Banda Aceh – Komunitas Pemuda peduli sejarah Aceh melakukan aksi teatrikal dan Demotransi di depan gerbang dan komplek pemakaman Kerkhof Peucut bersama masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bersama Rakyat Aceh (AMBRA) meminta pemerintah Belanda mencabut maklumat perang yang dibuat Kerajaan Belanda atas Aceh pada 26 Maret 1873.
Juga menuntut pemerintah Belanda bertangung jawab atas kejahatan perang yang terjadi di Aceh selama peperangan Aceh berlangsung periode (1873-1914) penindasan, dan bahkan dugaan kejahatan perang oleh pasukan Belanda
Hal itu disampaikan AMBRA dalam aksinya di Kota Banda Aceh, Minggu (26/3/2017). Aksi tersebut dilakukan untuk memperingati 144 tahun perang Aceh dan diisi dengan pembacaan Hikayat Prang Sabi (perang sabil) orasi serta pembacaan puisi
Koordinator AMBRA , Musliadi Salidan dalam orasinya mengatakan peringatan invasi militer Belanda terhadap Aceh dilaksanakan agar masyarakat tidak melupakan Belanda pernah menyerang Aceh banyak Rakyat meninggal berjuta kerugiaan yang terjadi karena mempertahankan Aceh agar tidak dijajah dan membuat masyarakat Aceh menderita,” sekalipun maklumat perang tersebut telah berumur 144 tahun namun kita tidak boleh melupakan hal itu begitu saja karena hal ini menyangkut intergritas sebuah bangsa, dan bagaimana status dari maklumat perang itu sendiri apakah telah dicabut, tentun disini kita membutuhkan kejelasan dari status maklumat perang itu sendiri", tambahnya. (Rill)
loading...
Post a Comment