![]() |
Din Minimi |
Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk memberikan amnesti kepada kelompok radikal bersenjata di Aceh, di bawah pimpinan Din Minimi.
"Presiden menyambut baik dan telah mengajukan surat kepada DPR RI yang merupakan pertimbangan untuk memberikan amnesti kepada kelompok Din Minimi," kata Deputi II BIN, Mayjen TNI Thamrin Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/08/2016).
Pertimbangan pemberian grasi, menurut Thamrin, adalah kepentingan masyarakat. "Kalau kelompok Din Minimi terus beroperasi dan tidak dihentikan, maka akan semakin banyak korban yang jatuh," katanya.
Di sisi lain, kata dia, operasi yang dilakukan Polri-TNI terhadap kelompok tersebut jika terus berjalan akan melibatkan personel lebih banyak dan anggaran lebih besar.
Pertimbangan lainnya, kata dia, kelompok Din Minimi dapat dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mengancam kelompok lain.
Dia mencontohkan, pimpinan kelompok Din Minimi adalah putra dari aktivis GAM sehingga kelompok Din Minimi dekat dengan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan mantan aktivis GAM.
"Pada persiapan pelaksanaan pilkada serentak 2017 di Aceh, sangat mungkin kelompok Din Minimi dimanfaatkan untuk menekan kelompok lainnya," katanya.
Thamrin menjelaskan setelah BIN melakukan pendekatan persuasif dan Din Minimi menyerah dengan diberikan amnesti, maka tidak ada lagi ancaman di Aceh. "Aceh menjadi kondusif," katanya.(Rimanews)
"Presiden menyambut baik dan telah mengajukan surat kepada DPR RI yang merupakan pertimbangan untuk memberikan amnesti kepada kelompok Din Minimi," kata Deputi II BIN, Mayjen TNI Thamrin Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/08/2016).
Pertimbangan pemberian grasi, menurut Thamrin, adalah kepentingan masyarakat. "Kalau kelompok Din Minimi terus beroperasi dan tidak dihentikan, maka akan semakin banyak korban yang jatuh," katanya.
Di sisi lain, kata dia, operasi yang dilakukan Polri-TNI terhadap kelompok tersebut jika terus berjalan akan melibatkan personel lebih banyak dan anggaran lebih besar.
Pertimbangan lainnya, kata dia, kelompok Din Minimi dapat dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mengancam kelompok lain.
Dia mencontohkan, pimpinan kelompok Din Minimi adalah putra dari aktivis GAM sehingga kelompok Din Minimi dekat dengan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan mantan aktivis GAM.
"Pada persiapan pelaksanaan pilkada serentak 2017 di Aceh, sangat mungkin kelompok Din Minimi dimanfaatkan untuk menekan kelompok lainnya," katanya.
Thamrin menjelaskan setelah BIN melakukan pendekatan persuasif dan Din Minimi menyerah dengan diberikan amnesti, maka tidak ada lagi ancaman di Aceh. "Aceh menjadi kondusif," katanya.(Rimanews)
loading...
Post a Comment