Pidie - Massa dalam jumlah besar dilaporkan melancarkan aksi demo di Laweung, Kabupaten Pidie, Sabtu (30/7/2016) menjelang siang yang disebut-sebut terkait dengan proses pembebasan lahan untuk areal pembangunan pabrik semen di wilayah tersebut.
Belum banyak info yang diperoleh Serambinews.com terkait aksi massa di Laweung. Namun, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pidie, Apriadi yang dihubungi Serambinews.com membenarkan adanya peristiwa itu.
"Kami belum tahu apa pemicu aksi namun disebut-sebut terkait proses pembebasan lahan untuk pabrik semen," kata Apriadi.
Menurut Apriadi, atas permintaan polisi pihaknya sempat menurunkan armada pemadam kebakaran ke lokasi yang berjarak sekitar 40 km dari Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie.
Namun petugas dan armada pemadam yang sudah memcapai lokasi dipaksa kembali oleh massa.
"Karena berbagai pertimbangan, saya perintahkan tim mundur ke titik aman dan tetap siaga," ujar Apriadi yang ketika dihubungi sedang berada di Banda Aceh. Laporan terjadinya gejolak di Laweung diterima pihak BPBD Pidie sekitar pukul 09.00 WIB.
Belum diketahui apa saja yang jadi sasaran amuk massa. Tapi beberapa laporan menyebutkan kondisinya memang panas.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPPM) Muara Tiga Laweung, Khairul Bahri M Isa kepada sejumlah media mengatakan bahwa pembebasan lahan untuk pembangunan pabrik semen di Lamweung, Pidie belum ada kejelasan.
Meski pihak PT Samana Citra Agung yang diberikan mandat oleh PT Semen Indonesia untuk mengurusi pembebasan lahan di Kecamatan Muara Tiga, Laweung mengklaim sudah membebaskan lahan sekitar 1.500 hektare.
Sejauh ini belum bis dipastikan apakah penyebab aksi massa di Laweung terkait dengan pembebasan lahan teraebut atau ada faktor-faktor lainnya.
Belum banyak info yang diperoleh Serambinews.com terkait aksi massa di Laweung. Namun, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pidie, Apriadi yang dihubungi Serambinews.com membenarkan adanya peristiwa itu.
"Kami belum tahu apa pemicu aksi namun disebut-sebut terkait proses pembebasan lahan untuk pabrik semen," kata Apriadi.
Menurut Apriadi, atas permintaan polisi pihaknya sempat menurunkan armada pemadam kebakaran ke lokasi yang berjarak sekitar 40 km dari Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie.
Namun petugas dan armada pemadam yang sudah memcapai lokasi dipaksa kembali oleh massa.
"Karena berbagai pertimbangan, saya perintahkan tim mundur ke titik aman dan tetap siaga," ujar Apriadi yang ketika dihubungi sedang berada di Banda Aceh. Laporan terjadinya gejolak di Laweung diterima pihak BPBD Pidie sekitar pukul 09.00 WIB.
Belum diketahui apa saja yang jadi sasaran amuk massa. Tapi beberapa laporan menyebutkan kondisinya memang panas.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPPM) Muara Tiga Laweung, Khairul Bahri M Isa kepada sejumlah media mengatakan bahwa pembebasan lahan untuk pembangunan pabrik semen di Lamweung, Pidie belum ada kejelasan.
Meski pihak PT Samana Citra Agung yang diberikan mandat oleh PT Semen Indonesia untuk mengurusi pembebasan lahan di Kecamatan Muara Tiga, Laweung mengklaim sudah membebaskan lahan sekitar 1.500 hektare.
Sejauh ini belum bis dipastikan apakah penyebab aksi massa di Laweung terkait dengan pembebasan lahan teraebut atau ada faktor-faktor lainnya.
Sekitar pukul 14.30 WIB, Sabtu (30/7/2016) kondisi Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Pidie dilaporkan kondusif setelah sempat terjadi aksi massa yang diwarnai pembakaran sejak pagi hingga menjelang siang.
Bahkan, tanki milik proyek pembangunan pabrik semen sempat dibakar.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pidie, Apriadi kepada Serambinews.com menginformasikan kondisi di TKP sudah kondusif. Pihak keamanan dilaporkan bekerja keras untuk mengendalikan situasi.
Menurut Apriadi, tim pemadam yang sempat dipaksa kembali oleh massa berada dalam pengawalan Pasukan Brimob.
"Tim pemadam sudah kembali ke markas atas izin Kapolres Pidie," ujar Apriadi.
Dikatakannya, tim pemadam dari BPBD Pidie sempat bekerja memadamkan tanki milik proyek pembangunan pabrik semen di Kecamatan Muara Tiga, Pidie.
Massa sekitar 400. lebih dari Gampong Kulee, Kecamatan Batee dan Gampong Cot, Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Pidie, Sabtu (30/7/2016) sekitar pukul 10.00 WIB,mengamuk dengan membakar fasilitas di lokasi pembangunan proyek pabrik semen di Laweung.
Bahkan, tanki milik proyek pembangunan pabrik semen sempat dibakar.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pidie, Apriadi kepada Serambinews.com menginformasikan kondisi di TKP sudah kondusif. Pihak keamanan dilaporkan bekerja keras untuk mengendalikan situasi.
Menurut Apriadi, tim pemadam yang sempat dipaksa kembali oleh massa berada dalam pengawalan Pasukan Brimob.
"Tim pemadam sudah kembali ke markas atas izin Kapolres Pidie," ujar Apriadi.
Dikatakannya, tim pemadam dari BPBD Pidie sempat bekerja memadamkan tanki milik proyek pembangunan pabrik semen di Kecamatan Muara Tiga, Pidie.
Massa sekitar 400. lebih dari Gampong Kulee, Kecamatan Batee dan Gampong Cot, Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Pidie, Sabtu (30/7/2016) sekitar pukul 10.00 WIB,mengamuk dengan membakar fasilitas di lokasi pembangunan proyek pabrik semen di Laweung.
Fasilitas yang dibakar berupa pikap BL8737 AF, direksi camp digunakan sebagai kantor, tanki berisi minyak solar 16.000 ton, dua pos jaga dan sarana ibadah.
Fasilitas tersebut milik PT Hase Alam yang melakukan pembersihan di lokasi proyek tersebut.
Kapolres Pidie, AKBP M Ali Khadafi kepada Serambinews.com, Sabtu (30/7/2016) mengatakan, massa yang membakar fasilitas di lokasi pembangunan pabrik semen berjumlah 400 lebih.
Sebagian massa membawa senjata tajam. Mereka berasal dari Gampong Kulee, Kecamatan Batee dan Gampong Cot, Kecamatan Muara Tiga.
"Polisi dibantu TNI bersenjata lengkap berhasil mengusir warga yang mengamuk membakar fasilitas di lokasi pabrik semen. Saat ini kondisi telah normal kembali," katanya..(Aceh.tribunnews)
loading...
Post a Comment