganti. Oknum TNI warga Dusun Watupasang, Desa Kedamean, Kecamatan Kedamean mengakui dia yang membunuh korban dengan menembak kepalanya.
Pistol yang digunakan untuk menembak, merupakan rakitan yang didapat dari Aceh. Danpomal Lantamal V, Letkol (PM) Khoirul Fuad mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku masih terus berlangsung di Pomal Lantamal V. “Ini masih terus diperiksa oleh penyidik dan nanti kalau sudah terpenuhi segera diserahkan ke oditur militer,” ujarnya.
Perwira menengah TNI AL ini menambahkan, sampai saat ini diketahui pelaku beraksi sendirian. Mengenai penjemput pelaku setelah memarkir mobil korban di bekas Pasar Sapi Krian belum diketahui. “Belum bertanya sampai di situ. Semua yang terlibat dan berhubungan dengan pelaku akan dipanggil sebagai saksi. Para saksi kunci bukan kami yang memeriksa, tapi Polda Jatim,” tandasnya.
Mengenai pistol rakitan, pelaku mendapatkannya dari Aceh. Yakni ketika pelaku bertugas di Nangroe Aceh Darussalam sekitar 2004 sampai 2005. “Seingat saya tahun 2005 an. Itu belum pasti. Dia sebelum ke Aceh, tugas di Ambon sekitar ahun 2001. Untuk pistolnya diakui dari Aceh usai bertugas,” imbuhnya.
Motif pembunuhan ini sementara adalah perampokan. Uang hasil dari perampokan itu digunakan untuk bersenang-senang sekitar Rp 20 juta. Sementara Rp 30 juta lainnya itu dipakai untuk menerima pegadaian mobil yang dibawa ke Malang. “Sisanya masih disimpan di rumah orang tuanya dan sudah diamankan sebagai barang bukti,” sambung dia.
Sementara itu, salah satu tetangga pelaku, Mohammad Khoiron mengatakan, pelaku sudah beristri. Bahkan, dia memiliki dua anak dan akan punya satu anak lagi. Istrinya sedang mengandung sekitar 2 bulan. Khoiron mengaku kurang begitu kenal dengan pelaku, tapi dia tahu pelaku mengontrak di Perum Kota Damai sekitar 3 bulan lalu. “Baru 3 bulan sama istri dan anaknya,” jawab dia singkat. (Jawapos)
Pistol yang digunakan untuk menembak, merupakan rakitan yang didapat dari Aceh. Danpomal Lantamal V, Letkol (PM) Khoirul Fuad mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku masih terus berlangsung di Pomal Lantamal V. “Ini masih terus diperiksa oleh penyidik dan nanti kalau sudah terpenuhi segera diserahkan ke oditur militer,” ujarnya.
Perwira menengah TNI AL ini menambahkan, sampai saat ini diketahui pelaku beraksi sendirian. Mengenai penjemput pelaku setelah memarkir mobil korban di bekas Pasar Sapi Krian belum diketahui. “Belum bertanya sampai di situ. Semua yang terlibat dan berhubungan dengan pelaku akan dipanggil sebagai saksi. Para saksi kunci bukan kami yang memeriksa, tapi Polda Jatim,” tandasnya.
Mengenai pistol rakitan, pelaku mendapatkannya dari Aceh. Yakni ketika pelaku bertugas di Nangroe Aceh Darussalam sekitar 2004 sampai 2005. “Seingat saya tahun 2005 an. Itu belum pasti. Dia sebelum ke Aceh, tugas di Ambon sekitar ahun 2001. Untuk pistolnya diakui dari Aceh usai bertugas,” imbuhnya.
Motif pembunuhan ini sementara adalah perampokan. Uang hasil dari perampokan itu digunakan untuk bersenang-senang sekitar Rp 20 juta. Sementara Rp 30 juta lainnya itu dipakai untuk menerima pegadaian mobil yang dibawa ke Malang. “Sisanya masih disimpan di rumah orang tuanya dan sudah diamankan sebagai barang bukti,” sambung dia.
Sementara itu, salah satu tetangga pelaku, Mohammad Khoiron mengatakan, pelaku sudah beristri. Bahkan, dia memiliki dua anak dan akan punya satu anak lagi. Istrinya sedang mengandung sekitar 2 bulan. Khoiron mengaku kurang begitu kenal dengan pelaku, tapi dia tahu pelaku mengontrak di Perum Kota Damai sekitar 3 bulan lalu. “Baru 3 bulan sama istri dan anaknya,” jawab dia singkat. (Jawapos)
loading...
Post a Comment