Aceh Besar - Sebanyak 12 ruang belajar di Pondok Pesantren Nurul Hikmah di Desa Leupung Cut, Kecamatan Kuta Malaka hangus terbakar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar, Aceh, menyatakan, delapan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.
"Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 18.15 WIB, setelah delapan mobil pemadam kebakaran dikerahkan," ucap Kepala BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil melalui sambungan telefon seluler dari Banda Aceh, Jumat (21/7/2017).
Menurutnya, tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis kemarin sore itu karena tidak adanya aktivitas belajar dan mengajar. Walau demikian, lanjutnya, berbagai peralatan dan perlengkapan pendukung santri belajar di pesantren tersebut turut hangus terbakar dilalap oleh si jago merah.
Informasi di lapangan, petugas pemadam kebakaran setempat sempat mengalami kesulitan terutama dalam mencari ketersediaan air, sementara api cepat membesar.
"Api sangat cepat membakar ruang belajar, mengikuti arah angin saat musim kemarau ini. Petugas kita kesulitan mencari air untuk melakukan pemadaman," katanya.
"Akibatnya, kita harus cari air cukup jauh dari lokasi pesantren. Setelah selesai sterilisasi (pendinginan), sekitar jam 21.20 Wib petugas kita baru tinggalkan lokasi," terang Ridwan.
Ustadz Muhammad Saleh, pimpinan pesantren ini mengatakan, ruangan kelas yang terbakar berada di lantai dua yang jarang dipakai. "Sudah lama tidak difungsikan, karena berkurangnya santri di pesantren ini," tuturnya. (Okz)
"Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 18.15 WIB, setelah delapan mobil pemadam kebakaran dikerahkan," ucap Kepala BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil melalui sambungan telefon seluler dari Banda Aceh, Jumat (21/7/2017).
Menurutnya, tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis kemarin sore itu karena tidak adanya aktivitas belajar dan mengajar. Walau demikian, lanjutnya, berbagai peralatan dan perlengkapan pendukung santri belajar di pesantren tersebut turut hangus terbakar dilalap oleh si jago merah.
Informasi di lapangan, petugas pemadam kebakaran setempat sempat mengalami kesulitan terutama dalam mencari ketersediaan air, sementara api cepat membesar.
"Api sangat cepat membakar ruang belajar, mengikuti arah angin saat musim kemarau ini. Petugas kita kesulitan mencari air untuk melakukan pemadaman," katanya.
"Akibatnya, kita harus cari air cukup jauh dari lokasi pesantren. Setelah selesai sterilisasi (pendinginan), sekitar jam 21.20 Wib petugas kita baru tinggalkan lokasi," terang Ridwan.
Ustadz Muhammad Saleh, pimpinan pesantren ini mengatakan, ruangan kelas yang terbakar berada di lantai dua yang jarang dipakai. "Sudah lama tidak difungsikan, karena berkurangnya santri di pesantren ini," tuturnya. (Okz)
loading...
Post a Comment