Korban cabul guru mesum di Lamongan membuat pernyataan yang mengejutkan. (Foto: iNews/Abdul Wakhid). |
Lamongan - Satu dari 30 orang korban dari oknum guru cabul di sekolah dasar (SD) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim), membuat pernyataan mengejutkan. Hampir setiap hari dia haru melayani nafsu bejat pelaku.
"Iya, setiap hari," kata korban yang juga siswi kelas 6 SD tersebut, Jumat (5/7/2019).
Aksi cabul pelaku, Slamet Priyanto, sudah dilakukan kepada dirinya sejak tiga bulan terakhir, terhitung Oktober - Januari 2019. Dia terpaksa mengikuti kemauan pelaku, karena diancam akan diberikan nilai jelek di rapor nantinya.
Menurut dia, guru tersebut melakukan perbuatan bejatnya di sekolah dan di rumah pelaku. Modusnya dengan menyuruh siswi tersebut mengambil laptop dan buku pelaku yang tertinggal.
"Di rumah juga pernah (dicabuli)," kata korban.
Pascaperistiwa tersebut, korban sempat merasakan sakit di bagian organ vitalnya. Orang tua korban yang curiga langsung mengecek kondisi anaknya itu, dan meminta korban berterus terang tentang kondisi yang dialaminya.
Di sanalah korban bercerita, dia telah menjadi korban cabul gurunya. Pihak orang tua korban kemudian melaporkan kasus ini ke polisi.
"Ada satu siswa yang mengadu ke orang tuanya. Dari situ, orang tua korban langsung melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Lamongan," kata Kasatreskrim Polres Lamongan, AKP Wahyu Norman Hidayat.
Saat diperiksa polisi, pelaku hanya mengaku, telah mencabuli sembilan muridnya. Namun saat ini sudah ada 30 surat pernyataan dari korban pencabulan. Bahkan, satu di antaranya dibuat oleh siswa berjenis kelamin laki-laki.
Saat ini polisi masih mengembangkan kasus tersebut, termasuk akan mendatangkan psikiater untuk memeriksa kejiwaan pelaku. | Inews.id
"Iya, setiap hari," kata korban yang juga siswi kelas 6 SD tersebut, Jumat (5/7/2019).
Aksi cabul pelaku, Slamet Priyanto, sudah dilakukan kepada dirinya sejak tiga bulan terakhir, terhitung Oktober - Januari 2019. Dia terpaksa mengikuti kemauan pelaku, karena diancam akan diberikan nilai jelek di rapor nantinya.
Menurut dia, guru tersebut melakukan perbuatan bejatnya di sekolah dan di rumah pelaku. Modusnya dengan menyuruh siswi tersebut mengambil laptop dan buku pelaku yang tertinggal.
"Di rumah juga pernah (dicabuli)," kata korban.
Pascaperistiwa tersebut, korban sempat merasakan sakit di bagian organ vitalnya. Orang tua korban yang curiga langsung mengecek kondisi anaknya itu, dan meminta korban berterus terang tentang kondisi yang dialaminya.
Di sanalah korban bercerita, dia telah menjadi korban cabul gurunya. Pihak orang tua korban kemudian melaporkan kasus ini ke polisi.
"Ada satu siswa yang mengadu ke orang tuanya. Dari situ, orang tua korban langsung melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Lamongan," kata Kasatreskrim Polres Lamongan, AKP Wahyu Norman Hidayat.
Saat diperiksa polisi, pelaku hanya mengaku, telah mencabuli sembilan muridnya. Namun saat ini sudah ada 30 surat pernyataan dari korban pencabulan. Bahkan, satu di antaranya dibuat oleh siswa berjenis kelamin laki-laki.
Saat ini polisi masih mengembangkan kasus tersebut, termasuk akan mendatangkan psikiater untuk memeriksa kejiwaan pelaku. | Inews.id
loading...
Post a Comment