Banda Aceh - Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Baharuddin, AR, M.Si menilai. Pilkada Aceh 2017 adalah pertaruhan dan pertarungan antara Aceh versus pusat, Jakarta. Ini terkait dua calon yang maju sebagai kandidat.
Dari enam bakal calon Gubernur Aceh pada Pilkada 2017, menurut Baharuddin hanya dua yang merupakan “kiriman pusat” yaitu, Abdullah Puteh dan Tarmizi A Karim. “Saya tidak sentiment, keduanya Kanda Saya. Tapi ini dalam analisa kami sebagai akademisi,” ujar Baharuddin, AR, M.Si, di ruang kerjanya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (04/10/2016). Untuk pembenaran analisanya itu, kata Baharuddin, AR, M. Si, dapat dilihat pada acara Rapat Kerja pasangan Tarmizi A Karim-T Machsalmina Ali, hadir Dewan Pimpinan Pusat DPP) Parnas dari Jakarta. Seperti Surya Paloh dan Setya Novanto. “Ini pertarungan Aceh dengan Jakarta. Ada dua. Pertama Tarmizi Karim yang didukung beberapa partai politik nasional. Bahkan untuk pembenaran dari analisa kami, hadirnya ketua-ketua partai nasional ke Aceh pada rapat akbar. Kedua Abdullah Puteh,” katanya. Tapi, Baharuddin tak menyebut secara lengkap tentang sosok Abdullah Puteh yang didukung pusat atau Jakarta.
Analisanya itu, bukan karena faktor asabiyah-pro daerah. Tapi, lanjut Baharuddin, AR, M.Si, dalam kontek tertentu, pasangan Tarmizi A Karim-Abdullah Puteh, bisa sama. Artinya, jika
Tarmizi A Karim menang, Abdullah Puteh bisa masuk, sebagai apalah nantinya. “Dalam kontek tertentu, Abdullah Puteh-Tarmizi Karim sama nanti. Kalau salah satu terpilih, komunikasi keduanya tetap jalan,” kata Baharuddin, AR, M. Si. Kemudian, ini bukan bermaksud meremehkan daerah lain. Tapi, jika dilihat dalam sejarah, daerah yang dikhawatirkan pusat itu ada tiga: Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur yaitu Idi. Sedangkan barat-selatan dan tengah-tenggara, hanya suplemen saja. Maka, untuk tiga daerah tadi, sudah ada tokoh yang maju sebagai calon orang nomor satu. Ini menurut Baharuddin, AR, M.Si, ada kaitanya pergantian pasangan Tarmizi A Karim, dengan tiba-tiba.
Tak hanya itu, bila dikaitkan dengan politik di DKI Jakarta, juga ada kaitanya dengan Aceh. Untuk DKI, yang bertarung keluarga juga. Pertama PDI-P keluarga Soekarno, Demokrat (SBY) dan Soeharto. “Imbas di daerah, filosofinya juga ada di Aceh,” ujarnya. Jadi, kata Baharuddin, AR, M.Si, Aceh tetap dalam bayang-bayang Jakarta. Siapa pemenang? Jawab Baharuddin, AR, M.Si: siapa yang banyak uang! Karena Pilkada Aceh tahun 2012 dengan Pilkada Aceh 2017, berbeda.
Terkait ada dugaan itu, media ini belum mendapat tanggapan dari Abdullah Puteh. Dihubungi via telpon, belum diangkat Sedangkan Tarmizi A Karim, pada Rapat Kerja, Sabtu (01/10/2016) mengaku ia bukan titipan siapa-siapa. “Saya bukan dititip oleh siapa-siapa. Tapi ini titipan hati nurani saya untuk memperbaiki Aceh,” kata Tarmizi.
Tentu, ini berbeda penjelasan Tarmizi A Karim, pada temu pers di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem, Selasa (9/8/2016). Saat itu Tarmizi A Karim mengaku titipan pusat. “Saya memang dititip pusat untuk membangun Aceh secara bersama-sama,” kata Tarmizi A Karim.(Sumber: modusaceh.co)
Dari enam bakal calon Gubernur Aceh pada Pilkada 2017, menurut Baharuddin hanya dua yang merupakan “kiriman pusat” yaitu, Abdullah Puteh dan Tarmizi A Karim. “Saya tidak sentiment, keduanya Kanda Saya. Tapi ini dalam analisa kami sebagai akademisi,” ujar Baharuddin, AR, M.Si, di ruang kerjanya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (04/10/2016). Untuk pembenaran analisanya itu, kata Baharuddin, AR, M. Si, dapat dilihat pada acara Rapat Kerja pasangan Tarmizi A Karim-T Machsalmina Ali, hadir Dewan Pimpinan Pusat DPP) Parnas dari Jakarta. Seperti Surya Paloh dan Setya Novanto. “Ini pertarungan Aceh dengan Jakarta. Ada dua. Pertama Tarmizi Karim yang didukung beberapa partai politik nasional. Bahkan untuk pembenaran dari analisa kami, hadirnya ketua-ketua partai nasional ke Aceh pada rapat akbar. Kedua Abdullah Puteh,” katanya. Tapi, Baharuddin tak menyebut secara lengkap tentang sosok Abdullah Puteh yang didukung pusat atau Jakarta.
Analisanya itu, bukan karena faktor asabiyah-pro daerah. Tapi, lanjut Baharuddin, AR, M.Si, dalam kontek tertentu, pasangan Tarmizi A Karim-Abdullah Puteh, bisa sama. Artinya, jika
![]() |
Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Ranirya Baharuddin, AR, M.Si. Foto Juli Saidi |
Tak hanya itu, bila dikaitkan dengan politik di DKI Jakarta, juga ada kaitanya dengan Aceh. Untuk DKI, yang bertarung keluarga juga. Pertama PDI-P keluarga Soekarno, Demokrat (SBY) dan Soeharto. “Imbas di daerah, filosofinya juga ada di Aceh,” ujarnya. Jadi, kata Baharuddin, AR, M.Si, Aceh tetap dalam bayang-bayang Jakarta. Siapa pemenang? Jawab Baharuddin, AR, M.Si: siapa yang banyak uang! Karena Pilkada Aceh tahun 2012 dengan Pilkada Aceh 2017, berbeda.
Terkait ada dugaan itu, media ini belum mendapat tanggapan dari Abdullah Puteh. Dihubungi via telpon, belum diangkat Sedangkan Tarmizi A Karim, pada Rapat Kerja, Sabtu (01/10/2016) mengaku ia bukan titipan siapa-siapa. “Saya bukan dititip oleh siapa-siapa. Tapi ini titipan hati nurani saya untuk memperbaiki Aceh,” kata Tarmizi.
Tentu, ini berbeda penjelasan Tarmizi A Karim, pada temu pers di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem, Selasa (9/8/2016). Saat itu Tarmizi A Karim mengaku titipan pusat. “Saya memang dititip pusat untuk membangun Aceh secara bersama-sama,” kata Tarmizi A Karim.(Sumber: modusaceh.co)
loading...
Post a Comment