Depok - Satu polisi masih disandera para tahanan di rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal, Rabu (9/5/2018).
Iqbal mengatakan, awalnya enam polisi disandera setelah terjadi insiden pada Selasa (8/5/2019).
Namun, lima polisi di antaranya gugur. Sementara satu tahanan tewas ditembak karena melawan dan merebut senjata. Iqbal mengatakan, jenazah lima polisi yang gugur sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. "Satu rekan kami masih di dalam sedang disandera," ucap Iqbal.
Iqbal mengatakan, awalnya enam polisi disandera setelah terjadi insiden pada Selasa (8/5/2019).
Namun, lima polisi di antaranya gugur. Sementara satu tahanan tewas ditembak karena melawan dan merebut senjata. Iqbal mengatakan, jenazah lima polisi yang gugur sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. "Satu rekan kami masih di dalam sedang disandera," ucap Iqbal.
Seperti dikutip Kompas.id, insiden di Mako Brimob, Selasa (8/5/2018) malam, diduga diawali oleh tahanan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) asal Sumatra Selatan (Sulsel) Wawan Kurniawan alias Abu Afif.
Berdasarkan informasi dari sumber di kepolisian, Wawan yang tengah menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (8/5/2018), dibesuk keluarganya yang juga membawa makanan untuk Wawan.
Namun, pengawal dari kepolisian melarang pemberian makanan itu dan Wawan marah. Sudah jamak diketahui di kalangan aparat, termasuk di lembaga pemasyarakatan bahwa tahanan atau nara pidana (napi) teroris kerap kali mendapatkan barang-barang selundupan yang dilarang aparat dari keluarga atau penjenguk, termasuk melalui makanan.
Barang tersebut, sekalipun tidak berbahaya, tak jarang berupa surat atau catatan, dari sesama anggota jejaring terorisme yang diindikasi cukup berisiko ketika menjadi cara mereka menebar pemahaman ekstrem/radikal. Oleh karena itu, aparat bersikap lebih tegas.
Kemarahan Wawan berlanjut setelah persidangan dan kembali ke tahanan di Mako Brimob. Sekitar pukul 17.00 WIB, Wawan menuntut untuk dipertemukan dengan petugas untuk memprotes soal larangan pemberian makanan tadi. Namun, petugas yang ingin ditemui Wawan sedang tidak di tempat, dan Wawan diminta bertemu keesokan harinya.
Namun, Wawan rupanya tidak puas. Sekitar pukul 20.00 Wawan memprovokasi tahanan lain untuk membuka paksa sel mereka. Mereka kemudian merangsek ke ruang interogasi, yang saat itu sedang ada polisi wanita yang tengah memeriksa tahanan baru, anggota JAD dari Ambon. Mereka kemudian merebut senjata Sang Polwan dan memukulinya.
Dari insiden inilah kemudian para tahanan teroris menyerang aparat lainnya dan menyandera mereka. Para tahanan bahkan menjarah gudang barang bukti dan merebut sedikitnya enam senjata laras panjang dan lima senjata laras pendek. | kompas.com
loading...
Post a Comment