StatusAceh.Net - Jembatan rangka baja penghubung Kecamatan Pantai Ceureumen dengan Kota Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, ambruk, Senin (12/11/2018) pagi tadi. Akibatnya akses transportasi ribuan warga lumpuh total. Sebagian warga yang hendak melintas terpaksa harus mencari jalur alternatif.
Kapolsek Pantai Ceureumen, Maini Salmasih mengatakan, ambruknya jembatan ini diduga akibat pondasi jembatan rusak akibat terjangan arus sungai. “Arus sungai tersebut selama beberapa tahun sangat deras. Itu yang diduga membuat pondasi jembatan makin rusak,” ucapnya, Senin (12/11/2018).
Kondisi ini semakin parah pada musim hujan. Banjir yang kerap melanda kawasan tersebut mengakibatkan tanah di bawah jembatan ikut longsor. Sementara, kondisi jembatan yang rusak belum juga mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Saat jembatan ambruk, tidak ada satupun warga yang tengah melintas. Saat ini, petugas telah memasang garis polisi agar warga tidak mendekati jembatan tersebut yang berpotensi membahayakan.
“Akses transportasi menuju Kecamatan Pantai Ceureumen atau sebaliknya lumpuh total. Sebagian warga terpaksa kita mencari jalan alternatif lain agar bisa ke Kota Meulaboh,” kata dia.
Kepala Desa Sawang, Kecamatan Pantai Ceureumen Teube Zulbaidi berharap pemerintah segara memperbaiki jembatan tersebut. Sebab selain mengganggu akses transportasi robohnya jembatan ini juga berdampak pada perekonomian warga setempat.
Sebelum jembatan itu runtuh, kondisi badan jalan di abutman hanya tersisa sekitar 2,5 meter. Sudah beberapa kali mobil jatuh ke bawah tebing abutman, sedangkan warga setempat juga sering melakukan kegiatan swadaya untuk mengamankan sedikit badan jalan.
Salah seorang warga Pante Ceureumen, Jhon Sabri menyampaikan, saat ini warga harus menggunakan jalur alternatif atau jembatan gantung lewat Desa Pasie Jeumpa sehingga membutuhkan jarak tempuh yang lumayan jauh.
"Warga yang hendak menuju Kecamatan Pantai Cereumen atau dari Pante Cermen tujuan ke Meulaboh harus melewati jalan alternatif jembatan gantung di desa lain, atau pun lewat jalan lingkar dari Kecamatan Meureubo," katanya.
Warga Desa Sawang Teubee sudah sering melakukan upaya perbaikan darurat secara swadaya. Bahkan warga pernah menanam pohon pisang di atas abutman jembatan karena sudah berlubang sebagai tanda dan untuk menghindarkan warga dari kecelakaan.
Akan tetapi, usaha warga setempat hanya sebatas menekan risiko kecelakaan, yakni terjatuh saat melintas, terutama pada malam hari, menginggat jembatan tersebut urat nadi transportasi masyarakat dari desa ke kota, demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan informasi, sudah beberapa kali dilakukan pengusulan kepada pemerintah terkait dengan pembangunan konstruksi jembatan. Pada dua tahun lalu pernah dilakukan pembangunan tebing dan abutman, akan tetapi ternyata tidak efektif.
Faktor alam yang membuat kondisi pembangunan jembatan di kawasan itu tidak bisa dilakukan optimal, sedangkan banyak warga setempat berkomentar tentang perlunya pemindahan lokasi jembatan ke tempat lain atau alur sungai diluruskan. | INEWS
Kapolsek Pantai Ceureumen, Maini Salmasih mengatakan, ambruknya jembatan ini diduga akibat pondasi jembatan rusak akibat terjangan arus sungai. “Arus sungai tersebut selama beberapa tahun sangat deras. Itu yang diduga membuat pondasi jembatan makin rusak,” ucapnya, Senin (12/11/2018).
Kondisi ini semakin parah pada musim hujan. Banjir yang kerap melanda kawasan tersebut mengakibatkan tanah di bawah jembatan ikut longsor. Sementara, kondisi jembatan yang rusak belum juga mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Saat jembatan ambruk, tidak ada satupun warga yang tengah melintas. Saat ini, petugas telah memasang garis polisi agar warga tidak mendekati jembatan tersebut yang berpotensi membahayakan.
“Akses transportasi menuju Kecamatan Pantai Ceureumen atau sebaliknya lumpuh total. Sebagian warga terpaksa kita mencari jalan alternatif lain agar bisa ke Kota Meulaboh,” kata dia.
Kepala Desa Sawang, Kecamatan Pantai Ceureumen Teube Zulbaidi berharap pemerintah segara memperbaiki jembatan tersebut. Sebab selain mengganggu akses transportasi robohnya jembatan ini juga berdampak pada perekonomian warga setempat.
Sebelum jembatan itu runtuh, kondisi badan jalan di abutman hanya tersisa sekitar 2,5 meter. Sudah beberapa kali mobil jatuh ke bawah tebing abutman, sedangkan warga setempat juga sering melakukan kegiatan swadaya untuk mengamankan sedikit badan jalan.
Salah seorang warga Pante Ceureumen, Jhon Sabri menyampaikan, saat ini warga harus menggunakan jalur alternatif atau jembatan gantung lewat Desa Pasie Jeumpa sehingga membutuhkan jarak tempuh yang lumayan jauh.
"Warga yang hendak menuju Kecamatan Pantai Cereumen atau dari Pante Cermen tujuan ke Meulaboh harus melewati jalan alternatif jembatan gantung di desa lain, atau pun lewat jalan lingkar dari Kecamatan Meureubo," katanya.
Warga Desa Sawang Teubee sudah sering melakukan upaya perbaikan darurat secara swadaya. Bahkan warga pernah menanam pohon pisang di atas abutman jembatan karena sudah berlubang sebagai tanda dan untuk menghindarkan warga dari kecelakaan.
Akan tetapi, usaha warga setempat hanya sebatas menekan risiko kecelakaan, yakni terjatuh saat melintas, terutama pada malam hari, menginggat jembatan tersebut urat nadi transportasi masyarakat dari desa ke kota, demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan informasi, sudah beberapa kali dilakukan pengusulan kepada pemerintah terkait dengan pembangunan konstruksi jembatan. Pada dua tahun lalu pernah dilakukan pembangunan tebing dan abutman, akan tetapi ternyata tidak efektif.
Faktor alam yang membuat kondisi pembangunan jembatan di kawasan itu tidak bisa dilakukan optimal, sedangkan banyak warga setempat berkomentar tentang perlunya pemindahan lokasi jembatan ke tempat lain atau alur sungai diluruskan. | INEWS
loading...
Post a Comment