Ilustrasi kebakaran hutan |
Banda Aceh - Sejumlah penerbangan di Aceh mengalami gangguan dikarenakan adanya kabut asap di daerah tersebut. Beberapa penerbangan bahkan terpaksa dibatalkan oleh pihak maskapai.
Salah satu yang mengalami gangguan adalah penerbangan Wings Air rute Medan-Meulaboh pada Rabu (26/7/2017) kemarin. Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh Kepala Meteorologi BMKG Meulaboh, Edi Darlupti.
"Penerbangan Wings Air batal karena jarak pandang pilot pesawat kurang dari 2.000 meter akibat gangguan asap," ujarnya sebagaimana dikutip Antara, Kamis (27/7/2017).
Endang, salah seorang calon pemakai jasa penerbangan maskapai Wings Air nomor penerbangan IW 1252 mengeluhkan gangguan tersebut. Pasalnya, akibat gangguan itu dirinya harus terlebih dahulu menempuh perjalanan darat agar dapat berangkat dari bandara lain.
"Kami harus berangkat lewat Bandara Sultan Iskandar Muda dengan tempuh perjalanan darat sekitar tiga jam," keluhnya.
Selain keberangkatan, beberapa penerbangan yang menuju ke Aceh juga turut dibatalkan. Salah satunya adalah penerbangan domestik dari Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Serdang, Sumatera Utara. Menurut Edi Darlupti, penerbangan tersebut dibatalkan setelah pihaknya menginformasikan perkembangan cuaca kepada pihak maskapai.
Kabut asap di Aceh sendiri muncul karena kebakaran hutan. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bintang Zakaria menyebutkan jika dari satelit terpantau ada 49 titik panas di wilayah Aceh.
"Petang ini, satelit memantau total ada 49 hotspot (titik panas) di Aceh," ujarnya pada Rabu (26/7/2017) kemarin.
49 Titik panas tersebut tersebar pada beberapa tempat berbeda di Provinsi Aceh. Tercatat 16 titik panas diantaranya berada di Nagan Raya, 12 titik panas di Aceh Barat, tujuh titik di Aceh Tengah, empat titik di Gayo Lues, tiga titik di Sulubussalam, serta sisanya di Aceh Besar.
Peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau dari unsur cuaca masih menunjukkan bahwa wilayah di Aceh sangat mudah terancam kebakaran. Penyebab kebakaran-kebakaran hutan tersebut disinyalir karena faktor kesengajaan manusia. Hal ini turut dibenarkan oleh Yunus S Swarinoto selaku Deputi Bidang Meteorogi BMKG.
"Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," ungkapnya. | Tirto.id
Salah satu yang mengalami gangguan adalah penerbangan Wings Air rute Medan-Meulaboh pada Rabu (26/7/2017) kemarin. Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh Kepala Meteorologi BMKG Meulaboh, Edi Darlupti.
"Penerbangan Wings Air batal karena jarak pandang pilot pesawat kurang dari 2.000 meter akibat gangguan asap," ujarnya sebagaimana dikutip Antara, Kamis (27/7/2017).
Endang, salah seorang calon pemakai jasa penerbangan maskapai Wings Air nomor penerbangan IW 1252 mengeluhkan gangguan tersebut. Pasalnya, akibat gangguan itu dirinya harus terlebih dahulu menempuh perjalanan darat agar dapat berangkat dari bandara lain.
"Kami harus berangkat lewat Bandara Sultan Iskandar Muda dengan tempuh perjalanan darat sekitar tiga jam," keluhnya.
Selain keberangkatan, beberapa penerbangan yang menuju ke Aceh juga turut dibatalkan. Salah satunya adalah penerbangan domestik dari Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Serdang, Sumatera Utara. Menurut Edi Darlupti, penerbangan tersebut dibatalkan setelah pihaknya menginformasikan perkembangan cuaca kepada pihak maskapai.
Kabut asap di Aceh sendiri muncul karena kebakaran hutan. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bintang Zakaria menyebutkan jika dari satelit terpantau ada 49 titik panas di wilayah Aceh.
"Petang ini, satelit memantau total ada 49 hotspot (titik panas) di Aceh," ujarnya pada Rabu (26/7/2017) kemarin.
49 Titik panas tersebut tersebar pada beberapa tempat berbeda di Provinsi Aceh. Tercatat 16 titik panas diantaranya berada di Nagan Raya, 12 titik panas di Aceh Barat, tujuh titik di Aceh Tengah, empat titik di Gayo Lues, tiga titik di Sulubussalam, serta sisanya di Aceh Besar.
Peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau dari unsur cuaca masih menunjukkan bahwa wilayah di Aceh sangat mudah terancam kebakaran. Penyebab kebakaran-kebakaran hutan tersebut disinyalir karena faktor kesengajaan manusia. Hal ini turut dibenarkan oleh Yunus S Swarinoto selaku Deputi Bidang Meteorogi BMKG.
"Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," ungkapnya. | Tirto.id
loading...
Post a Comment