StatusAceh.Net - Dua ulama karismatik dan berpengaruh di Aceh, Abuya Jamaluddin Waly dan Teungku Mukhtar Luthfi alias Abon Seulimum meninggal dunia, pada Kamis 21 Juli 2016. Berpulangnya kedua pemuka agama itu membawa duka bagi masyarakat di Bumi Serambi Makkah.
Abon Seulimum yang merupakan Pemimpin Dayah (Ponpes) Ruhul Fata Seulimum, Aceh Besar, meninggal akibat komplikasi penyakit. Ia sempat dirawat di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh.
Ribuan pelayat mulai dari muridnya, masyarakat, hingga pejabat ikut mengantarkan jenazahnya ke liang lahat Kamis sore.
Sementara Abuya Jamaluddin Waly mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Teuku Pekan Blang Pidie, Aceh Barat Daya, sekira pukul 23.15 WIB tadi, atau beberapa jam setelah meninggalnya Abon Seulimum.
Kabar meninggalnya Pemimpin Dayah (Pesantren) Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan itu, beredar cepat melalui pesan berantai dan media sosial.
"Aceh kembali berduka. Innalillahi waainna Ilaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah, Abuya Jamaluddin Waly Al-Khalidy pada malam Jumat ini," tulis pengikut fanpage Facebook Ponpes Darussalam, Labuhan Haji.
Abuya Jamaluddin Waly adalah sosok yang disegani kharisma dan keilmuannya. Ia putra dari Abuya Syeikh Muhammad Muda Waly Al Khalidy, ulama besar Asia Tenggara sekaligus pendiri Pesantren Darussalam Labuhan Haji, salah satu ponpes tertua di Aceh.
Jamaluddin Waly memimpin Ponpes Darussalam sepeninggal abang kandungnya, Abuya Profesor Muhibuddin Waly pada 7 Maret 2012. Selain memimpin pesantren warisan orangtuanya dan menjabat Ketua Majelis Zikir Al-Waliyah Aceh, Jamaluddin juga merupakan pembimbing umum (Mursyidul Am) Tarekat Naqsyabandiyah se Aceh.
Tarekat Naqsyabandiyah pertama kali dikembangkan di Aceh oleh ayahnya, Abuya Syeikh Muda Waly. Pengikutnya bukan hanya di Aceh, tapi juga Sumatera Barat, Jawa, Malaysia, dan Asia Tenggara.
Selain sebagai ulama, Abuya Jamaluddin Waly adalah politikus andal yang lama berkiprah di parleman. Ia pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Istimewa Aceh (1968-1987) dan anggota DPR/MPR RI (1987-1999).
Jamaluddin Waly juga piawai menulis dan merangkai syair. Salah satu buku karangannya adalah "Panduan Zikir dan Doa Bersama".(okezone.com)
Abon Seulimum yang merupakan Pemimpin Dayah (Ponpes) Ruhul Fata Seulimum, Aceh Besar, meninggal akibat komplikasi penyakit. Ia sempat dirawat di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh.
Ribuan pelayat mulai dari muridnya, masyarakat, hingga pejabat ikut mengantarkan jenazahnya ke liang lahat Kamis sore.
Sementara Abuya Jamaluddin Waly mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Teuku Pekan Blang Pidie, Aceh Barat Daya, sekira pukul 23.15 WIB tadi, atau beberapa jam setelah meninggalnya Abon Seulimum.
Kabar meninggalnya Pemimpin Dayah (Pesantren) Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan itu, beredar cepat melalui pesan berantai dan media sosial.
"Aceh kembali berduka. Innalillahi waainna Ilaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah, Abuya Jamaluddin Waly Al-Khalidy pada malam Jumat ini," tulis pengikut fanpage Facebook Ponpes Darussalam, Labuhan Haji.
Abuya Jamaluddin Waly adalah sosok yang disegani kharisma dan keilmuannya. Ia putra dari Abuya Syeikh Muhammad Muda Waly Al Khalidy, ulama besar Asia Tenggara sekaligus pendiri Pesantren Darussalam Labuhan Haji, salah satu ponpes tertua di Aceh.
Jamaluddin Waly memimpin Ponpes Darussalam sepeninggal abang kandungnya, Abuya Profesor Muhibuddin Waly pada 7 Maret 2012. Selain memimpin pesantren warisan orangtuanya dan menjabat Ketua Majelis Zikir Al-Waliyah Aceh, Jamaluddin juga merupakan pembimbing umum (Mursyidul Am) Tarekat Naqsyabandiyah se Aceh.
Tarekat Naqsyabandiyah pertama kali dikembangkan di Aceh oleh ayahnya, Abuya Syeikh Muda Waly. Pengikutnya bukan hanya di Aceh, tapi juga Sumatera Barat, Jawa, Malaysia, dan Asia Tenggara.
Selain sebagai ulama, Abuya Jamaluddin Waly adalah politikus andal yang lama berkiprah di parleman. Ia pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Istimewa Aceh (1968-1987) dan anggota DPR/MPR RI (1987-1999).
Jamaluddin Waly juga piawai menulis dan merangkai syair. Salah satu buku karangannya adalah "Panduan Zikir dan Doa Bersama".(okezone.com)
loading...
Post a Comment