Kelompok Abu Sayyaf |
Jakarta – Pengamat Militer Wawan Purwanto menilai operasi militer dalam upaya pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf bak dua sisi mata uang.
“Ada plus minusnya. Pilihannya hanya dua, cepat bebas atau sandera bisa langsung dibunuh,” ujar Wawan kepada Kriminalitas.com, Jumat (1/7).
Namun, operasi militer dalam upaya pembebasan sandera Abu Sayyaf bisa saja terganjal.
Pasalnya, menurut Wawan, dalam aturan perundang-undangan Filipina, operasi militer merupakan salah satu ‘barang haram’ di negeri tersebut.
“Kecuali kalau kita ada kerja sama bilateral, baru bisa,”
Meski menjadi salah satu pilihan, namun Wawan menilai operasi militer yang diutarakan merupakan langkah yang keluar dari kebiasaan pemerintah Indonesia.
“Selama ini indonesia selalu mengedepankan upaya pendekatan tanpa pertumpahan darah,” tegasnya.
Sebelumnya, Ryamizard mengungkapkan bahwa pemerintah Filipina telah mengizinkan pemerintah Indonesia untuk memasuki wilayah perairan Filipina Selatan untuk membebaskan 7 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Penyanderaan itu menimpa 7 ABK kapal TB Charles di perairan Filipina dekat kepulauan Sulu pada Senin (20/6). Menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, ketujuh ABK kapal itu diculik oleh Kelompok Al-Habsi yang masih satu jaringan dengan Abu Sayyaf.(Kriminalitas.com)
“Ada plus minusnya. Pilihannya hanya dua, cepat bebas atau sandera bisa langsung dibunuh,” ujar Wawan kepada Kriminalitas.com, Jumat (1/7).
Namun, operasi militer dalam upaya pembebasan sandera Abu Sayyaf bisa saja terganjal.
Pasalnya, menurut Wawan, dalam aturan perundang-undangan Filipina, operasi militer merupakan salah satu ‘barang haram’ di negeri tersebut.
“Kecuali kalau kita ada kerja sama bilateral, baru bisa,”
Meski menjadi salah satu pilihan, namun Wawan menilai operasi militer yang diutarakan merupakan langkah yang keluar dari kebiasaan pemerintah Indonesia.
“Selama ini indonesia selalu mengedepankan upaya pendekatan tanpa pertumpahan darah,” tegasnya.
Sebelumnya, Ryamizard mengungkapkan bahwa pemerintah Filipina telah mengizinkan pemerintah Indonesia untuk memasuki wilayah perairan Filipina Selatan untuk membebaskan 7 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Penyanderaan itu menimpa 7 ABK kapal TB Charles di perairan Filipina dekat kepulauan Sulu pada Senin (20/6). Menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, ketujuh ABK kapal itu diculik oleh Kelompok Al-Habsi yang masih satu jaringan dengan Abu Sayyaf.(Kriminalitas.com)
loading...
Post a Comment