Pasca Densus 88 Tangkap Bahraini , Masyarakat di Pedalaman Sawang Masih Trauma

Geusyik Mon Geudong: “ Bahraini Tersangka Teroris  Bukan Warga Kami”

Rumah tempat bahraini ditangkap oleh Densus 88 

SAWANG - Pasca penangkapan seorang tersangka teroris Bahraini (36) di Desa Blang Teurakan, Minggu (27/11) kemarin, ternyata menyisakan rasa trauma mendalam bagi masyarakat Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara yang sebagian besarnya adalah korban konflik bersenjata api di masa lalu.

Baca: Diduga Terlibat Jaringan Teroris, Seorang Pria Ditangkap Di Sawang

Dimasa Aceh diterapkan sebagai daerah berstatus darurat militer ( DM) tahun 2003, kawasan pedalaman Kecamatan Sawang  saat itu ditandai sebagai Daerah Hitam merupakan basis gerilyawan GAM.

Salah seorang warga yang melintas saat terjadinya penangkapan Bahraini yaitu M. Husaini (28) mengatakan masih banyak masyarakat yang pernah menjadi korban konflik, makanya  sampai hari ini masih banyak pula yang membekas dengan rasa trauma berat.

Sehingga  ketika rombongan pasukan Densus-88  menerobos masuk ke Desa Blang Teurakan Kecamatan Sawang , sontak membuat masyarakat yang melihatnya kaget dan khawatir dengan situasi dan kondisi keamanan menjadi tidak kondusif,apalagi menjelang Pilkada Aceh.

Baca: Penangkapan Di Sawang, Sulaiman: Abang Saya Dibawa Polisi, Katanya Terlibat Kasus Besar

“ Saya sendiri sampai gemetaran ketika menyaksikan Densus-88 masuk ke Sawang dan melakukan penangkapan Bahraini. Mereka memang tidak mengganggu masyarakat, dan hanya mencari sasaran yang sudah menjadi target A-1. Tapi tetap saja kami merasa cemas bila ada sipil yang tidak bersalah menjadi korban,”  ungkapnya.

Saini  mengaku salut  atas tindakan profesional pasukan Densus-88 patut diacungkan jempol, lantaran menjalankan tugas operasi resminya yang dengan sangat rahasia serta mengedekepankan tata krama yang santun.

Bahkan disaat suasana sedang tegang, Densus – 88 masih berhasil mengejar target tanpa diwarnai kontak tembak  dan tidak pula menimbulkan korban jiwa.

Karena sebelum melakukan penangkapan tersangka teroris Bahraini (36) di rumah adik kandungnya Sulaiman di Desa Blang Teurakan, Sabtu (26/11) kemarin, Densus-88 meminta izin pada Kepala desa untuk dapat menyaksikan proses pengepungan dan penangkapan tersangka teroris dari kelompok Majalengka.

Disisi lain, Sulaiman (26) yang merupakan adik kandung tersangka teroris itu sendiri juga masih menyimpan rasa trauma pasca kejadian yang menimpa kakak kandungnya Bahraini yang ternyata menjalani kehidupan dengan kelompok garis keras Islam di Majalengka.

Sulaiman mengaku sangat bersyukur dengan tindakan profesional Densus-88, karena semula dirinya sempat ikut ditahan bersama abangnya Bahraini lalu kembali dibebaskan setelah  melalui pemeriksaan dan  penggeledahan di rumah orang tuanya di desa gunci.

Pradi salahsatu keluarga bahraini  

Salah satu anggota keluarga Bahraini, Pradi (35)  menjelaskan sepengetahuan dirinya Bahraini pernah berdomisili di daerah Desa Mon Geudong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe dan menikahi Jamali yang merupakan warga asal Kecamatan Idi Kabupaten Aceh Timur.

Sementara itu, Geusyik Desa Mon Geudong Adam yang dihubungi statusaceh.net membantah jika adanya warga penduduknya bernama Bahraini,dirinya juga mengaku tidak mengenal sama sekali Bahraini,bahkan setelah dilakukan croscek dalam catatan kantor desa juga tidak dijumpai nama bahraini sebagai penduduk Mon Geudong.

Namun dirinya juga tidak menyangkal jika tidak menutup kemunkinan jika bahraini adalah pendatang disebabkan luasnya desa mon geudong.

Baca: Pemuda Yang Ditangkap Densus 88 di Sawang Diduga Terlibat Jaringan Teroris Majalengka

“ Saya masih sangat asing mendengar nama Bahraini, kayaknya dalam data kami dia bukan warga dari Desa Mon Geudong. Mungkin saja dia pendatang dan daerah kami sangat luas serta sangat sulit mencari alamat tempat tinggalnya,” pungkasnya.(SA)

 Baca: Ini Pernyataan Kadiv Humas Polri Terkait Penangkapan Tersangka Teroris di Aceh Utara

Redaksi

loading...