Kuta, orangutan Sumatera (Pongo abelii), dilepasliarkan ke habitat asli di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumut. (Liputan6.com/Reza Efendi) |
Meulaboh - Yayasan Ekosistem Lestari Sumatera Orangutan Conservation Program (YEL-SOCP) mengevakuasi seekor orangutan yang terisolasi di kawasan perkebunan sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh.
Koordinator YEL-SOCP Barat Selatan Aceh, Anto mengatakan, orangutan itu terisolasi setelah kehilangan tempat tinggalnya. Pasalnya, habitatnya telah dikonversi menjadi lahan kebun sawit.
"Orangutan ini berasal dari kawasan hutan sekitar tempatnya terisolasi, dia kehilangan tempat tinggal setelah kawasan itu berubah fungsi menjadi kebun sawit warga, sehingga terpaksa menjelajahi wilayah sekitar kebun demi bertahan hidup," ucapnya. dalam keterangan tertulis di Meulaboh, Jumat, 3 Agustus 2018, diwartakan Antara.
Aktivis Yel bersama tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, datang bersama mengevakuasi orangutan yang diperkirakan berumur 15 tahun itu. Orangutan itu terjebak di kawasan kebun sawit warga Desa Geulangan Gajah, Kecamatan Kuala Batee, Abdya.
Menurut data yang diriliskannya, selama periode 2010 hingga 2018, pihaknya berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi sebanyak 27 orangutan dari beberapa daerah di Provinsi Aceh dalam kondisi hidup kemudian dilepasliarkan.
Setelah dievakuasi, orangutan tersebut akan dilepasliarkan ke kawasan Re Introduksi Orangutan Sumatera Cagar Alam Janto, Kabupaten Aceh Besar, untuk direhabilitasi dan dikembalikan ke habitatnya.
"Tiap orangutan yang kita selamatkan maka akan dievakuasi ke kawasan Re Introduksi Orangutan Sumatera Cagar Alam Janto. Kemudian direhabilitasi dan diperiksa kesehatannya kemudian bila sudah melewati proses itu segera dikembalikan ke habitatnya," imbuhnya.
Sementara itu, dokter hewan YEL-SOCP, Yenny Saraswati yang dikonfirmasi menjelaskan, kondisi fisik tubuh orangutan yang dievakuasi tersebut kurus kering. Sebab, kondisi alamnya yang mungkin sudah tidak begitu baik.
Pihaknya yakin dan percaya bahwa masih ada populasi orangutan di kawasan habitat yang sama ditemukan itu. Hanya saja sedang dilakukan pencarian agar ketemu, sehingga dapat dievakuasi semua ke cagar alam Janto.
"Saat ini kita masih sedang dalam perjalanan menuju Cagar Alam Janto untuk mengembalikan orangutan berkelamin betina ini agar dapat hidup kembali bersama di habitatnya di sana," demikian drh Yenny Saraswati. | Antara
Koordinator YEL-SOCP Barat Selatan Aceh, Anto mengatakan, orangutan itu terisolasi setelah kehilangan tempat tinggalnya. Pasalnya, habitatnya telah dikonversi menjadi lahan kebun sawit.
"Orangutan ini berasal dari kawasan hutan sekitar tempatnya terisolasi, dia kehilangan tempat tinggal setelah kawasan itu berubah fungsi menjadi kebun sawit warga, sehingga terpaksa menjelajahi wilayah sekitar kebun demi bertahan hidup," ucapnya. dalam keterangan tertulis di Meulaboh, Jumat, 3 Agustus 2018, diwartakan Antara.
Aktivis Yel bersama tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, datang bersama mengevakuasi orangutan yang diperkirakan berumur 15 tahun itu. Orangutan itu terjebak di kawasan kebun sawit warga Desa Geulangan Gajah, Kecamatan Kuala Batee, Abdya.
Menurut data yang diriliskannya, selama periode 2010 hingga 2018, pihaknya berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi sebanyak 27 orangutan dari beberapa daerah di Provinsi Aceh dalam kondisi hidup kemudian dilepasliarkan.
Setelah dievakuasi, orangutan tersebut akan dilepasliarkan ke kawasan Re Introduksi Orangutan Sumatera Cagar Alam Janto, Kabupaten Aceh Besar, untuk direhabilitasi dan dikembalikan ke habitatnya.
"Tiap orangutan yang kita selamatkan maka akan dievakuasi ke kawasan Re Introduksi Orangutan Sumatera Cagar Alam Janto. Kemudian direhabilitasi dan diperiksa kesehatannya kemudian bila sudah melewati proses itu segera dikembalikan ke habitatnya," imbuhnya.
Sementara itu, dokter hewan YEL-SOCP, Yenny Saraswati yang dikonfirmasi menjelaskan, kondisi fisik tubuh orangutan yang dievakuasi tersebut kurus kering. Sebab, kondisi alamnya yang mungkin sudah tidak begitu baik.
Pihaknya yakin dan percaya bahwa masih ada populasi orangutan di kawasan habitat yang sama ditemukan itu. Hanya saja sedang dilakukan pencarian agar ketemu, sehingga dapat dievakuasi semua ke cagar alam Janto.
"Saat ini kita masih sedang dalam perjalanan menuju Cagar Alam Janto untuk mengembalikan orangutan berkelamin betina ini agar dapat hidup kembali bersama di habitatnya di sana," demikian drh Yenny Saraswati. | Antara
loading...
Post a Comment