Bireuen - Yayasan Geutanyoe, lewat Tim Education dan Tim Mental Health and PsychoSocial Support (MHPSS) melakukan kegiatan bersama pengungsi Rohingya di Desa Alue Buya Pasie, Kecamatan Pesangan, Kabupaten Bireun. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa mewarnai bersama, bermain lego, hulahoop, dan berbagai permainan lainnya.
Menariknya, kegiatan yang berlangsung dari siang hingga sore ini bukan hanya diikuti oleh anak-anak dan remaja Rohingya saja, namun juga diikuti oleh anak-anak dan remaja masyarakat sekitar. Saat para relawan Yayasan Geutanyoe membagikan peralatan mewarnai dan permainan, para anak-anak beserta orang tuanya yang merupakan warga sekitar antusias ingin ikut bergabung dan berbaur dengan para pengungsi. Terlihat adanya interaksi dan keakraban antara para pengungsi dan anak-anak sekitar, mereka pun terlihat sangat bahagia dan meminta agar kegiatan ini sering dilakukan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk play therapy dengan tujuan untuk dapat mengurangi stress dan trauma para pengungsi yang sudah terdampar sejak tanggal 5 Maret lalu, Diitambah lagi kondisi mereka kini yang sangat memprihatinkan karena harus tinggal di tempat tidak layak huni dan ketidakjelasan keputusan soal pemindahan sehingga kondisi mereka menjadi tidak menentu.
Di samping melakukan play therapy, para relawan Yayasan Geutanyoe juga melakukan aktivitas edukasi kapada para pengungsi dewasa. Mereka diajari Bahasa Indonesia dasar seperti huruf dan abjad Indonesia dan berbagai kosakata lainnya yang dianggap akan sangat dibutuhkan dalam komunikasi sehari-hari. Para pengungsi dewasa, terutama laki-laki, terlihat belajar dengan antusias menuliskan dan menghapal yang disampaikan oleh Tim Education menggunakan peralatan menulis yang dibagikan oleh relawan Yayasan Geutanyoe. Masyarakat sekitar juga ikut bergabung mengajarkan bersama dengan para relawan.
Kegiatan ini akan terus dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan emergency yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi dan sangat bermanfaat untuk mempererat hubungan antara pengungsi dan masyarakat sekitar.
Post a Comment