![]() |
Menkumham Yasonna H Laoly (ketiga kanan) berikan paparan capaian kinerja Ditjen Imigrasi. (Foto: Efira Tamara/kumparan) |
Jakarta - Kementerian Hukum dan HAM menyatakan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) se-Indonesia paling banyak diisi oleh narapidana kasus narkoba. Menkumham Yasonna H Laoly menilai harus ada perubahan paradigma untuk mengatasi hal tersebut.
Yasonna beranggapan hukuman untuk pemakai, kurir, dan bandar narkoba harus memiliki perbedaan yang jelas. Khusus pemakai, Yasonna mengusulkan agar tak ada lagi hukuman penahanan, melainkan rehabilitasi. Yasonna juga meminta Undang-undang Narkotika segera direvisi.
"Sekarang, posisi lapas dan rutan itu 254.000 lebih, dan itu mayoritas narkoba. Kalah semua (jenis kejahatan lain) dengan satu jenis crime, narkoba," ujar Yasonna di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (12/12).
"Pemakai itu jangan ditaruh di dalam (penjara). Kita kasih makannya juga harus (pakai) uang negara, tetapi direhab, karena kalau di dalam (penjara), itu kan jadi masalah. Karena dia ketergantungan," lanjutnya.
Selain itu, kata dia, hukuman penjara tak menjamin pemakai bisa berhenti mengonsumsi. Menurutnya, kesempatan untuk menyelundupkan narkoba ke dalam penjara demi memenuhi keinginan para pemakai, akan terbuka lebar.
"Kalian lihat sajalah movie star, bintang film, sinetron, sudah di lapas, masuk lagi, masuk lagi, karena memang kecanduan. Harus direhab total," tuturnya.
Saat ini, Kemenkumham tengah membangun lapas baru untuk narapidana kasus narkoba dan terorisme di Nusakambangan. Demi mengurangi kepadatan, Yasonna menilai langkah penambahan lapas dengan dilengkapi teknologi canggih sangat diperlukan. Atau alternatif lainnya, adalah meredistribusi narapidana ke lapas-lapas yang masih kosong
"Jadi ada beberapa strategi untuk kita buat itu. Khusus yang untuk super maksimum, untuk bandar narkoba, dan termasuk teroris, kita sedang membangun sekarang satu lapas super maximum security, ongoing, di Nusakambangan. Ongoing untuk 1.000 orang," ungkapnya.
"Itu lapas yang betul-berul high end dengan teknologi high yang canggih. Betul-betul canggih," tutup Yasonna. | Kumparan
loading...
Post a Comment