SAWANG- Sejumlah desa di kecamatan Sawang sepi pemilihhal ini berbeda dengan beberapa TPS (Tempat Pemungutan Suara) lainnya, Salahsatunya TPS 57 yang berada di Gampong Kubu Kec. Sawang terlihat sepi dari peserta pemilih dan kerumunan warga yang ingin mencoblos, Rabu (15/2/2017).
Dari pantauan Reporter dari lokasi pencoblosan yang di gelar mulai pukul 08:00 WIB di halaman meunasah gampong kubu secara sederhana tampak pemilih hanya datang satu persatu per 10 menit untuk mencoblos.
Pemandangan ini sangat jauh berbeda dengan lima tahun sebelumnya saat pemilihan kepala daerah dan calon legislatif,dimana warga sejak pagi telah memadati areal pekarangan meunasah untuk menyalurkan suaranya.
Salahseorang warga yang ditemui lokasi pencoblosan memaparkan,banyak warga yang tidak ambil bagian dalam pesta demokrasi kali ini di sebabkan hilangnya rasa kepercayaan terhadap pasangan calon kepala daerah.
Krisis kepercayaan terhadap calon kepala daerah ini membuat sebahagian warga gampong kubu enggan datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya pada salahsatu calon kepala daerah baik pasangan gubernur/wakil gubernur maupun pasangan calon bupati/wakil bupati.
“ Mulai tadi pukul 08:00 WIB, warga yang memilih ada juga hanya tidak seperti tahun sebelumnya ramai yang datang nyoblos, memang baru kali ini di gampong kubu sedikit yang datang ke TPS,munkin mereka sudah trauma dan tidak percaya lagi dengan kayak beginian “,ujar syukri salah seorang warga setempat.
Dari petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) di TPS 57 menyampaikan untuk Gampong Kubu yang terdaftar dalam pemilih tetap adalah 452 orang dengan kertas suara yang lebih 12 lembar.
“ Untuk Gampong Kubu ada 452 orang yang masuk dalam DPT dan kertas suara yang lebih 12 lembar, sampai pukul 11:00 WIB warga yang memilih ada namun tidak seperti yang lalu antusiasnya “,ungkap junaidi ketua PPS di TPS gampong kubu di lokasi pencoblosan.
Beberapa warga setempat yang tidak ikut menyemarakkan pesta demokrasi ini menyampaikan meski namanya tercatat dalan DPT namun para warga ini lebih banyak melakukan kegiatan rutinitas sehari-hari dan berdiam diri dirumah berkumpul bersama keluarga.
“ Lebih baik ke kebun pinang daripada nyoblos,kan sama juga siapun juga yang jadi gubernur atau bupati yang saya dan keluarga kehidupan tetap seperti ini “,ujar lisna,ibu tiga anak yang tidak ikut coblos.
Lain lagi husaini alias sihim pemuda gampong setempat yang mengaku enggan mencoblos karena selama ini kehidupan masyarakat dikampung-kampung tidak ada perubahan meski yang di coblos itu orang yang selama ini pro rakyat,baginya lebih baik tidur dirumah daripada berikan suara di TPS.
“ Bagi saya lebih baik tiduran di rumah daripada nyoblos,toh nantinya siapapun yang jadi gubernur atau bupati sama juga seperti sekarang,tidak ada perubahan ekonomi bagi kami masyarakat di desa pedalaman “,beber sihim yang ditemui dirumahnya.
" Saya sudah berapa kali pilkada tidak pernah milih,ini saja baru bangun tidur, milih atau tidak sama saja bang tidak ada manfaatnya ",ungkap bery yang sudah terlanjur tidak percaya pada setiap calon kepala daerah karena tidak pernah menepati janjinya ketika telah menjabat jadi kepala daerah.
Demikian juga misni yang berjualan di kios kecil didepan rumahnya,pantauan reporter ibu tiga anak ini juga tidak ikut mencoblos,baginya coblos atau tidak coblos sama saja karena toh kehidupan ekonomi keluarganya tidak akan ada perubahan jika mencari dengan keringat sendiri.
" Nyoblos atau tidak sama juga yang kehidupan kami ya tetap seperti ini,kalau ada kita cari dengan keringat sendiri ya ada kalau malas ya tidak ada ",tutur misni sambil melayani pembeli di kios kecil miliknya.
Reporter: T. Sayed Azhar
loading...
Post a Comment