![]() |
Bangunan porak poranda akibat bom Suriah |
StatusAceh.Net - Sejumlah daerah yang dikuasai pemberontak Suriah luluh lantak dihujani bom beberapa jam setelah AS dan Rusia mengumumkan rencana gencatan senjata yang berlaku efektif, Senin (12/9). Hingga hari ini, sedikitnya seratus orang tewas akibat bom.
Bom memorakporandakan sebuah pasar di Provinsi Idlib, menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai 90 orang lainnya, Minggu (11/9). Sementara itu, 45 orang tewas dalam serangan udara di Aleppo.
Gencatan senjata besok diagendakan berlangsung 10 hari, disusul gempuran ke kantong-kantong militan Negara Islam (IS).
Turki dan Uni Eropa menyambut baik rencana gencatan senjata. Namun, keduanya menanti langkah lebih lanjut untuk mempercepat proses penyelesaian damai Suriah.
Turki menegaskan, bantuan kemanusiaan sebisa mungkin didistribusikan segera. Tanpa menunggu waktu. Senada, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengimbau "transisi politik" dipercepat.
Juru bicara oposisi Suriah optimistis harapan baru meski gencatan hanya berdurasi 10 hari. Di sisi lain, menurutnya, perlu dibeberkan strategi yang memastikan gencatan benar dipatuhi.
Di Damaskus, Ibu Kota Suriah, pemerintah dilaporkan mendukung rencana tersebut. Akan tetapi, Iran yang diketahui sekutu rezim Bashar al-Assad belum memberikan tanggapan.
Sehari sebelumnya, Sabtu (10/9), dua kota tak jauhb dari Aleppo, Anadan dan Hreitan, juga menjadi target serangan udara.
Kesepakatan ini merupakan pencapaian besar di Suriah. Selain menyetop pertumpahan darah, gencatan menjadi simbol meredanya ketegangan antara Moskow dan Washington. Namun, beberapa pihak tetap meragukan keberhasilan gencatan senjata berujung terhentinya perang menahun di Negeri Syam.
Perang Suriah diselimuti konflik berlipat, menyeret isu-isu regional dan menciptakan persaingan global.(Rima)
Bom memorakporandakan sebuah pasar di Provinsi Idlib, menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai 90 orang lainnya, Minggu (11/9). Sementara itu, 45 orang tewas dalam serangan udara di Aleppo.
Gencatan senjata besok diagendakan berlangsung 10 hari, disusul gempuran ke kantong-kantong militan Negara Islam (IS).
Turki dan Uni Eropa menyambut baik rencana gencatan senjata. Namun, keduanya menanti langkah lebih lanjut untuk mempercepat proses penyelesaian damai Suriah.
Turki menegaskan, bantuan kemanusiaan sebisa mungkin didistribusikan segera. Tanpa menunggu waktu. Senada, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengimbau "transisi politik" dipercepat.
Juru bicara oposisi Suriah optimistis harapan baru meski gencatan hanya berdurasi 10 hari. Di sisi lain, menurutnya, perlu dibeberkan strategi yang memastikan gencatan benar dipatuhi.
Di Damaskus, Ibu Kota Suriah, pemerintah dilaporkan mendukung rencana tersebut. Akan tetapi, Iran yang diketahui sekutu rezim Bashar al-Assad belum memberikan tanggapan.
Sehari sebelumnya, Sabtu (10/9), dua kota tak jauhb dari Aleppo, Anadan dan Hreitan, juga menjadi target serangan udara.
Kesepakatan ini merupakan pencapaian besar di Suriah. Selain menyetop pertumpahan darah, gencatan menjadi simbol meredanya ketegangan antara Moskow dan Washington. Namun, beberapa pihak tetap meragukan keberhasilan gencatan senjata berujung terhentinya perang menahun di Negeri Syam.
Perang Suriah diselimuti konflik berlipat, menyeret isu-isu regional dan menciptakan persaingan global.(Rima)
loading...
Post a Comment