![]() |
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan meminta adegan dirinya mencium tangan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, tidak dipolitisasi. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan meminta promosi jabatan dari Wakil Kapolri menjadi Badan Intelijen Negara (BIN), tidak dipolitisasi. Dia berpendapat, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai pengganti Letjen (Purn) Sutiyoso dengan pertimbangan yang matang.
Penunjukan Budi Gunawan sempat memicu polemik. Sejumlah pihak menduga penunjukan itu atas permintaan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Semua dekat. Yang dekat dengan Bu Mega bukan hanya saya. Profesionalisme menjadi kunci," kata Budi Gunawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (9/9).
Megawati terlihat hadir dalam pelantikan Budi Gunawan, petang tadi.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengenakan blouse merah muda dan berdiri di jajaran depan bersama sejumlah petinggi lembaga negara seperti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Pemandangan menarik yang memancing perhatian, sempat terjadi. Di saat tamu undangan dipersilakan menyalami Budi, mantan Wakil Kapolri ini mencium tangan Megawati.
Budi sempat menjadi ajudan Presiden kelima Indonesia ini selama lima tahun (1999-2004). Usai dilantik, dia menyampaikan, tidak ada amanat khusus yang diberikan Megawati kepadanya dalam menjalankan tugas sebagai bos intelijen negara.
Budi mengatakan hanya Presiden Jokowi yang memerintahkan dirinya untuk memperkuat kemampuan BIN.
"Program penguatan agar semakin profesional, objektif, dan berintegritas," ucap dia.
Mantan Kalemdikpol ini berkata, BIN nantinya diisi personel super, spesialis, dan kompeten di bidang intelijen. Jaringan dan akses juga akan terus diperkuat sejalan dengan penambahan personel.
Budi Gunawan juga mengomentari soal permintaan kewenangan menangkap seperti yang pernah disampaikan Kepala BIN sebelumnya, Sutiyoso.
"Keakuratan informasi akan jadi kata kunci di sini. Lalu penindakan dan penumpasan. Sekarang, supporting data yang cepat dan akurat menjadi paling penting," ujarnya.(CNN)
Penunjukan Budi Gunawan sempat memicu polemik. Sejumlah pihak menduga penunjukan itu atas permintaan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Semua dekat. Yang dekat dengan Bu Mega bukan hanya saya. Profesionalisme menjadi kunci," kata Budi Gunawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (9/9).
Megawati terlihat hadir dalam pelantikan Budi Gunawan, petang tadi.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengenakan blouse merah muda dan berdiri di jajaran depan bersama sejumlah petinggi lembaga negara seperti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Pemandangan menarik yang memancing perhatian, sempat terjadi. Di saat tamu undangan dipersilakan menyalami Budi, mantan Wakil Kapolri ini mencium tangan Megawati.
Budi sempat menjadi ajudan Presiden kelima Indonesia ini selama lima tahun (1999-2004). Usai dilantik, dia menyampaikan, tidak ada amanat khusus yang diberikan Megawati kepadanya dalam menjalankan tugas sebagai bos intelijen negara.
Budi mengatakan hanya Presiden Jokowi yang memerintahkan dirinya untuk memperkuat kemampuan BIN.
"Program penguatan agar semakin profesional, objektif, dan berintegritas," ucap dia.
Mantan Kalemdikpol ini berkata, BIN nantinya diisi personel super, spesialis, dan kompeten di bidang intelijen. Jaringan dan akses juga akan terus diperkuat sejalan dengan penambahan personel.
Budi Gunawan juga mengomentari soal permintaan kewenangan menangkap seperti yang pernah disampaikan Kepala BIN sebelumnya, Sutiyoso.
"Keakuratan informasi akan jadi kata kunci di sini. Lalu penindakan dan penumpasan. Sekarang, supporting data yang cepat dan akurat menjadi paling penting," ujarnya.(CNN)
loading...
Post a Comment