Jakarta - Pembangunan sejumlah ruas tol baru di Sumatera Utara terus dikebut untuk meningkatkan integrasi kawasan. Ruas Tol Stabat-Tanjung Pura-Pangkalan Brandan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ditargetkan rampung hingga akhir 2023 sehingga Medan tersambung jalan tol sampai perbatasan Aceh.
”Pembangunan jalan tol ini sangat penting karena akan mengintegrasikan daerah-daerah di sekitar Medan dengan Kawasan Industri Medan, Pelabuhan Belawan, hingga Bandara Internasional Kualanamu,” kata Direktur Proyek PT Hutama Karya (Persero) untuk Pembangunan Tol Binjai-Langsa Hestu Budi Husodo di Medan, Jumat (17/2/2023).
Hestu mengatakan, saat ini mereka sedang mengerjakan proyek pembangunan Tol Binjai-Langsa sepanjang 130,6 kilometer. Tol ini dibagi lima seksi yang membentang dari Kabupaten Langkat, Aceh Tamiang, Aceh Timur, hingga Kota Langsa. Untuk seksi 1, yakni Binjai-Stabat sepanjang 12,3 kilometer, saat ini sudah operasional.
Pembangunan Seksi 2 Stabat-Tanjung Pura sepanjang 26,2 kilometer konstruksinya sudah selesai 71,09 persen dan ditargetkan beroperasi pada Juli 2023. Sementara Seksi 3 Tanjung Pura-Pangkalan Brandan (18,9 km) konstruksinya sudah rampung 44,9 persen dan ditargetkan beroperasi pada Desember 2023.
”Dengan demikian, kami menargetkan pada akhir tahun ini Tol Trans-Sumatera sudah tersambung dari Medan hingga ke dekat perbatasan Aceh, yakni Pangkalan Brandan,” ujar Hestu.
Sementara Seksi 4 Pangkalan Brandan-Kuala Simpang (44,2 km) dan Seksi 5 Kuala Simpang-Langsa (29 km) masih proses pembebasan lahan yang masing-masing 3,5 persen dan 97,4 persen. Belum ada pengerjaan konstruksi di dua seksi itu. Keduanya ditargetkan beroperasi pada Februari 2024.
Pekerjaan lain di ruas tol itu adalah pembangunan dua jembatan besar, yakni Jembatan Tol Sei Wampu sepanjang 230 meter yang sudah rampung 87 persen dan Jembatan Tol Sei Batang Serangan sepanjang 178 meter yang sudah selesai 98 persen. Kedua jembatan berada di Kabupaten Langkat.
Hestu mengatakan, kendala pembangunan yang mereka hadapi adalah kondisi lapisan tanah yang lebih jelek dari yang diperkirakan sehingga harus ada penanganan teknis untuk pengerasan tanah. Hal itu membuat pengerjaan lebih lama dan memakan biaya lebih besar.
Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat
Pimpinan Proyek PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) Eka Haitami mengatakan, saat ini mereka juga mengebut pembangunan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 134,85 kilometer. Jalan tol ini meliputi Kabupaten Batubara, Asahan, hingga Simalungun. ”Dari Kota Tebing Tinggi, jalan tol akan terbagi dua, yakni ke arah Kuala Tanjung yang merupakan jalur logistik dan ke arah Parapat yang menjadi jalur pariwisata,” kata Eka.
Pengguna jalan tol yang sudah operasional di Sumut cukup besar dan memenuhi target.
Pembangunan jalan tol ini terbagi menjadi enam seksi dan satu simpang susun. Seksi 1 Tebing Tinggi-Inderapura (20,4 kilometer) sudah rampung 97,7 persen. Seksi 2 Inderapura-Kuala Tanjung (18,05 kilometer) sudah selesai 79,2 persen. Seksi 3 Tebing Tinggi-Serbelawan (30 kilometer) sudah selesai 74,7 persen, dan Seksi 4 Serbelawan-Pematang Siantar (28 kilometer) sudah 65,2 persen. Pengerjaan Simpang Susun Tebing Tinggi juga sudah rampung 69,8 kilometer.
”Sementara untuk Seksi 5 Pematang Siantar-Saribu Dolok (22,3 km) dan Seksi 6 Saribu Dolok-Parapat (16,1 km) masih dalam tahap perencanaan,” kata Eka.
Eka mengatakan, ruas tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Pematang Siantar ditargetkan beroperasi secara bertahap hingga akhir 2023 ini. Sebagian akan dimanfaatkan secara fungsional untuk mendukung arus mudik Lebaran 2023 ini.
Manajer Cabang Tol Medan-Binjai dan Binjai Stabat PT Hutama Karya Heri Prasetyo mengatakan, pengguna jalan tol yang sudah operasional di Sumut cukup besar dan memenuhi target mereka. ”Lalu lintas harian tol Medan-Binjai mencapai 25.000 hingga 26.000 kendaraan. Sementara untuk Binjai-Stabat 8.000 hingga 9.000 kendaraan. Ini sesuai dengan target kami,” kata Heri.
Heri mengatakan, beberapa ruas tol baru di daerah lain, lalu lintas hariannya di bawah target. Namun, di Sumut, volume kendaraan yang melintas di tol cukup besar karena sudah tersambung dengan tol lama, yakni Medan-Belawan-Tanjung Morawa yang lalu lintasnya sudah cukup tinggi. Jalan tol juga mengintegrasikan kawasan industri, pelabuhan, bandara, dengan daerah-daerah penghasil komoditas ekspor, seperti sawit, karet, kopi, dan hasil lainnya. [Sumber: Kompas.com]
Post a Comment