Beberapa prajurit AS berjalan melintasi sebuah mobil yang hancur akibat serangan bom bunuh diri Taliban di Kabul, Afganistan, Senin (13/10/2014). |
StatusAceh.Net - Presiden AS Barack Obama, Rabu (6/7/2016), menegaskan pemerintahannya tetap mempertahankan 8.400 personel militer AS di Afganistan pada 2017.
"Daripada menurunkan jumlah prajurit menjadi 5.500 personel pada akhir tahun ini, AS akan mempertahankan 8.400 personel militer di Afganistan hingga akhir masa jabatan saya," kata Obama dalam sebuah jumpa pers.
"Keputusan yang saya buat hari ini memastikan penerus saya memiliki dasar yang solid untuk melanjutkan kemajuan di Afganistan sekaligus fleksibilitas untuk menghadapi ancaman terorisme yang terus berkembang," tambah Obama.
Pengumuman Obama ini sekaligus menjadi penegas bahwa militer Afganistan, yang mengambil alih kendali keamanan negeri itu pada 2015, belum siap untuk bekerja sendirian.
Militer Afganistan menderita kemunduran cukup signifikan di tangan Taliban, termasuk kejatuhan sementara kota Kunduz, serta tewasnya 5.000 prajurit Afganistan sepanjang 2015.
Apalagi, organisasi lain semacam Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah mulai mencoba menanamkan pengaruhnya di negeri yang tak henti dilanda perang itu.
"Situasi keamanan di Afganistan masih terlalu membahayakan," ujar Obama.
"Meski berkembang, pasukan keamanan Afganistan belum sekuat yang seharusnya. Dengan bantuan kita, mereka bisa mengembangkan kemampuan kritikal seperti intelijen, logistik, penerbangan, komando dan pengendalian," lanjut Obama.
Keputusan ini diambil setelah Jenderal John Nicholson, komandan baru misi NATO di Afganistan, melakukan evaluasi terhadap situasi keamanan di negeri itu.
Keputusan Obama ini dipuji senator Partai Republik John McCain, yang selama ini mengkritik kebijakan militer pemerintahan Obama.
Namun dia menyarankan agar Obama mempertahankan seluruh 9.800 personel militer AS yang masih bertugas di Afganistan saat ini.
"Mempertahankan 8.400 personel militer di Afganistan tahun depan tentu lebih baik ketimbang memangkas kekuatan pasukan itu hingga hampir separuhnya," ujar McCain.(kompas)
"Daripada menurunkan jumlah prajurit menjadi 5.500 personel pada akhir tahun ini, AS akan mempertahankan 8.400 personel militer di Afganistan hingga akhir masa jabatan saya," kata Obama dalam sebuah jumpa pers.
"Keputusan yang saya buat hari ini memastikan penerus saya memiliki dasar yang solid untuk melanjutkan kemajuan di Afganistan sekaligus fleksibilitas untuk menghadapi ancaman terorisme yang terus berkembang," tambah Obama.
Pengumuman Obama ini sekaligus menjadi penegas bahwa militer Afganistan, yang mengambil alih kendali keamanan negeri itu pada 2015, belum siap untuk bekerja sendirian.
Militer Afganistan menderita kemunduran cukup signifikan di tangan Taliban, termasuk kejatuhan sementara kota Kunduz, serta tewasnya 5.000 prajurit Afganistan sepanjang 2015.
Apalagi, organisasi lain semacam Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah mulai mencoba menanamkan pengaruhnya di negeri yang tak henti dilanda perang itu.
"Situasi keamanan di Afganistan masih terlalu membahayakan," ujar Obama.
"Meski berkembang, pasukan keamanan Afganistan belum sekuat yang seharusnya. Dengan bantuan kita, mereka bisa mengembangkan kemampuan kritikal seperti intelijen, logistik, penerbangan, komando dan pengendalian," lanjut Obama.
Keputusan ini diambil setelah Jenderal John Nicholson, komandan baru misi NATO di Afganistan, melakukan evaluasi terhadap situasi keamanan di negeri itu.
Keputusan Obama ini dipuji senator Partai Republik John McCain, yang selama ini mengkritik kebijakan militer pemerintahan Obama.
Namun dia menyarankan agar Obama mempertahankan seluruh 9.800 personel militer AS yang masih bertugas di Afganistan saat ini.
"Mempertahankan 8.400 personel militer di Afganistan tahun depan tentu lebih baik ketimbang memangkas kekuatan pasukan itu hingga hampir separuhnya," ujar McCain.(kompas)
loading...
Post a Comment