Banda Aceh - Sebuah harapan baru kembali muncul dari masyarakat Aceh dan tidak berlebihan pula harapan baru itu juga muncul dari kami relawan dan penggiat anti narkoba. Kita semua bersyukur dan mengapresiasi atas terlaksananya Pilkada Aceh 2017 yang berlangsung dengan Aman dan Damai.
Kondisi tersebut berhasil mementahkan keraguan serta kekhawatiran pemerintah pusat dan sebagian masyarakat yang sempat mengklaim bahwa Aceh salah satu Provinsi rawan konflik pilkada. Namun semua itu terbantahkan dengan sikap berpolitik orang Aceh yang semakin dewasa.
Aceh telah melahirkan dua sosok pemimpin yang diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap Aceh yang jauh lebih baik. Banyak sekali permasalahan yang harus dihadapi oleh pemimpin baru Aceh. Sebagian kita menumpukkan harapan tersebut kepada Bapak Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017 – 2022.
Salah satu permasalahan yang wajib menjadi perhatiaan serta daya upaya dari pemimpin baru Aceh menurut ketua Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN), Syahrul Maulidi, SE, M.Si adalah permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Pada Tahun 2015 Presiden RI Jokowi Widodo telah mendeklarasikan bahwa Indonesia Darurat Narkoba termasuk Aceh.
"Sudah dua tahun berlalu deklarasi tersebut namun sampai saat ini kondisi tersebut belum di hentikan. Artinya Indonesia dan Aceh masih berada dalam kondisi Darurat Narkoba," ucap Syahrul.
Aceh saat ini merupakan salah satu jalur masuk utama narkoba di Indonesia. Sudah banyak rakyat Aceh terutama generasi muda Aceh yang terlibat dan menjadi korban pehyalahgunaan narkoba.
"Kita berada dalam kondisi darurat narkoba namun upaya yang dilakukan oleh pemerintah Aceh saat ini sama sekali tidak mencerminkan Aceh dalam kondisi darurat Narkoba. Perhatian dari pemerintah Aceh masih sangat minim terhadap permasalahan Narkoba," kata Syahrul
Padahal begitu banyak generasi muda Aceh saat ini yang sedang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Kalau kita membiarkan terus menerus kondisi ini maka jangan berharap beberapa tahun ke depan Aceh akan melahirkan pemimpin – pemimpin yang berkualitas," ujarnya
Beranjak dari hal tersebut Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) yang merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berpusat dan berkedudukan di Banda Aceh yang berupaya untuk membentuk komunitas ditengah - tengah masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya dan terus berupaya seoptimal mungkin dalam mengsosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba yang dapat menjerat siapapun dalam anggota keluarga kita, bila hal tersebut tidak diproteksi secara dini dan secara terus menerus.
"Adapun target yang kita harapkan bersama kepada pemerintah Aceh agar mampu bersinergi dalam menghadapi permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Aceh. Kita tidak akan pernah bisa mewujudkan Aceh menjadi provinsi yang bersyariatkan Islam apabila permasalahan Narkoba ini tidak mampu kita atasi," ungkap Syahrul
Soal penyalahgunaan Narkoba saat ini Aceh menduduki peringkat 8 nasional dan narkoba jenis ganja saat ini Aceh menduduki peringkat satu. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang sangat terorganisir dan sangat sulit untuk diberantas.
"Tanggung jawab moral yang penting bagi kita adalah harus mampu memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba secara konsisten dan juga perlu adanya sinergitas lintas sektoral sehingga program sosialisasi dan penanganan masalah penyalahgunaan narkoba ini mendapatkan suatu konsep yang tepat dan sasaran yang tepat," katanya
Aceh saat ini bukan hanya sebagai wilayah transit saja namun sudah menjadi jalur utama masuknya narkoba dari luar negeri. Aceh juga sudah menjadi target pasar untuk penyalahgunaan narkoba itu bisa kita lihat dari kasus - kasus yang berhasil diungkap oleh BNN dan Polri.
"Sungguh luar biasa tidak berselang terlalu jauh ketika pemerintah Indonesia mendeklarasikan Indonesia Darurat Narkoba juga termasuk Aceh Darurat Narkoba. Namun yang terjadi di Aceh terungkapnya berbagai kasus penyalahugunaan dan peredararan gelap narkoba yang sangat fantastis di daerah yang bersyariat Islam," Imbuh Syahrul.
Kami juga berharap kepada saudara - saudara kita di Aceh agar janganlah menjadi bagian dari kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba karena keluarga mereka sendiri juga yang akan menjadi salah satu target dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba," tegasnya
Hasil penelitian yang dilakukan Kajati Aceh beberapa waktu lalu bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba di Aceh mencapai +- 66.000 jiwa sementara rehabilitasi di Aceh sangat terbatas daya tampungnya.
Kita membutuhkan biaya dengan jumlah besar. Kemana kita harus membawa mereka. Apakah kita diamkan saja melihat mereka seperti itu. Kalau situasi ini tidak segera kita atasi bersama apa yang akan terjadi terhadap Aceh beberapa tahun ke depan?" cetus Syahrul
IKAN juga sangat mengharapkan dukungan dari Pemerintah Aceh yang baru dan seluruh institusi terkait. Pada kesempatan ini Syahrul Maulidi selaku Ketua Umum DPP IKAN dan nama Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) mengucapkan Selamat dan sukses kepada Bapak Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Periode 2017 – 2022.
"Mari kita selamatkan generasi muda Aceh dari bahaya narkoba dan mari kita selamatkan Aceh dari ancaman bahaya Narkoba.
