![]() |
Mayjen Soedarmo Plt Gubernur Aceh |
Banda Aceh - Situasi politik makin memanas jelang Pilkada Aceh 2017. Rentetan kasus terjadi pada pekan lalu. Perlu ada tindakan tegas dengan menangkap oknum pengacau agar tidak menyulut kerusuhan jelang pilkada di provinsi berjuluk Serambi Makkah itu
"(Pilkada) ini jangan dikotori oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab semacam itu. Saya suruh tangkap, periksa, tahan kalau memang melakukan tindakan-tindakan seperti merusak alat peraga kampanye," tegas Plt Gubernur Aceh Soedarmo di Banda Aceh, kemarin.
Pernyataan Soedarmo terkait munculnya sejumlah insiden kericuhan di Aceh. Diketahui, pada Sabtu, 24 Desember lalu, terjadi kericuhan antarmassa pendukung Partai Aceh (PA) dengan Partai Nasional Aceh (PNA) di Aceh Utara. Pemicunya adalah adanya aksi pemukulan simpatisan kader PNA di Posko, Kecamatan Langkahan Aceh Utara.
Sehari setelah itu, terjadi kericuhan massa pasangan Fakhrurrazi H Cut-Mukhtar Daud (Fatar) di Aceh Utara.
Kasus berikutnya, penyerangan dan perusakan rumah maupun mobil milik M Jhony, Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) di Desa Matang Drien, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara. Pelaku insiden ini diduga berasal dari kader PNA dan massa dari Tim Fatar.
Kasus terakhir, perusakan dan pembakaran baliho kandidat bupati H Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf dan kandidat Gubernur, H Muzakir Manaf-TA Khalid, serta atribut Partai Aceh.
Soedarmo mengaku telah meminta Kapolda Aceh menindak semua oknum yang berupaya mengganggu dan mengacaukan pelaksanaan Pilkada Aceh. Dia berharap penegak hukum bertindak tegas.
Soedarmo menyampaikan kepada masing-masing pasangancalon untuk mengendalikan seluruh jajarannya seperti tim sukses, tim pendukung, dan simpatisan agar tidak berbuat di luar wewenang. Ia mengimbau, semua tim pendukung pasangan calon, agar tidak melakukan tindakan yang mengarah kepada tindakan kriminal, seperti pengrusakan alat peraga kampanye dan tindakan-tindakan anarkis lainnya.
"Kita sudah komitmen untuk menjaga situasi aman, damai, dan berintegritas. Pilkada Aceh harus berjalan sesuai dengan tujuannya. Kalau ada yang membuat keributan, saya sudah perintahkan kepada Kapolda dan jajarannya, termasuk didukung oleh Panglima Kodam," kata Soedarmo.
Pasangan calon Gubernur Aceh diminta berkompetisi sehat dalam memenangkan Pilgub Aceh 2017. Apalagi, setiap paslon sudah berkomitmen menjaga situasi aman, damai dan tenteram dalam pelaksanaan pilkada.
"Mari kita berkompetisi dengan baik, sportif, tidak perlu merusak alat peraga kampanye pasangan calon. Kita semua harus komit menjaga situasi aman, damai dan tenteram," katanya.
Ketua DPR Aceh (DPRA), Muharuddin angkat bicara terkait kisruh atau kericuhan di Aceh Utara itu.
Dalam kasus itu, Tgk Muhar meminta Kepolisian bersikap netral dalam mengusut dan menyelesaikan kasus-kasus pilkada, termasuk kasus di Aceh Utara.
"Sikap profesional dan sikap netralitas dari polisi khususnya Polres Aceh Utara sangat diharapkan dalam penyelesaian kasus ini. Kita berharap, mereka mengedepankan langkah-langkah persuasif dan mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan kasus tersebut," ujar Muhar.
Muhar juga memberikanpemahaman utuh kepada masyarakat dan kepada pihak-pihak terlibat dalam perkara itu. "Harus dijelaskan dengan sebaik-sebaiknya tentang pentingnya menjaga perdamaian, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sehingga tidak perlu terjadinya pengrusakan sejumlah kantor partai dan alat peraga kampanye," sebutnya.
Muhar menyebutkan, dalam penegakan hukum itu, perlu diilahantara pelaku, korban, dan pihak melerai. Jangan kemudian, pihak meleraipun dianggap sebagai pelaku.
Diharapkan, pihak berwenang mengedepankan cara persuasif. Muhar juga meminta kepada Panwaslih Aceh dan Aceh Utara, untuk segera mencari solusi terbaik dengan cara pendekatan dengan kedua pihak.
"Dengan cara pendekatan mungkin bisa mendapat solusi terbaik, akhirnya tidak ada pihak merasa dirugikan. Kepada setiap paslon diharapkan mampu menjaga timnya, mari sama-sama kita bantu pihak keamanan untuk menuju Aceh yang lebih damai," pungkasnya.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Rio Septianda Djambak meminta masyarakat tidak takut dengan ancaman dan intimidasi dari oknum tertentu jelang pilkada.
"Masyarakat tidak perlu takut dan khawatir terhadap intimidasi dari siapapun atau bentuk apapun yang akan mempengaruhi hak pilih," kata Rio.
Jenderal polisi bintang dua asal Palembang ini mengaku, pihaknya telah memetakan sejumlah daerah rawan akan gangguan keamanan jelang Pilkada 2017. Diharapkan, halitu dapat mencegah gangguan keamanan dan dapat menjalankan kedamaian pada proses demokrasi itu.
Dia memastikan, pelaksanaan Pilkada di Aceh dapat terlaksana dengan transparan, cerdas dan berkepribadian.
