Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian |
JAKARTA- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian ragu penulis buku "Jokowi Undercover," Bambang Tri Mulyono (BTM) , yang telah ditangkap dan ditahan Bareskrim di Polda Metro Jaya sejak Jumat (30/12) lalu, bekerja sendiri dalam menulis bukunya.
”Kita akan dalami siapa yang menggerakkan, siapa yang mengajari dia karena kemampuan menulisnya berantakan. Tidak mengikuti sistematika pelajaran (orang) terdidik yang sarjana. (Bukunya) sekelas skripsi saja tidak. Oleh karena itu, akan kita liat siapa di belakang dia. Kita akan usut. Tolong catat itu,” tegas Tito di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (4/1).
Tito menambahkan jika dia telah memerintahkan tim dari Bareskrim untuk membedah buku itu. Untuk melihat fakta-faktanya di mana dalam dunia penulisan harus ada metodologi. Metodologinya harus ada data pendukung.
”Contoh mengatakan, bahwa, maaf, Bapak Jokowi ini keturunan dari A (di buku itu ditulis Jokowi keturunan PKI, Red) kita tanya punya data pendukung, data primer enggak? Artinya dokumen, akta lahir, atau apa, atau sumber pertama orang yang mengetahui, tapi tidak ada,” sambungnya.
Kalau tidak data primer, apa ada data sekunder, jika penulis mengatakan tahu dari orang lain. Orang lain itu mungkin merujuk satu buku atau refrensi, tapi itu juga tidak ada.
”Berarti yang ketiga, dia menganalisis sendiri. Jadi menganalisis sendiri berdasarkan foto dihitung-hitung sendiri panjangnya apa namanya itu, alisnya, segala macam dia punya enggak keahlian itu. Dia tidak lulus S1 hanya lulus SMA,” sambungnya.
Saat diiwawancara polisi, "Mohon maaf, kemampuan intelektualnya, relatif menengah ke bawah. Jadi sebetulnya, menurut, pendapat saya, dia tidak memiliki kemampuan metodologi untuk melakukan penelitian melalui buku itu,” ungkap Tito.
Apalagi, kata Tito, sebuah buku fakta yang seharusnya tidak hanya sekelas buku novel yang berisi karangan fiksi. Tapi ini tidak ada data pendukung sama sekali, makanya polisi berani menetapkan bahwa itu adalah bohong.(Beritasatu)
loading...
Post a Comment