StatusAceh.Net - Politisi Partai Nasional Aceh (PNA) Darwati A Gani, berencana segera mengundurkan diri dari Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Ia memilih hengkang dari gedung dewan setelah Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menetapkan hasil rekapitulasi Pilkada.
Pilihan itu, sudah lama didiskusikan dengan suaminya, Irwandi Yusuf calon Gubernur Aceh yang ditetapkan sebagai jawara Pilkada lalu. “Nanti ketika pak Irwandi dilantik saya akan memilih mundur sebagai anggota DPRA,” katanya pada Rakyat Aceh, Ahad (26/2).
Darwati menyatakan dirinya akan berusaha lebih dekat lagi dengan masyarakat. “Saya kembali menjadi pekerja sosial untuk masyarakat Aceh, seperti yang saya pernah jalani selama lima tahun dulu,” sebutnya lagi.
Pilihan itu, sudah lama didiskusikan dengan suaminya, Irwandi Yusuf calon Gubernur Aceh yang ditetapkan sebagai jawara Pilkada lalu. “Nanti ketika pak Irwandi dilantik saya akan memilih mundur sebagai anggota DPRA,” katanya pada Rakyat Aceh, Ahad (26/2).
Darwati menyatakan dirinya akan berusaha lebih dekat lagi dengan masyarakat. “Saya kembali menjadi pekerja sosial untuk masyarakat Aceh, seperti yang saya pernah jalani selama lima tahun dulu,” sebutnya lagi.
Ia mengaku tidak memiliki persiapan khusus menjadi istri gubernur, selain rencana mengundurkan diri tersebut. “Menjadi istri gubernurkan lebih pada kerja-kerja pengabdian terhadap masyarakat. Saya sudah pernah mengalaminya. Saya juga memiliki pengalaman menjadi wakil rakyat di DPRA,” katanya.
Bagi Darwati, kemenangan dalam Pilkada bukan miliknya, melainkan milik seluruh rakyat Aceh, relawan, partai pendukung dan pengusung.
“Kemenangan bersama. Tentunya rakyat Aceh bersuka cita termasuk juga kami tim relawan pak Irwandi. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih pada ulama yang telah mendukung, tim relawan partai pendukung, partai pengusung dan semua rakyat Aceh,” tegasnya.
Ia menilai, tim pemenangan Irwandi telah menjalankan tahapan-tahapan Pilkada secara halal. Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa sempat terjadi insiden-insiden kecil di lapangan.
“Walau ada sedikit intimidasi di lapangan tapi boleh dikata jauh lebih halal dibanding tahun 2012,” tegasnya. (Rakyat Aceh)
loading...
Post a Comment