Pasukan FARC di Kolombia (c) 2016 Merdeka.com/Telesur |
StatusAceh.Net - Pemerintah Kolombia dan Pasukan Revolusioner Kolombia (FARC) resmi berdamai. Perjanjian damai diteken di Ibu Kota Havana, Kuba, yang menjadi mediator selama tiga tahun terakhir.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos bersalaman dengan Pemimpin FARC Rodrigo Londono secara simbolis. "Kita harus mengenang hari ini sebagai hari bersejarah," kata Santos seperti dikutip BBC, Jumat (24/6).
Perang saudara di Kolombia berlangsung lebih sejak 1964, terlama sepanjang sejarah. Dulunya FARC terbentuk sebagai imbas Perang Dingin, didukung Kuba serta Uni Soviet untuk mengubah Kolombia menjadi negara komunis.
Akibat perang saudara ini, lebih dari 220 ribu orang tewas. Diperkirakan tujuh juta orang terpaksa mengungsi karena kekerasan bersenjata selama setengah abad.
Sesuai perjanjian damai, kedua pihak yang bertikai sepakat menghentikan kontak senjata paling lambat 180 hari ke depan.
Tentara Kolombia berjanji tidak akan menahan lebih dari 7 ribu pasukan FARC yang masih bertahan di hutan belantara. Lebih dari itu, pemerintah pusat di Bogota bersedia memberi otonomi kepada wilayah-wilayah yang selama ini dikuasai FARC. Utusan PBB akan memantau proses pelucutan senjata FARC. Selain Kuba, Norwegia, Chile, dan Venezuela turut menjadi penengah kedua pihak yang bertikai.
Kolombia tahun lalu sempat meminta saran serta masukan dari pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi damai. Proses perundingan dengan FARC ini memakai rujukan kesepakatan Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada 2005.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengapresiasi kesepakatan damai di Kolombia. Menurut Ban, situasi politik Amerika Latin akan lebih stabil ke depan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, turut mengapresiasi kesepakatan dua pihak. "Walau kerja keras masih dibutuhkan untuk mewujudkan perdamaian yang hakiki, namun setidaknya akhir dari konflik sudah terlihat," kata Kerry.(merdeka.com)
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos bersalaman dengan Pemimpin FARC Rodrigo Londono secara simbolis. "Kita harus mengenang hari ini sebagai hari bersejarah," kata Santos seperti dikutip BBC, Jumat (24/6).
Perang saudara di Kolombia berlangsung lebih sejak 1964, terlama sepanjang sejarah. Dulunya FARC terbentuk sebagai imbas Perang Dingin, didukung Kuba serta Uni Soviet untuk mengubah Kolombia menjadi negara komunis.
Akibat perang saudara ini, lebih dari 220 ribu orang tewas. Diperkirakan tujuh juta orang terpaksa mengungsi karena kekerasan bersenjata selama setengah abad.
Sesuai perjanjian damai, kedua pihak yang bertikai sepakat menghentikan kontak senjata paling lambat 180 hari ke depan.
Tentara Kolombia berjanji tidak akan menahan lebih dari 7 ribu pasukan FARC yang masih bertahan di hutan belantara. Lebih dari itu, pemerintah pusat di Bogota bersedia memberi otonomi kepada wilayah-wilayah yang selama ini dikuasai FARC. Utusan PBB akan memantau proses pelucutan senjata FARC. Selain Kuba, Norwegia, Chile, dan Venezuela turut menjadi penengah kedua pihak yang bertikai.
Kolombia tahun lalu sempat meminta saran serta masukan dari pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi damai. Proses perundingan dengan FARC ini memakai rujukan kesepakatan Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada 2005.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengapresiasi kesepakatan damai di Kolombia. Menurut Ban, situasi politik Amerika Latin akan lebih stabil ke depan.
loading...
Post a Comment