Jakarta - Komisaris Besar Faizal Thaib dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI mengatakan tersangka teroris yang ditangkap di Surabaya pada Rabu, 8 Juni lalu adalah sekelompok mantan narapidana narkotika dan kejahatan ringan. Namun, mereka kemudian direkrut oleh terpidana teroris yang dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Porong.
"Mereka keluar menjadi pasukan kecil yang militan dan sangat keras," kata Faizal dalam rapat dengar pendapat dengan Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2016.
Faizal mengatakan para tersangka teroris ini merencanakan serangan hanya dengan jumlah tiga orang. Mereka membuka semua ilmu-ilmu yang didapatkan dari orang-orang Indonesia yang berada di Timur Tengah, termasuk Bahrun Naim yang saat ini diduga berada di Suriah.
"Bahrun Naim adalah inspirator utama mereka karena Bahrun Naim, dengan blognya, sangat rajin share kepada seluruh jaringannya tentang tata cara membuat bom yang demikian cepat perkembangannya," ujar Faizal.
Ia mengatakan, kalau dulu hanya dikenal bom dengan low explosive, sekarang mereka sudah bisa merakit bom high explosive dengan bahan-bahan sintetis dengan daya ledak yang tidak kalah dengan bahan pabrikan. "Itulah yang mereka kembangkan kemarin," kata Faizal.
Setelah menggagalkan rencana serangan tersangka, Densus 88 menemukan lebih dari 20 bom yang mereka siapkan. Faizal mengaku awalnya Densus 88 tak mengetahui secara rinci rencana mereka.
Faizal menambahkan, para tersangka secara aktif menerima ilmu dari blog Bahrun Naim dan juga terinspirasi blog Abu Jandal yang membuat mereka menjadi sangat radikal. Dari kasus ini, Densus 88 semakin menyadari bahwa dunia cyber sangat berperan menyebarkan paham radikalisme.
Menurut Faizal, blog Bahrun Naim aktif menerbitkan tulisan atau video tentang cara pembuatan bom dan teknologi terbaru mengenai bom. Begitu ditutup, besoknya blog baru Bahrun bisa muncul lagi.
Tim Densus 88 Antiteroris menangkap 3 terduga teroris di Surabaya pada Rabu, 8 Juni 2016. Mereka adalah Priyo Hadi Purnomo yang disingkat polisi menjadi PHP, lalu BRN alias Jeffy (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN). Esok harinya, Densus kembali membekuk seorang terduga pelaku berinisial S.
Hasil pemeriksaan polisi menyebutkan bahwa tersangka berencana meledakkan bom di Surabaya pada 17 Ramadan 1437 Hijriah atau 22 Juni 2016. Mereka diduga merencanakan serangan yang mirip dengan peristiwa bom di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Januari lalu.(Tempo)
"Mereka keluar menjadi pasukan kecil yang militan dan sangat keras," kata Faizal dalam rapat dengar pendapat dengan Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2016.
Faizal mengatakan para tersangka teroris ini merencanakan serangan hanya dengan jumlah tiga orang. Mereka membuka semua ilmu-ilmu yang didapatkan dari orang-orang Indonesia yang berada di Timur Tengah, termasuk Bahrun Naim yang saat ini diduga berada di Suriah.
"Bahrun Naim adalah inspirator utama mereka karena Bahrun Naim, dengan blognya, sangat rajin share kepada seluruh jaringannya tentang tata cara membuat bom yang demikian cepat perkembangannya," ujar Faizal.
Ia mengatakan, kalau dulu hanya dikenal bom dengan low explosive, sekarang mereka sudah bisa merakit bom high explosive dengan bahan-bahan sintetis dengan daya ledak yang tidak kalah dengan bahan pabrikan. "Itulah yang mereka kembangkan kemarin," kata Faizal.
Setelah menggagalkan rencana serangan tersangka, Densus 88 menemukan lebih dari 20 bom yang mereka siapkan. Faizal mengaku awalnya Densus 88 tak mengetahui secara rinci rencana mereka.
Faizal menambahkan, para tersangka secara aktif menerima ilmu dari blog Bahrun Naim dan juga terinspirasi blog Abu Jandal yang membuat mereka menjadi sangat radikal. Dari kasus ini, Densus 88 semakin menyadari bahwa dunia cyber sangat berperan menyebarkan paham radikalisme.
Menurut Faizal, blog Bahrun Naim aktif menerbitkan tulisan atau video tentang cara pembuatan bom dan teknologi terbaru mengenai bom. Begitu ditutup, besoknya blog baru Bahrun bisa muncul lagi.
Tim Densus 88 Antiteroris menangkap 3 terduga teroris di Surabaya pada Rabu, 8 Juni 2016. Mereka adalah Priyo Hadi Purnomo yang disingkat polisi menjadi PHP, lalu BRN alias Jeffy (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN). Esok harinya, Densus kembali membekuk seorang terduga pelaku berinisial S.
Hasil pemeriksaan polisi menyebutkan bahwa tersangka berencana meledakkan bom di Surabaya pada 17 Ramadan 1437 Hijriah atau 22 Juni 2016. Mereka diduga merencanakan serangan yang mirip dengan peristiwa bom di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Januari lalu.(Tempo)
loading...
Post a Comment