Guru honorer di Pandeglang Banten, Dedi Mulyadi, hanya menerima upah Rp12.000 per hari. (Foto: iNews/Iskandar Nasution). |
STATUSACEH - Seorang guru honorer di Kabupaten Pandeglang, Banten, hanya menerima upah Rp12.000 per hari. Bayaran tersebut tidak diterima bila yang bersangkutan izin atau sedang tidak ada aktivitas belajar mengajar.
Guru honorer di SDN Pasirlancar 2, Dedi Mulyadi mengatakan, dia sudah 12 tahun mengajar di sekolah tersebut. Baginya tidak masalah mendapat bayaran receh harian, asalkan bisa mendidik generasi penerus bangsa.
"Iya, hanya Rp12.000 per hari. Kalau saya izin atau sedang libur, tidak ada bayarannya," kata Dedi kepada iNews di SDN Pasirlancar 2, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (6/12/2019).
Dia mengaku, ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS), namun dari sisi usia sudah dianggap melewati batas, karena usianya sudah 37 tahun. Meski hanya sebagai guru honorer dia mengaku akan selalu menikmatinya dan bersyukur.
Menurut dia, uang Rp12.000 per hari yang didapat dari mengajar siswa SD tidak mencukupi kebutuhan harian, karena itu dia mencari uang tambahan dengan menjadi ojek yang mengantar orang-orang kampung pergi ke pasar.
"Kadang saya diminta orang antar ke pasar beli sayur, nanti ada tambahan dari sana," ujarnya.
Dedi mengaku, sangat suka mengajar dan mencintai dunia pendidikan. Awal mulanya masuk ke sekolah tersebut ketika SDN Pasirlancar 2 kekurangan pengajar pada 2007 lalu. Almarhum ayahnya yang mengajak dia sebagai guru.
"Dulu hanya almarhum ayah saya yang mengajar di sana. Saya pun diajak, dan mengajar sampai sekarang," ujar Dedi.
Kepala SDN Pasirlancar 2, Medikin mengatakan, ada lima orang guru honorer di sekolah tersebut. Mereka sudah mengabdi bertahun-tahun, rata-rata sudah di atas lima tahun. Meski begitu, jumlah guru di sana tetap dianggap kurang.
"Idealnya ada enam orang guru, di luar kepsek, guru olahraga dan guru IPA. Ini jumlahnya masih sangat minim," ujar dia.
Terkait upah para pengajar, dia mengagakan, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak membantu mereka, karena dana yang ada hanya berasal dari dana BOS saja. Sedangkan, sekolah sama sekali tidak memungut biaya dari para siswa. | INews
Guru honorer di SDN Pasirlancar 2, Dedi Mulyadi mengatakan, dia sudah 12 tahun mengajar di sekolah tersebut. Baginya tidak masalah mendapat bayaran receh harian, asalkan bisa mendidik generasi penerus bangsa.
"Iya, hanya Rp12.000 per hari. Kalau saya izin atau sedang libur, tidak ada bayarannya," kata Dedi kepada iNews di SDN Pasirlancar 2, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (6/12/2019).
Dia mengaku, ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS), namun dari sisi usia sudah dianggap melewati batas, karena usianya sudah 37 tahun. Meski hanya sebagai guru honorer dia mengaku akan selalu menikmatinya dan bersyukur.
Menurut dia, uang Rp12.000 per hari yang didapat dari mengajar siswa SD tidak mencukupi kebutuhan harian, karena itu dia mencari uang tambahan dengan menjadi ojek yang mengantar orang-orang kampung pergi ke pasar.
"Kadang saya diminta orang antar ke pasar beli sayur, nanti ada tambahan dari sana," ujarnya.
Dedi mengaku, sangat suka mengajar dan mencintai dunia pendidikan. Awal mulanya masuk ke sekolah tersebut ketika SDN Pasirlancar 2 kekurangan pengajar pada 2007 lalu. Almarhum ayahnya yang mengajak dia sebagai guru.
"Dulu hanya almarhum ayah saya yang mengajar di sana. Saya pun diajak, dan mengajar sampai sekarang," ujar Dedi.
Kepala SDN Pasirlancar 2, Medikin mengatakan, ada lima orang guru honorer di sekolah tersebut. Mereka sudah mengabdi bertahun-tahun, rata-rata sudah di atas lima tahun. Meski begitu, jumlah guru di sana tetap dianggap kurang.
"Idealnya ada enam orang guru, di luar kepsek, guru olahraga dan guru IPA. Ini jumlahnya masih sangat minim," ujar dia.
Terkait upah para pengajar, dia mengagakan, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak membantu mereka, karena dana yang ada hanya berasal dari dana BOS saja. Sedangkan, sekolah sama sekali tidak memungut biaya dari para siswa. | INews
loading...
Post a Comment