Stop narkoba dan lawan narkoba. IKAN siap menjadi mitra terbaik Pemerintah Aceh, tutup Syahrul Maulidi.[NAJMI]
Kondisi tersebut berhasil mementahkan keraguan serta kekhawatiran pemerintah pusat dan sebagian masyarakat yang sempat mengklaim bahwa Aceh salah satu Provinsi rawan konflik pilkada. Namun semua itu terbantahkan dengan sikap berpolitik orang Aceh yang semakin dewasa.
Aceh telah melahirkan dua sosok pemimpin yang diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap Aceh yang jauh lebih baik. Banyak sekali permasalahan yang harus dihadapi oleh pemimpin baru Aceh. Sebagian kita menumpukkan harapan tersebut kepada Bapak Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017 – 2022.
Salah satu permasalahan yang wajib menjadi perhatiaan serta daya upaya dari pemimpin baru Aceh menurut ketua Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN), Syahrul Maulidi, SE, M.Si adalah permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Pada Tahun 2015 Presiden RI Jokowi Widodo telah mendeklarasikan bahwa Indonesia Darurat Narkoba termasuk Aceh.
"Sudah dua tahun berlalu deklarasi tersebut namun sampai saat ini kondisi tersebut belum di hentikan. Artinya Indonesia dan Aceh masih berada dalam kondisi Darurat Narkoba," ucap Syahrul.
Aceh saat ini merupakan salah satu jalur masuk utama narkoba di Indonesia. Sudah banyak rakyat Aceh terutama generasi muda Aceh yang terlibat dan menjadi korban pehyalahgunaan narkoba.
"Kita berada dalam kondisi darurat narkoba namun upaya yang dilakukan oleh pemerintah Aceh saat ini sama sekali tidak mencerminkan Aceh dalam kondisi darurat Narkoba. Perhatian dari pemerintah Aceh masih sangat minim terhadap permasalahan Narkoba," kata Syahrul
Padahal begitu banyak generasi muda Aceh saat ini yang sedang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Kalau kita membiarkan terus menerus kondisi ini maka jangan berharap beberapa tahun ke depan Aceh akan melahirkan pemimpin – pemimpin yang berkualitas," ujarnya
Beranjak dari hal tersebut Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) yang merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berpusat dan berkedudukan di Banda Aceh yang berupaya untuk membentuk komunitas ditengah - tengah masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya dan terus berupaya seoptimal mungkin dalam mengsosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba yang dapat menjerat siapapun dalam anggota keluarga kita, bila hal tersebut tidak diproteksi secara dini dan secara terus menerus.
"Adapun target yang kita harapkan bersama kepada pemerintah Aceh agar mampu bersinergi dalam menghadapi permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Aceh. Kita tidak akan pernah bisa mewujudkan Aceh menjadi provinsi yang bersyariatkan Islam apabila permasalahan Narkoba ini tidak mampu kita atasi," ungkap Syahrul
Soal penyalahgunaan Narkoba saat ini Aceh menduduki peringkat 8 nasional dan narkoba jenis ganja saat ini Aceh menduduki peringkat satu. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang sangat terorganisir dan sangat sulit untuk diberantas.
"Tanggung jawab moral yang penting bagi kita adalah harus mampu memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba secara konsisten dan juga perlu adanya sinergitas lintas sektoral sehingga program sosialisasi dan penanganan masalah penyalahgunaan narkoba ini mendapatkan suatu konsep yang tepat dan sasaran yang tepat," katanya
Aceh saat ini bukan hanya sebagai wilayah transit saja namun sudah menjadi jalur utama masuknya narkoba dari luar negeri. Aceh juga sudah menjadi target pasar untuk penyalahgunaan narkoba itu bisa kita lihat dari kasus - kasus yang berhasil diungkap oleh BNN dan Polri.
"Sungguh luar biasa tidak berselang terlalu jauh ketika pemerintah Indonesia mendeklarasikan Indonesia Darurat Narkoba juga termasuk Aceh Darurat Narkoba. Namun yang terjadi di Aceh terungkapnya berbagai kasus penyalahugunaan dan peredararan gelap narkoba yang sangat fantastis di daerah yang bersyariat Islam," Imbuh Syahrul.
Kami juga berharap kepada saudara - saudara kita di Aceh agar janganlah menjadi bagian dari kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba karena keluarga mereka sendiri juga yang akan menjadi salah satu target dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba," tegasnya
Hasil penelitian yang dilakukan Kajati Aceh beberapa waktu lalu bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba di Aceh mencapai +- 66.000 jiwa sementara rehabilitasi di Aceh sangat terbatas daya tampungnya.
Kita membutuhkan biaya dengan jumlah besar. Kemana kita harus membawa mereka. Apakah kita diamkan saja melihat mereka seperti itu. Kalau situasi ini tidak segera kita atasi bersama apa yang akan terjadi terhadap Aceh beberapa tahun ke depan?" cetus Syahrul
IKAN juga sangat mengharapkan dukungan dari Pemerintah Aceh yang baru dan seluruh institusi terkait. Pada kesempatan ini Syahrul Maulidi selaku Ketua Umum DPP IKAN dan nama Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) mengucapkan Selamat dan sukses kepada Bapak Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Periode 2017 – 2022.
"Mari kita selamatkan generasi muda Aceh dari bahaya narkoba dan mari kita selamatkan Aceh dari ancaman bahaya Narkoba.
Stop narkoba dan lawan narkoba. IKAN siap menjadi mitra terbaik Pemerintah Aceh, tutup Syahrul Maulidi.[NAJMI]
loading...
Post a Comment