NEW DELHI - Tercatat sebanyak 36 orang tewas selama musim panas ini di India dalam salah satu cuaca panas terpanjang dalam sejarah di negara itu.
Hal itu diungkapkan oleh juru bicara badan penanggulangan bencana India, NDMA, Anshu Priya.
Cuaca panas yang intens telah menyengat negara itu selama lebih dari 30 hari berturut-turut, terutama di India utara dan tengah. Suhu udara bisa mencapai 48 derajat Celcius di New Delhi pada 10 Juni, suhu tertinggi yang pernah dicatat di Ibu Kota pada bulan ini.
Sementara di Churu, di negara bagian barat Rajasthan, suhu melebihi 50 derajat Celcius pada 1 Juni.
Musim hujan yang tertunda berkontribusi pada cuaca panas yang berkepanjangan, tiba di India selatan sekitar 8 Juni, tujuh hari lebih lambat dari biasanya. Sedangkan wilayah India utara masih menunggu hujan tahunan.
Raghavan Krishnan dari Institut Meteorologi Tropis India mengatakan bahwa cuaca panas menjadi lebih intens dan sering seperti dikutip dari CNN, Sabtu (15/6/2019).
Di musim panas 2016, NDMA meluncurkan serangkaian inisiatif untuk mengurangi dampak mematikan cuaca panas, termasuk membuka tempat penampungan bagi para tunawisma, menyesuaikan jam kerja pemerintah negara bagian untuk menghindari cuaca panas yang ekstrem, mendirikan kios air minum, dan mengecat atap putih untuk mengurangi penyerapan panas.
Akibatnya, negara ini telah melihat penurunan dramatis angka kematian akibat cuaca panas dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, lebih dari 2.400 orang tewas akibat gelombang panas. Tahun berikutnya, cuaca panas menewaskan hanya 250 orang. | Sindonews
Hal itu diungkapkan oleh juru bicara badan penanggulangan bencana India, NDMA, Anshu Priya.
Cuaca panas yang intens telah menyengat negara itu selama lebih dari 30 hari berturut-turut, terutama di India utara dan tengah. Suhu udara bisa mencapai 48 derajat Celcius di New Delhi pada 10 Juni, suhu tertinggi yang pernah dicatat di Ibu Kota pada bulan ini.
Sementara di Churu, di negara bagian barat Rajasthan, suhu melebihi 50 derajat Celcius pada 1 Juni.
Musim hujan yang tertunda berkontribusi pada cuaca panas yang berkepanjangan, tiba di India selatan sekitar 8 Juni, tujuh hari lebih lambat dari biasanya. Sedangkan wilayah India utara masih menunggu hujan tahunan.
Raghavan Krishnan dari Institut Meteorologi Tropis India mengatakan bahwa cuaca panas menjadi lebih intens dan sering seperti dikutip dari CNN, Sabtu (15/6/2019).
Di musim panas 2016, NDMA meluncurkan serangkaian inisiatif untuk mengurangi dampak mematikan cuaca panas, termasuk membuka tempat penampungan bagi para tunawisma, menyesuaikan jam kerja pemerintah negara bagian untuk menghindari cuaca panas yang ekstrem, mendirikan kios air minum, dan mengecat atap putih untuk mengurangi penyerapan panas.
Akibatnya, negara ini telah melihat penurunan dramatis angka kematian akibat cuaca panas dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, lebih dari 2.400 orang tewas akibat gelombang panas. Tahun berikutnya, cuaca panas menewaskan hanya 250 orang. | Sindonews
loading...
Post a Comment