"Kita berharap, Pilkada Aceh berjalan aman dan damai sehinggaterpilih pmimpin amanah untuk kesejahteraan rakyat," harapnya. (Rmol)
"(Pilkada) ini jangan dikotori oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab semacam itu. Saya suruh tangkap, periksa, tahan kalau memang melakukan tindakan-tindakan seperti merusak alat peraga kampanye," tegas Plt Gubernur Aceh Soedarmo di Banda Aceh, kemarin.
Pernyataan Soedarmo terkait munculnya sejumlah insiden kericuhan di Aceh. Diketahui, pada Sabtu, 24 Desember lalu, terjadi kericuhan antarmassa pendukung Partai Aceh (PA) dengan Partai Nasional Aceh (PNA) di Aceh Utara. Pemicunya adalah adanya aksi pemukulan simpatisan kader PNA di Posko, Kecamatan Langkahan Aceh Utara.
Sehari setelah itu, terjadi kericuhan massa pasangan Fakhrurrazi H Cut-Mukhtar Daud (Fatar) di Aceh Utara.
Kasus berikutnya, penyerangan dan perusakan rumah maupun mobil milik M Jhony, Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) di Desa Matang Drien, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara. Pelaku insiden ini diduga berasal dari kader PNA dan massa dari Tim Fatar.
Kasus terakhir, perusakan dan pembakaran baliho kandidat bupati H Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf dan kandidat Gubernur, H Muzakir Manaf-TA Khalid, serta atribut Partai Aceh.
Soedarmo mengaku telah meminta Kapolda Aceh menindak semua oknum yang berupaya mengganggu dan mengacaukan pelaksanaan Pilkada Aceh. Dia berharap penegak hukum bertindak tegas.
Soedarmo menyampaikan kepada masing-masing pasangancalon untuk mengendalikan seluruh jajarannya seperti tim sukses, tim pendukung, dan simpatisan agar tidak berbuat di luar wewenang. Ia mengimbau, semua tim pendukung pasangan calon, agar tidak melakukan tindakan yang mengarah kepada tindakan kriminal, seperti pengrusakan alat peraga kampanye dan tindakan-tindakan anarkis lainnya.
"Kita sudah komitmen untuk menjaga situasi aman, damai, dan berintegritas. Pilkada Aceh harus berjalan sesuai dengan tujuannya. Kalau ada yang membuat keributan, saya sudah perintahkan kepada Kapolda dan jajarannya, termasuk didukung oleh Panglima Kodam," kata Soedarmo.
Pasangan calon Gubernur Aceh diminta berkompetisi sehat dalam memenangkan Pilgub Aceh 2017. Apalagi, setiap paslon sudah berkomitmen menjaga situasi aman, damai dan tenteram dalam pelaksanaan pilkada.
"Mari kita berkompetisi dengan baik, sportif, tidak perlu merusak alat peraga kampanye pasangan calon. Kita semua harus komit menjaga situasi aman, damai dan tenteram," katanya.
Ketua DPR Aceh (DPRA), Muharuddin angkat bicara terkait kisruh atau kericuhan di Aceh Utara itu.
Dalam kasus itu, Tgk Muhar meminta Kepolisian bersikap netral dalam mengusut dan menyelesaikan kasus-kasus pilkada, termasuk kasus di Aceh Utara.
"Sikap profesional dan sikap netralitas dari polisi khususnya Polres Aceh Utara sangat diharapkan dalam penyelesaian kasus ini. Kita berharap, mereka mengedepankan langkah-langkah persuasif dan mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan kasus tersebut," ujar Muhar.
Muhar juga memberikanpemahaman utuh kepada masyarakat dan kepada pihak-pihak terlibat dalam perkara itu. "Harus dijelaskan dengan sebaik-sebaiknya tentang pentingnya menjaga perdamaian, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sehingga tidak perlu terjadinya pengrusakan sejumlah kantor partai dan alat peraga kampanye," sebutnya.
Muhar menyebutkan, dalam penegakan hukum itu, perlu diilahantara pelaku, korban, dan pihak melerai. Jangan kemudian, pihak meleraipun dianggap sebagai pelaku.
Diharapkan, pihak berwenang mengedepankan cara persuasif. Muhar juga meminta kepada Panwaslih Aceh dan Aceh Utara, untuk segera mencari solusi terbaik dengan cara pendekatan dengan kedua pihak.
"Dengan cara pendekatan mungkin bisa mendapat solusi terbaik, akhirnya tidak ada pihak merasa dirugikan. Kepada setiap paslon diharapkan mampu menjaga timnya, mari sama-sama kita bantu pihak keamanan untuk menuju Aceh yang lebih damai," pungkasnya.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Rio Septianda Djambak meminta masyarakat tidak takut dengan ancaman dan intimidasi dari oknum tertentu jelang pilkada.
"Masyarakat tidak perlu takut dan khawatir terhadap intimidasi dari siapapun atau bentuk apapun yang akan mempengaruhi hak pilih," kata Rio.
Jenderal polisi bintang dua asal Palembang ini mengaku, pihaknya telah memetakan sejumlah daerah rawan akan gangguan keamanan jelang Pilkada 2017. Diharapkan, halitu dapat mencegah gangguan keamanan dan dapat menjalankan kedamaian pada proses demokrasi itu.
Dia memastikan, pelaksanaan Pilkada di Aceh dapat terlaksana dengan transparan, cerdas dan berkepribadian.
"Kita berharap, Pilkada Aceh berjalan aman dan damai sehinggaterpilih pmimpin amanah untuk kesejahteraan rakyat," harapnya. (Rmol)
loading...
Post a Comment