![]() |
Ilustrasi |
Lhokseumawe - Pihak Komisi C DPRK Lhokseumawe menuding Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Lhokseumawe Rusli Ismail selama ini sibuk dengan aktifitas permainan proyek fisik dan mengabaikan kondisi dunia pendidikan sekarang yang kualitasnya semakin terpuruk dan tertinggal jauh dengan daerah lain.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi C DPRK Lhokseumawe Ardiansyah alias Caca kepada Waspada, terkait kinerja buruk oknum pejabat Dispora Kota Lhokseumawe semakin parah tanpa ada upaya melakukan perubahan untuk lebih baik.
“Seharusnya Kadis Pendidikan Kota Lhokseumawe Rusli Ismail jangan lagi sibuk mengurus proyek fisik sampai mengabaikan urusan dunia pendidikan yang sekarang sudah terpuruk. Padahal tugas paling utamanya adalah, mengajak pejabat lain serius meningkatkan kualitas pendidikan yang sangat tertinggal dengan daerah lain,” tuturnya.
Dikatakannya, selama ini pihak Komisi C mengamati banyaknya proses pengelolaan dan pelaksanaan proyek oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe setiap tahunnya menuai berbagai masalah yang sarat dengan penyimpangan atau terindikasi korupsi.
Pasalnya dalam pelaksanaan proyek untuk kebutuhan pendidikan itu justru masih banyak yang menimbulkan masalah dan tergolong tidak transparan atau berjalan secara tertutup.
Sehingga tidak heran bila Kota Lhokseumawe yang dulunya dikenal sebagai barometer dunia pendidikan Aceh, kini dalam kurun waktu selama lima tahun ini justru prestasi pendidikannya semakin memburuk dengan anjloknya nilai ujian para pelajar.
Caca menilai kinerja buruk Dispora Kota Lhokseumawe semakin parah mengingat banyaknya pihak mengeluh tentang sulitnya melakukan koordinasi dan komunikasi dengan oknum pejabat setempat yang semakin sulit ditemui.
Caca menilai, apalabila kondisi buruk terbiar tanpa ada perubahan, maka dunia pendidikan daerah akan semakin jauh tertinggal dengan daerah lain.
Caca berharap, untuk ke depan pemerintah Kota Lhokseumawe bisa melakukan evaluasi kinerja Dinas Pendidikan dan melarang pejabatnya sibuk bermain proyek demi menyelamatkan dunia pendidikan sekolah yang sudah anjlok.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Lhokseumawe Rusli Ismail dan Sekretaris Dinas Pendidikan Nasruddin gagal dikonfirmasi Waspada, selain tidak mengangkat layanan telepon seluler juga tidak berada ditempat.
Kedua oknum pejabat dinas pendidikan itu, terkesan menghindar dari publik menyusul adanya proses pelaksanaan proyek pengadaan alat peraga 2016 senilai Rp280 juta dipecahkan menjadi enam paket untuk menghindari proses tender.
Termasuk , proyek pengadaan mobiler sekolah (Otsus) Rp582.400.000 itu untuk sembilan SD dan satu SMP yang hingga saat ini belum ditender.(ZA/Wol)
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi C DPRK Lhokseumawe Ardiansyah alias Caca kepada Waspada, terkait kinerja buruk oknum pejabat Dispora Kota Lhokseumawe semakin parah tanpa ada upaya melakukan perubahan untuk lebih baik.
“Seharusnya Kadis Pendidikan Kota Lhokseumawe Rusli Ismail jangan lagi sibuk mengurus proyek fisik sampai mengabaikan urusan dunia pendidikan yang sekarang sudah terpuruk. Padahal tugas paling utamanya adalah, mengajak pejabat lain serius meningkatkan kualitas pendidikan yang sangat tertinggal dengan daerah lain,” tuturnya.
Dikatakannya, selama ini pihak Komisi C mengamati banyaknya proses pengelolaan dan pelaksanaan proyek oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe setiap tahunnya menuai berbagai masalah yang sarat dengan penyimpangan atau terindikasi korupsi.
Pasalnya dalam pelaksanaan proyek untuk kebutuhan pendidikan itu justru masih banyak yang menimbulkan masalah dan tergolong tidak transparan atau berjalan secara tertutup.
Sehingga tidak heran bila Kota Lhokseumawe yang dulunya dikenal sebagai barometer dunia pendidikan Aceh, kini dalam kurun waktu selama lima tahun ini justru prestasi pendidikannya semakin memburuk dengan anjloknya nilai ujian para pelajar.
Caca menilai kinerja buruk Dispora Kota Lhokseumawe semakin parah mengingat banyaknya pihak mengeluh tentang sulitnya melakukan koordinasi dan komunikasi dengan oknum pejabat setempat yang semakin sulit ditemui.
Caca menilai, apalabila kondisi buruk terbiar tanpa ada perubahan, maka dunia pendidikan daerah akan semakin jauh tertinggal dengan daerah lain.
Caca berharap, untuk ke depan pemerintah Kota Lhokseumawe bisa melakukan evaluasi kinerja Dinas Pendidikan dan melarang pejabatnya sibuk bermain proyek demi menyelamatkan dunia pendidikan sekolah yang sudah anjlok.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Lhokseumawe Rusli Ismail dan Sekretaris Dinas Pendidikan Nasruddin gagal dikonfirmasi Waspada, selain tidak mengangkat layanan telepon seluler juga tidak berada ditempat.
Kedua oknum pejabat dinas pendidikan itu, terkesan menghindar dari publik menyusul adanya proses pelaksanaan proyek pengadaan alat peraga 2016 senilai Rp280 juta dipecahkan menjadi enam paket untuk menghindari proses tender.
Termasuk , proyek pengadaan mobiler sekolah (Otsus) Rp582.400.000 itu untuk sembilan SD dan satu SMP yang hingga saat ini belum ditender.(ZA/Wol)
loading...
Post a Comment