Banda Aceh - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menghalau gajah liar di kawasan transmigrasi lokal Desa Blang Lango, Seunagan Timur, Nagan Raya, Aceh menggunakan petasan. Amukan satwa dilindungi ini menyebabkan 12 rumah rusak.
"Kemarin tim sudah melakukan pengusiran terhadap tujuh ekor gajah liar yang turun ke perkampungan," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo kepada wartawan, Selasa (27/8/2019).
Pengusiran gajah liar ini sempat mengalami kendala karena masyarakat setempat tidak mau penghalauan menggunakan petasan. Awalnya, mereka menginginkan satwa berbelalai itu digiring ke hutan oleh pawang.
Petugas kemudian memberikan pemahaman kepada warga. Mereka akhirnya sepakat proses pengusiran gajah menggunakan petasan atau mercon.
"Sebelumnya tidak dikasih hidupin mercon karena takut terhadap anak-anak," jelas Sapto.
Akibat amukan gajah itu, 12 unit rumah tidak dihuni serta perkebunan sawit seluas dua hektare di lahan BUMG Desa Tuwi Meulesong rusak. Seekor gajah liar juga sempat turun kembali ke kawasan itu, namun berhasil dihalau.
"Kita juga memberi pemahaman menghalau gajah liar menggunakan mercon ketika ada gajah liarnya. Tapi kalau, kalau tidak ada nampak gajah liar tidak dianjurkan menghidupkan mercon," bebernya.
Seperti diketahui, Sebanyak 40 warga kawasan transmigrasi lokal Desa Blang Lango, Seunagan Timur, Nagan Raya, Aceh terpaksa mengungsi ke desa asal mereka setelah kawasan tersebut diamuk gajah. Mereka terpaksa mengungsi tengah malam tadi untuk menghindari amukan gajah.
"Sudah ada lahan kebun kelapa sawit dan tanaman pisang yang dirusak kawanan gajah, luas lahan yang rusak sementara mencapai 15 hektare," kata Kepala Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Oediyantri di Suka Makmue dikutip dari Antara, Sabtu (24/8).
"Kemarin tim sudah melakukan pengusiran terhadap tujuh ekor gajah liar yang turun ke perkampungan," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo kepada wartawan, Selasa (27/8/2019).
Pengusiran gajah liar ini sempat mengalami kendala karena masyarakat setempat tidak mau penghalauan menggunakan petasan. Awalnya, mereka menginginkan satwa berbelalai itu digiring ke hutan oleh pawang.
Petugas kemudian memberikan pemahaman kepada warga. Mereka akhirnya sepakat proses pengusiran gajah menggunakan petasan atau mercon.
"Sebelumnya tidak dikasih hidupin mercon karena takut terhadap anak-anak," jelas Sapto.
Akibat amukan gajah itu, 12 unit rumah tidak dihuni serta perkebunan sawit seluas dua hektare di lahan BUMG Desa Tuwi Meulesong rusak. Seekor gajah liar juga sempat turun kembali ke kawasan itu, namun berhasil dihalau.
"Kita juga memberi pemahaman menghalau gajah liar menggunakan mercon ketika ada gajah liarnya. Tapi kalau, kalau tidak ada nampak gajah liar tidak dianjurkan menghidupkan mercon," bebernya.
Seperti diketahui, Sebanyak 40 warga kawasan transmigrasi lokal Desa Blang Lango, Seunagan Timur, Nagan Raya, Aceh terpaksa mengungsi ke desa asal mereka setelah kawasan tersebut diamuk gajah. Mereka terpaksa mengungsi tengah malam tadi untuk menghindari amukan gajah.
"Sudah ada lahan kebun kelapa sawit dan tanaman pisang yang dirusak kawanan gajah, luas lahan yang rusak sementara mencapai 15 hektare," kata Kepala Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Oediyantri di Suka Makmue dikutip dari Antara, Sabtu (24/8).
loading...
Post a Comment