Seorang Anggota Polisi sedang meminta keterangan tokoh masyarakat/ ulama Desa Geulangang Teungoh Bireuen (Istimewa) |
StatusAceh.Net - Berita bohong alias hoax layaknya penyakit menular. Tak henti hanya di satu titik, dia merebak untuk mencari inang yang lain. Tak terkecuali berita hoax terkait ulama. Baru-baru ini, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh juga terserang berita bohong tersebut yang berpotensi menimbulkan sentimen terhadap Kepolisian.
Tersebar kabar di kalangan tokoh masyarakat adanya tokoh agama di Desa Geulangang Teungoh Bireuen yang dijemput paksa Polsek Kota Juang. Namun hal itu dibantah Kapolsek Kota Juang AKP Ahmad Arief Sanjaya.
Dia menerangkan, yang dilakukan Kepolisian bukan upaya jemput paksa. Melainkan meminta tokoh agama tersebut untuk menjadi saksi terkait suatu kasus yang rentan masalah agama.
"Langsung kita panggil kedua belah pihak. Dengan perangkat desa, tokoh budaya, tokoh agama, alhamdulillah sudah klir. Jadi tidak ada jemput paksa," ujarnya saat mampir ke kedai kopi dalam rangka patroli di Desa Geulangang Teungoh, Kota Juang, Bireuen, Aceh, Selasa malam (3/4).
Karena itu dia memastikan kabar yang diterima tokoh masyarakat tersebut adalah bohong. Lagi pula kasus tersebut terjadi di desa lain. "Pak Zakaria menerima informasi hoax. Ada oknum tertentu yang membuat berita hoax," imbuhnya.
Ya, dia mengatakan ada pihak yang sengaja ingin membenturkan tokoh masyarakat atau tokoh agama dengan Kepolisian. Karena itu, dia menilai hoax sangatlah berbahaya.
Untuk mengantisipasi penyebaran hoax berikutnya di Kota Juang, Arief mengaku akan terus memberi penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak asal menerima dan menanggapi berita atau kabar begitu saja.
"Kami ada program dari pimpinan kita, mengimbau ke masyarakat anti berita hoax, anti kebencian, anti berita bohong. Jangan terpengaruh pihak ketiga memanas-manasi lagi," tukas Arief.
Di lokasi yang sama, tokoh masyarakat, Zakaria Yahya (60) yang menanyakan kabar soal jemput paksa tokoh agama yang notabene gurunya merasa tak lagi resah dengan penjelasan Kapolsek. Padahal sebelumnya dia dan sejumlah masyarakat berencana mendatangi Polsek Kota Juang terkait hal ini.
"Pak Maraban ini dia di Kampung Gedung itu kan ulama. Lima desa dia pimpin. Tapi tadi bapak bilang sudah selesai, untuk apalagi (diperpanjang)," ucap pria yang sudah keriput itu. | Jawapos
Tersebar kabar di kalangan tokoh masyarakat adanya tokoh agama di Desa Geulangang Teungoh Bireuen yang dijemput paksa Polsek Kota Juang. Namun hal itu dibantah Kapolsek Kota Juang AKP Ahmad Arief Sanjaya.
Dia menerangkan, yang dilakukan Kepolisian bukan upaya jemput paksa. Melainkan meminta tokoh agama tersebut untuk menjadi saksi terkait suatu kasus yang rentan masalah agama.
"Langsung kita panggil kedua belah pihak. Dengan perangkat desa, tokoh budaya, tokoh agama, alhamdulillah sudah klir. Jadi tidak ada jemput paksa," ujarnya saat mampir ke kedai kopi dalam rangka patroli di Desa Geulangang Teungoh, Kota Juang, Bireuen, Aceh, Selasa malam (3/4).
Karena itu dia memastikan kabar yang diterima tokoh masyarakat tersebut adalah bohong. Lagi pula kasus tersebut terjadi di desa lain. "Pak Zakaria menerima informasi hoax. Ada oknum tertentu yang membuat berita hoax," imbuhnya.
Ya, dia mengatakan ada pihak yang sengaja ingin membenturkan tokoh masyarakat atau tokoh agama dengan Kepolisian. Karena itu, dia menilai hoax sangatlah berbahaya.
Untuk mengantisipasi penyebaran hoax berikutnya di Kota Juang, Arief mengaku akan terus memberi penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak asal menerima dan menanggapi berita atau kabar begitu saja.
"Kami ada program dari pimpinan kita, mengimbau ke masyarakat anti berita hoax, anti kebencian, anti berita bohong. Jangan terpengaruh pihak ketiga memanas-manasi lagi," tukas Arief.
Di lokasi yang sama, tokoh masyarakat, Zakaria Yahya (60) yang menanyakan kabar soal jemput paksa tokoh agama yang notabene gurunya merasa tak lagi resah dengan penjelasan Kapolsek. Padahal sebelumnya dia dan sejumlah masyarakat berencana mendatangi Polsek Kota Juang terkait hal ini.
"Pak Maraban ini dia di Kampung Gedung itu kan ulama. Lima desa dia pimpin. Tapi tadi bapak bilang sudah selesai, untuk apalagi (diperpanjang)," ucap pria yang sudah keriput itu. | Jawapos
loading...
Post a Comment